
IDXChannel – Harga minyak mentah kembali ditutup turun pada Selasa (29/10/2024), melanjutkan penurunan 5 persen dari hari sebelumnya.
Ini seiring meredanya kekhawatiran bahwa perang akan meluas di Timur Tengah dan pernyataan Bank Dunia yang memperkirakan kelebihan pasokan akan mulai menekan harga di 2025.

Menurut data pasar, kontrak berjangka (futures) minyak jenis Brent melemah 0,89 persen ke level USD71,00 per barel. Setali tiga uang, minyak jenis WTI terkoreksi 0,56 persen ke USD67,59 per barel pada Selasa.
Pada Senin (28/10), harga mengalami penurunan terbesar dalam dua tahun setelah para trader mencabut premi risiko perang dari komoditas ini.

Israel, pada akhir pekan, merespons serangan Iran pada 1 Oktober dengan serangan terbatas pada target militer dan industri di negara itu, tanpa mengganggu infrastruktur energi.
Hal ini pada gilirannya meredakan kekhawatiran bahwa perang di Timur Tengah akan meluas dan mengganggu pasokan minyak.

"Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyebutkan, 'serangan terhadap Iran ini akurat dan kuat, memenuhi semua tujuannya,' yang tampaknya mengisyaratkan bahwa ketegangan ini telah mereda," kata PVM Oil Associates, dikutip MT Newswires, Selasa (29/10).
"AS tampaknya juga berpikir demikian, atau setidaknya secara terbuka menyerukan pendinginan ketegangan. Presiden Biden dikutip oleh beberapa media mengatakan bahwa ini seharusnya menjadi akhir dari baku tembak langsung antara kedua negara."
Namun, prospek pasar tetap bearish seiring lemahnya permintaan dari China dan meningkatnya pasokan.
Dalam laporan Prospek Pasar Komoditas Oktober, Bank Dunia memperkirakan harga minyak akan turun 6 persen tahun depan akibat peningkatan pasokan, meskipun OPEC+ diperkirakan menunda pemulihan pemangkasan produksi sukarela sebesar 2,2 juta barel per hari yang dijadwalkan dimulai Desember.
"Pasokan minyak global diperkirakan mencapai sekitar 105 juta barel per hari pada 2025, naik 2 juta barel per hari dari 2024. Sebagian besar peningkatan ini diharapkan terjadi di Brasil, Kanada, Guyana, dan Amerika Serikat, dengan produksi OPEC+ hanya naik sedikit," kata Bank Dunia.
"Konsumsi minyak global diproyeksikan meningkat sekitar 1 juta barel per hari setiap tahunnya pada 2024-2025, atau laju pertumbuhan tahunan di bawah 1 persen.”
Di bawah kondisi ini, Bank Dunia memperkirakan pasokan minyak global akan melebihi permintaan rata-rata 1,2 juta barel per hari tahun depan—kelebihan pasokan yang hanya pernah terjadi selama shutdown terkait COVID-19 pada 2020 dan krisis harga minyak 1998.
Kegagalan harga minyak untuk rebound pada selasa dinilai seiring pasar berfokus kembali pada potensi surplus pasokan di 2025.
"Fokus ketat pada keseimbangan minyak global dan AS masih cenderung bearish dan kemungkinan akan menjadi lebih negatif seiring berjalannya kuartal keempat ini," kata Pendiri Ritterbusch Associates Jim Ritterbusch, dikutip Dow Jones Newswires, Selasa (29/10).
Keputusan OPEC+ untuk menunda rencana peningkatan produksi mulai Desember, atau kejutan positif dari perekonomian China, bisa meredam prospek bearish ini.
"Namun, panduan ekonomi terbaru dari China kemungkinan besar akan lebih rendah dari harapan ketimbang melampauinya," kata perusahaan tersebut. (Aldo Fernando)
Được in lại từ Idxchannel, bản quyền được giữ lại bởi tác giả gốc.
Tuyên bố miễn trừ trách nhiệm: Nội dung trên chỉ đại diện cho quan điểm của tác giả hoặc khách mời. Nó không đại diện cho quan điểm hoặc lập trường của FOLLOWME và không có nghĩa là FOLLOWME đồng ý với tuyên bố hoặc mô tả của họ, cũng không cấu thành bất kỳ lời khuyên đầu tư nào. Đối với tất cả các hành động do khách truy cập thực hiện dựa trên thông tin do cộng đồng FOLLOWME cung cấp, cộng đồng không chịu bất kỳ hình thức trách nhiệm nào trừ khi có cam kết rõ ràng bằng văn bản.
Website Cộng đồng Giao Dịch FOLLOWME: www.followme.asia
Tải thất bại ()