
IDXChannel – Harga minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) melemah pada perdagangan Rabu (30/10/2024), setelah kenaikan sehari sebelumnya, tertekan oleh penurunan kontrak minyak kedelai di Dalian.
Berdasarkan data pasar, hingga pukul 12.17 WIB, kontrak berjangka (futures) CPO di Bursa Malaysia Derivatives turun 0,67 persen ke posisi MYR4.606 per ton, usai meningkat 2,36 persen pada Selasa (29/10).

Harga CPO mengalami penurunan seiring berakhirnya permintaan musiman dari India, pembeli utama.
Dalam sepekan, CPO mendaki 4,75 persen dan dalam sebulan melesat 13,95 persen. Sementara, sepanjang 2024 (YtD), harga minyak sawit mentah melambung 25,10 persen.

Beberapa trader tampak ragu untuk menambah posisi baru menjelang libur nasional di Malaysia pada Kamis dan rilis data PMI yang akan datang dari China. Namun, ringgit yang melemah membatasi penurunan lebih lanjut.
Sementara, harga minyak mentah tetap kuat seiring penurunan tak terduga dalam persediaan AS.

Selain itu, data pengiriman menunjukkan ekspor minyak sawit Malaysia naik 9,7 hingga 10,8 persen dari 1–25 Oktober dibandingkan periode yang sama pada September.
Tren musiman di kuartal IV-2024 juga diperkirakan akan menyebabkan output yang lebih rendah dalam jangka pendek.
Dari sisi kebijakan, Malaysia akan menaikkan bea ekspor menjadi 10 persen untuk minyak sawit yang harganya di atas MYR4.050 mulai 1 November.
Sedangkan, Indonesia akan memulai kebijakan B40, campuran biodiesel dengan 40 persen minyak sawit, pada Januari 2025, dengan rencana meluncurkan B50 di masa mendatang.
Sentimen Positif
Analis senior Fastmarket Palm Oil Analytics, Sathia Varqa, menjelaskan, futures CPO menguat pada Selasa (29/10), mencapai level tertinggi dalam dua tahun.
Peningkatan ini didorong oleh sentimen pasar yang positif, ekspor yang kuat, dan prospek produksi yang stagnan untuk Oktober.
Data resmi dari Malaysian Palm Oil Board (MPOB) dijadwalkan rilis pada 11 November.
Sathia menambahkan, tren penguatan harga mencerminkan fundamental yang kuat, dengan permintaan ekspor CPO Malaysia yang tinggi bulan ini.
“Produksi diharapkan tetap stabil, terutama di semenanjung Malaysia, karena siklus produksi rendah. Futures minyak sawit mempertahankan kenaikan tajamnya meskipun minyak nabati terkait di bursa Dalian dan Zhengzhou mencatat penutupan bervariasi,” ujarnya kepada Bernama.
Sathia juga menambahkan, spekulasi mengenai potensi pemulihan ekonomi China dapat memperkuat harga, terutama dengan adanya pembicaraan tentang stimulus fiskal baru dari China.
“Setiap kebijakan yang mendukung pemulihan ekonomi akan sangat penting bagi sektor ini, karena China adalah salah satu dari tiga pasar ekspor terbesar untuk minyak sawit dari Malaysia dan Indonesia,” katanya. (Aldo Fernando)
Được in lại từ Idxchannel, bản quyền được giữ lại bởi tác giả gốc.
Tuyên bố miễn trừ trách nhiệm: Quan điểm được trình bày hoàn toàn là của tác giả và không đại diện cho quan điểm chính thức của Followme. Followme không chịu trách nhiệm về tính chính xác, đầy đủ hoặc độ tin cậy của thông tin được cung cấp và không chịu trách nhiệm cho bất kỳ hành động nào được thực hiện dựa trên nội dung, trừ khi được nêu rõ bằng văn bản.
Website Cộng đồng Giao Dịch FOLLOWME: www.followme.asia
Tải thất bại ()