Pasardana.id - Wakil Menteri Komunikasi dan Digital Nezar Patria mengungkap beberapa tantangan yang sedang dihadapi oleh industri penyiaran, salah satunya penyebaran audiens. Dia menilai, audiens di industri penyiaran sekarang ini telah mengalami penyebaran yang luar biasa.
Ia mengatakan, perubahan kebiasaan konsumsi media membuat audiens industri penyiaran tidak lagi terkonsentrasi pada saluran televisi atau radio seperti dulu, tetapi menyebar ke berbagai platform digital. Kondisi inilah yang menuntut industri penyiaran untuk beradaptasi dalam melakukan upaya untuk menarik perhatian audiens.
Tantangan lainnya, adalah kelebihan konten akibat kemudahan dalam membuat dan menyiarkan konten di berbagai platform digital.
Saat ini, teknologi memungkinkan siapa saja menjadi produser konten dan menayangkannya di platform seperti TikTok. Konten-konten yang ditayangkan di platform media sosial semacam itu bisa menarik perhatian jutaan penonton.
Kondisi tersebut, menurutnya, akan menghadirkan lebih banyak pesaing bagi industri penyiaran. "Ya kontennya jangan ditanya isinya apa ya. Yaitu kadang-kadang nyanyian-nyanyian lucu atau kekonyolan-kekonyolan yang bisa menjadi hiburan ya, itu bisa menyerap begitu banyak atensi dari publik," kata Nezar dalam keterangan resminya, Jakarta, Kamis (7/11).
Nezar menambahkan, industri penyiaran saat ini juga menghadapi tantangan keberlanjutan, karena digitalisasi telah mengubah lanskap sumber pendapatan industri penyiaran.
"Sehingga lagi-lagi kita harus mencari satu model bisnis yang baru, yang kira-kira bisa menjamin keberlanjutan," katanya.
Nazer pun menyinggung soal risiko pelanggaran hak cipta dan pembajakan meningkat di tengah pendistribusian konten digital yang begitu masif.
Banyak konten yang diambil secara tidak sah dan diunggah kembali tanpa izin. Praktik semacam itu merugikan kreator asli yang telah mengeluarkan biaya dan upaya besar dalam proses produksinya.
"Sehingga ini juga mengancam keberlangsungan dan kepastian dari hak-hak mereka yang kreatif atau yang memproduksi konten itu dengan usaha yang juga tidak kecil, dengan biaya yang juga tidak kecil gitu, kemudian dicuri begitu saja untuk keuntungan komersial pihak lain. Tentu saja ini tidak adil dan ini perbuatan yang melawan hukum," terang Nezar.
Tak hanya itu saja, tantangan yang muncul dalam industri penyiaran juga dengan hadirnya teknologi kecerdasan artifisial. Kehadirnya teknologi kecerdasan buatan, menjadi ruang berita tidak diperlukan lagi. Pekerjaan pembuatan berita juga menjadi lebih mudah dengan dukungan teknologi tersebut.
"Nah itu nanti aplikasi itu akan langsung terhubung dengan platform dan di platform itu ada algoritma yang language modelnya sudah dibuat, modelingnya sudah dibuat, sehingga kita bisa memilih misalnya transkrip itu nanti ditulis dengan struktur style media tertentu. Nah ini tentu saja akan mendisrupsi pola produksi dari newsroom," kata Nezar.
"Ini juga tantangan yang sangat serius dan ini tidak lama lagi. Ya mungkin tahun depan kita sudah bisa menyaksikan ada platform-platform seperti ini muncul. Ini yang lagi dikerjakan saat ini. Jadi kita harus siap-siap dengan guncangan-guncangan baru yang muncul di tahun-tahun depan ini," lanjutnya.
Meski dengan banyaknya sederet tantangan yang dihadapi industri penyiaran nasional ini, dirinya tetap mendukung upaya pertumbuhan industri penyiaran. Hal ini sebagai salah satu upaya pemerintah mencapai target pertumbuhan ekonomi 8 persen.
"Kita harapkan pada sektor penyiaran, industri yang bertumbuh di ekosistem penyiaran ini bisa menopang pertumbuhan tersebut," ucap dia.
Dengan kondisi yang ada saat ini, Nezar trtap melihat peluang industri penyiaran untuk bertumbuh pesat. Sebab hal itu didasari dengan adanya program Analog Switch Off (ASO) yang mendigitalisasi sektor penyiaran Indonesia.
Hal ini menurutnya, berpotensi mendorong pertumbuhan industri penyiaran dengan proyeksi sebesar Rp 109,6 Triliun pada tahun 2027. Angka itu telah mengalami peningkatan dari pendapatan pada tahun 2022 sebesar Rp 90,9 Triliun.
"Dampak ekonomi yang akan dihadapi, terutama tranformasi digital yang begitu masif mengubah lanskap bisnis model dari industri penyiaran dan industri media secara global," ujarnya.
加载失败()