
IDXChannel – Nilai tukar (kurs) rupiah pada perdagangan hari ini ditutup melemah tipis 2,5 poin atau 0,02 persen ke level Rp15.784. Pelemahan tersebut melanjutkan depresiasi mata uang RI sebelumnya.
Pengamat pasar uang, Ibrahim Assuaibi mengatakan, pelemahan rupiah hari ini salah satunya didorong oleh beralihnya pasar ke data inflasi indeks harga konsumen yang akan datang untuk isyarat lebih lanjut tentang suku bunga Fed (Federal Reserve) alias Bank Sentral AS.

“Pembacaan tersebut diharapkan menunjukkan inflasi tetap stabil pada Oktober, yang menjadi pertanda buruk bagi taruhan pada pelonggaran moneter berkelanjutan oleh Fed,” tulis Ibrahim dalam risetnya, Rabu (13/11/2024).
Kemenangan pemilihan Trump menambah ketidakpastian atas prospek inflasi. Presiden terpilih AS itu secara luas diperkirakan meluncurkan lebih banyak kebijakan ekspansif selama masa jabatan keduanya, yang menghadirkan prospek inflasi dan suku bunga yang lebih tinggi.

Rencana China untuk menambah utang sebesar 10 triliun yuan (USD1,4 triliun) sebagian besar tidak memuaskan. Investor kini menunggu lebih banyak langkah fiskal yang bertujuan untuk meningkatkan belanja konsumen dan mendukung pasar properti. Bloomberg melaporkan negara tersebut mempertimbangkan untuk memangkas pajak pembelian rumah untuk mendukung sektor properti, meskipun hal ini tidak banyak membantu menopang saham lokal.
Analis mengatakan, Beijing kemungkinan mencari lebih banyak petunjuk tentang kebijakan Trump terhadap negara tersebut, mengingat ia telah berjanji untuk meningkatkan tarif perdagangan atas impor China. China kini diperkirakan akan menguraikan lebih banyak stimulus fiskal selama dua pertemuan politik tingkat tinggi pada bulan Desember.

Dari sentimen internal, demi untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi tahun ini sebesar 5,1 persen, pemerintah berupaya semaksimal mungkin untuk menggenjot pertumbuhan ekonomi kuartal IV-2024 harus tumbuh 5,3 persen secara tahunan. Selain itu, upaya juga dilakukan untuk memenuhi target pertumbuhan ekonomi dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2024 sebesar 5,1 persen (YoY).
Semua pemangku kebijakan perlu kerja keras, terutama untuk belanja pemerintah alias government spending, di mana siklus di kuartal IV biasanya tinggi. Berdasarkan siklus tersebut, umumnya pemerintah melakukan belanja modal besar-besaran pada akhir tahun.
Được in lại từ Idxchannel, bản quyền được giữ lại bởi tác giả gốc.
Tuyên bố miễn trừ trách nhiệm: Nội dung trên chỉ đại diện cho quan điểm của tác giả hoặc khách mời. Nó không đại diện cho quan điểm hoặc lập trường của FOLLOWME và không có nghĩa là FOLLOWME đồng ý với tuyên bố hoặc mô tả của họ, cũng không cấu thành bất kỳ lời khuyên đầu tư nào. Đối với tất cả các hành động do khách truy cập thực hiện dựa trên thông tin do cộng đồng FOLLOWME cung cấp, cộng đồng không chịu bất kỳ hình thức trách nhiệm nào trừ khi có cam kết rõ ràng bằng văn bản.
Website Cộng đồng Giao Dịch FOLLOWME: www.followme.asia
Tải thất bại ()