
IDXChannel - Saham PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) menyentuh level terendah dalam satu tahun terakhir beberapa waktu lalu. Bahkan, harga saham emiten telekomunikasi tersebut berada di kisaran harga Covid-19 Rp2.500.
"Kami meyakini (harga) TLKM saat ini sangat murah (undervalued) di mana rasio EV/EBITDA hanya 4 kali," kata Analis BRI Danareksa Sekuritas, Niko Margonis melalui riset, Senin (25/11/2024).

Menurutnya, harga TLKM saat ini tak mencerminkan kinerjanya yang tengh mendoorng transformasi dan investasi strategis di berbagai segmen seperti fiber hingga data center.
Niko melihat potensi kenaikan harga saham TLKM seiring strategi konvergensi antara Telkomsel dan Indihome lewat single billing. Dia menilai, strategi Fixed Mobile Convergence (FMC) yang diusung Telkomsel menjadi momentum bagi TLKM di tengah kuatnya data traffic. Telkomsel, kata Niko, telah meluncurkan sejumlah inisiatif mulai dari Super Seru hingga Eznet yang mendongkrak pangsa pasar trafic di kuartal III-2024.

"Kami memperkirakan kesuksesan serupa di segmen fixed broadband dan potensi cross-selling yang kuat lewat FMC, yang rencananya akan diluncurkan lewat sistem single billing pada kuartal IV-2024 atau kuartal I-2025," kata Niko.
Dengan strategi FMC, dia yakin kinerja TLKM akan meningkat yang juga ditopang oleh captive market yang kuat dan konsolidasi network traffic. Berbeda dengan rivalnya, TLKM tetap mempertahankan aset tower miliknya lewat Infraco yang akan dimonetisasi mulai 2025.
Niko mempertahankan rating BUY pada saham TLKM dengan target harga Rp4.250. Dengan harganya yang saat ini sekitar Rp2.770, maka terdapat peluang kenaikan harga lebih dari 50 persen.
Sementara itu, Analis NH Korindo Sekuritas, Leonardo Lijuwardi menyebut, penurunan laba bersih TLKM hingga 30 September 2024 sebesar 9,4 persen menjadi Rp17,7 triliun meski pendapatan masih tumbuh positif 0,9 persen.
Tekanan pada bottom line TLKM disebabkan membengkaknya biaya operasional menjadi Rp55,6 triliun. Di samping kenaikan pada biaya operasional dan pemeliharaan, kenaikan ini juga dipicu oleh program pensiun dini karyawan Telkom.
Leonardo menilai, kinerja operasional dan efisiensi sekaligus sinergi dari Telkomsel masih baik dan cukup stabil. Namun, dia menilai adanya tren yang perlu diwaspadai yakni penurunan Average Revenue per User (ARPU) dari sektor industri seluler di Indonesia.
"Hal yang menjadi catatan adalah Telkomsel mengalami tren penurunan ARPU yang menurun dalam satu tahun terakhir yang kemungkinan dikarenakan Telkomsel tampaknya lebih berusaha untuk mempertahankan basis database pelanggan dan mempertahankan pangsa pasarnya," katanya.
Kendati demikian, dia melihat adanya potensi perbaikan pada ARPU yang bisa menjadi katalis bagi TLKM di samping peluang pada bisnis data center perseroan sebagai mesin pertumbuhan di masa mendatang.
Dia pun merekomendasikan BUY pada saham TLKM dengan target harga Rp3.150 dengan potensi upside 17 persen. Harga ini merefleksikan nilai EV/EBITDA di 5 kali, yang merupakan rata-rata TLKM dalam tiga tahun terakhir.
(Rahmat Fiansyah)
作者:26/11/2024 10:15 WIB,文章来源Idxchannel,版权归原作者所有,如有侵权请联系本人删除。
风险提示:以上内容仅代表作者或嘉宾的观点,不代表 FOLLOWME 的任何观点及立场,且不代表 FOLLOWME 同意其说法或描述,也不构成任何投资建议。对于访问者根据 FOLLOWME 社区提供的信息所做出的一切行为,除非另有明确的书面承诺文件,否则本社区不承担任何形式的责任。
FOLLOWME 交易社区网址: www.followme.asia
加载失败()