
IDXChannel - Sektor minyak dan gas bumi (migas) Indonesia diproyeksikan mencatatkan pertumbuhan positif pada 2025 berkat tambahan produksi dari berbagai proyek baru.
RHB Sekuritas dalam riset terbarunya, yang terbit pada Kamis (5/12/2024), menilai prospek sektor ini tetap menarik meskipun harga minyak mentah dunia melemah.

PT Pertamina Hulu Energi (PHE) menjadi sorotan dengan delapan proyek baru yang dijadwalkan mulai beroperasi pada 2025. Proyek ini sejalan dengan target pemerintah mencapai produksi harian 1 juta barel minyak dan 12 miliar kaki kubik gas pada 2030.
Sementara itu, PT Medco Energi International Tbk (MEDC) memiliki empat proyek baru, termasuk tambahan 30 ribu barel setara minyak per hari (boepd) dari lapangan Terubuk dan Letang Tengah Rawa yang akan berproduksi pada semester I-2025.

Di sisi midstream, PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) mencatat kenaikan harga saham 5,3 persen bulan lalu, dipicu skema harga LNG baru yang menggunakan acuan harga minyak mentah Indonesia (ICP).
Dengan skema ini, harga LNG lokal diperkirakan lebih murah dibandingkan impor, meskipun tantangan pasokan LNG domestik masih menjadi perhatian.

RHB Sekuritas menyebutkan, investasi besar turut mendukung pertumbuhan sektor migas. SKK Migas menargetkan 15 proyek baru pada 2025, dengan tambahan produksi 191.500 boepd dan nilai investasi USD753 juta.
Di sisi lain, PT Elnusa Tbk (ELSA), anak usaha PHE, mengalokasikan Rp650 miliar untuk pembelian rig baru demi mendukung aktivitas di Blok Rokan.
Di tengah pelemahan harga minyak mentah global yang kini di level USD74 per barel, RHB Sekuritas tetap merekomendasikan MEDC dan ELSA sebagai pilihan utama.
Dalam satu bulan terakhir, meskipun Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencatatkan penjualan bersih asing sebesar Rp16,2 triliun, saham PGAS berhasil membukukan arus masuk asing sebesar Rp165 miliar.
Saham PGAS juga, kata RHB, mengungguli kinerja IHSG dengan mencatatkan imbal hasil sebesar 7,7 persen.
Sementara itu, saham MEDC dan ELSA masing-masing mencatat penjualan bersih asing sebesar Rp4,4 miliar dan Rp5,1 miliar.
“Meski demikian, proyek-proyek baru yang akan segera beroperasi berpotensi menjadi katalis positif untuk mendongkrak harga saham keduanya,” kata analis RHB Sekuritas.
Harga minyak mentah lesu di kisaran level USD74 per barel per 4 Desember 2024, turun 3 persen secara tahunan (YoY), dipengaruhi oleh menurunnya permintaan minyak global di tengah peningkatan produksi minyak Amerika Serikat (AS).
Hingga 29 November 2024, jumlah rig aktif di AS tercatat 477 unit, turun 5 persen dibandingkan tahun lalu.
Sementara itu, produksi minyak mentah AS tetap tinggi, mencapai 13,5 juta barel per hari.
Di sisi lain, OPEC+ kembali menunda rencana peningkatan produksi yang dijadwalkan pada Desember dan diperkirakan akan memperpanjang pemotongan produksi hingga kuartal I-2025 dalam pertemuan mendatang. (Aldo Fernando)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.
作者:05/12/2024 15:45 WIB,文章来源Idxchannel,版权归原作者所有,如有侵权请联系本人删除。
风险提示:以上内容仅代表作者或嘉宾的观点,不代表 FOLLOWME 的任何观点及立场,且不代表 FOLLOWME 同意其说法或描述,也不构成任何投资建议。对于访问者根据 FOLLOWME 社区提供的信息所做出的一切行为,除非另有明确的书面承诺文件,否则本社区不承担任何形式的责任。
FOLLOWME 交易社区网址: www.followme.asia
加载失败()