Meneropong Arah Laju Wall Street Pekan Depan Jelang Rilis Inflasi AS

avatar
· Views 72
Meneropong Arah Laju Wall Street Pekan Depan Jelang Rilis Inflasi AS
Meneropong Arah Laju Wall Street Pekan Depan Jelang Rilis Inflasi AS. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Indeks utama Wall Street menutup pekan ini dengan data yang beragam, ditandai dengan penguatan S&P 500 dan Nasdaq Composite, tetapi Dow Jones Industrial Average terpangkas 0,28 persen.

Secara valuasi, indeks S&P 500 diperdagangkan dengan price-to-earnings ratio (P/E) sebesar 22,6 kali, sebuah level tertinggi dalam lebih dari tiga tahun terakhir, menurut data LSEG Datastream.

Baca Juga:
Meneropong Arah Laju Wall Street Pekan Depan Jelang Rilis Inflasi AS Wall Street Dibuka Menguat, Investor Tunggu Data Tenaga Kerja AS

Di tengah penguatan ini, pelaku pasar bakal cukup waspada menyoroti laporan inflasi Indeks Harga Konsumen (CPI) Amerika Serikat.

Sesuai jadwal, CPI bakal diumumkan pada Rabu depan, disusul Indeks Harga Produsen (IHP) sehari setelahnya, melansir Investing, Sabtu (7/12).

Baca Juga:
Meneropong Arah Laju Wall Street Pekan Depan Jelang Rilis Inflasi AS Wall Street Ditutup Lesu, S&P 500 Hentikan Rekor Selama Tiga Hari

Angka inflasi CPI dapat menjadi ujian bagi reli sejumlah indeks Wall Street yang telah mencapai rekor tertingginya. Jika angka inflasi menunjukkan penurunan signifikan, ini dapat memperkuat ekspektasi pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve.

Sebaliknya, jika inflasi tetap tinggi, pasar dapat kembali tertekan oleh kekhawatiran akan kebijakan moneter yang lebih ketat di masa mendatang.

Baca Juga:
Meneropong Arah Laju Wall Street Pekan Depan Jelang Rilis Inflasi AS Wall Street Berkibar, Ekspektasi Pemangkasan Suku Bunga AS Makin Kuat

Malam ini, indikator FedWatch dari CME Group mencatat peluang sebesar 86 persen bahwa bank sentral akan menurunkan Federal Funds Rate (FFR) sebesar 25 basis poin.

Namun, peluang pemangkasan FFR masih terganjal angka Non-Farm Payroll (NFP) yang berada di atas ekspektasi. Sebelumnya, AS merilis peningkatan NFP sebanyak 227.000 pekerjaan, dengan pengangguran naik menjadi 4,2 persen.

Scott Wren, analis Wells Fargo Investment Institute, menggarisbawahi tingkat upah pekerja AS yang masih kuat dikhawatirkan dapat kembali memacu inflasi, meskipun ini menjadi kabar baik di tengah badai pemutusan hubungan kerja (PHK).

"Laporan terkait upah membawa sinyal bahwa Fed masih perlu berhati-hati, karena tidak mudah untuk menahan inflasi sesuai target dalam waktu dekat,” kata Wren dilansir oleh Associated Press.

Terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden AS juga menjadi perhatian pelaku pasar, khususnya terhadap kebijakan peningkatan tarif impor terhadap produk China hingga Kanada. Hal ini dikhawatirkan dapat memacu biaya domestik, sehingga membangkitkan kembali 'hantu' inflasi.

Saat ini pasar dinilai masih cukup waspada terkait segala potensi yang terjadi. Harapan tertuju pada pasar tenaga kerja yang stabil, sehingga dapat berdampak terhadap daya beli, sekaligus menjaga ekonomi negeri beribukota Washington DC itu dari resesi. (Wahyu Dwi Anggoro)

Tuyên bố miễn trừ trách nhiệm: Quan điểm được trình bày hoàn toàn là của tác giả và không đại diện cho quan điểm chính thức của Followme. Followme không chịu trách nhiệm về tính chính xác, đầy đủ hoặc độ tin cậy của thông tin được cung cấp và không chịu trách nhiệm cho bất kỳ hành động nào được thực hiện dựa trên nội dung, trừ khi được nêu rõ bằng văn bản.

Website Cộng đồng Giao Dịch FOLLOWME: www.followme.asia

Bạn thích bài viết này? Hãy thể hiện sự cảm kích của bạn bằng cách gửi tiền boa cho tác giả.
avatar
Trả lời 0

Tải thất bại ()

  • tradingContest