
IDXChannel - Harga minyak ditutup melemah pada Kamis (12/12/2024) setelah Badan Energi Internasional (IEA) menyatakan pasokan diperkirakan melebihi permintaan pada 2025.
Berdasarkan data pasar, kontrak berjangka (futures) minyak jenis Brent terkoreksi 0,15 persen ke USD73,41 per barel, sedangkan minyak WTI turun 0,38 persen ke level USD70,02 per barel.

Dalam laporan bulanan Oil Market Report, dikutip MT Newswires, Kamis (12/12), IEA memangkas proyeksi pertumbuhan permintaan minyak untuk 2024 menjadi 0,84 juta barel per hari (bph), turun dari perkiraan sebelumnya sebesar 0,92 juta bph.
Untuk 2025, permintaan diperkirakan meningkat 1,1 juta bph menjadi 103,9 juta bph, naik dari pertumbuhan kurang dari satu juta bph sebelumnya.

Namun, IEA memperkirakan pasokan rata-rata mencapai 104,8 juta bph pada 2025, tanpa memasukkan kemungkinan kembalinya 2,2 juta bph dari pemotongan sukarela OPEC+.
OPEC+ sebelumnya memutuskan untuk menunda penambahan pasokan hingga April. Proyeksi IEA didasarkan pada peningkatan produksi dari Amerika Serikat (AS), Kanada, dan Amerika Selatan.

IEA menjelaskan, keputusan OPEC+ untuk menunda penghapusan pemotongan produksi sukarela selama tiga bulan dan memperpanjang periode kenaikan bertahap hingga September 2026 secara signifikan mengurangi potensi kelebihan pasokan yang sebelumnya diperkirakan muncul tahun depan.
Meski demikian, mengutip laporan IEA, produksi berlebih dari beberapa anggota OPEC+, pertumbuhan pasokan yang kuat dari negara-negara non-OPEC+, dan pertumbuhan permintaan minyak global yang relatif moderat membuat pasar diperkirakan tetap memiliki pasokan yang memadai pada 2025.
IEA memproyeksikan pertumbuhan permintaan akan didorong oleh negara-negara Asia di luar China, sementara permintaan di China tertahan oleh kondisi ekonominya yang lemah.
Proyeksi ini menjadi yang kedua di pekan ini yang memperkirakan kenaikan stok global pada 2025 setelah sebagian besar tahun 2024 mengalami penurunan.
Sebelumnya, Administrasi Informasi Energi AS (EIA) pada Selasa menyatakan bahwa kenaikan stok diperkirakan mulai terjadi pada kuartal II-2025.
Di sisi lain, OPEC dalam laporan pasar minyak bulanannya pada Rabu memperkirakan stok akan terus menyusut tahun depan.
"OPEC percaya bahwa stok global dan OECD akan berkurang signifikan pada 2024 (perhitungan terbaru menunjukkan tingkat deplesi sebesar 1,60 juta bph), dan tren ini akan berlanjut pada 2025,” kata PVM Oil Associates.
“Berdasarkan angka ini, keputusan untuk menunda rencana penambahan pasokan sukarela menjadi membingungkan karena penambahan 1,1 juta bph yang semula direncanakan rata-rata tahun depan masih tidak akan menyebabkan kelebihan pasokan.” (Aldo Fernando)
Được in lại từ Idxchannel, bản quyền được giữ lại bởi tác giả gốc.
Tuyên bố miễn trừ trách nhiệm: Nội dung trên chỉ đại diện cho quan điểm của tác giả hoặc khách mời. Nó không đại diện cho quan điểm hoặc lập trường của FOLLOWME và không có nghĩa là FOLLOWME đồng ý với tuyên bố hoặc mô tả của họ, cũng không cấu thành bất kỳ lời khuyên đầu tư nào. Đối với tất cả các hành động do khách truy cập thực hiện dựa trên thông tin do cộng đồng FOLLOWME cung cấp, cộng đồng không chịu bất kỳ hình thức trách nhiệm nào trừ khi có cam kết rõ ràng bằng văn bản.
Website Cộng đồng Giao Dịch FOLLOWME: www.followme.asia
Tải thất bại ()