
IDXChannel – Langkah strategis yang dilakukan PT Sejahteraraya Anugrahjaya Tbk (SRAJ), pengelola jaringan Mayapada Hospital, mendapat sorotan dengan hadirnya investor baru asal Amerika Serikat (AS), Bain Capital.
Melalui afiliasinya, BCCS Maverick, Bain Capital berkomitmen menanamkan investasi sebesar USD157 juta, terdiri atas pembelian saham baru senilai USD32 juta dan obligasi sebesar USD125 juta.

Menurut catatan BRI Danareksa Sekuritas, dalam riset pada 9 Desember 2024, Mayapada Hospital, yang menjadi bagian dari grup konglomerasi Mayapada, mengelola tujuh rumah sakit dengan total kapasitas 1.310 tempat tidur.
Meskipun lebih kecil dibandingkan operator besar seperti Hermina (HEAL) dengan 7.613 tempat tidur, Siloam (SILO) dengan 4.097, atau Mitra Keluarga (MIKA) dengan 4.008, SRAJ memiliki keunikan tersendiri.

Fokusnya pada perawatan spesialis dan kasus dengan intensitas tinggi, membuat pendapatannya mencapai rata-rata Rp38 juta per hari per pasien rawat inap pada 2023—jauh di atas rata-rata operator lain sebesar Rp3,6 juta.
“Angka operasional menunjukkan bahwa layanan yang ditawarkan oleh SRAJ cenderung berfokus pada perawatan khusus dan kasus dengan intensitas tinggi, yang menyasar konsumen kelas menengah atas di Indonesia,” kata analis BRI Danareksa.

Sinyal Positif
Analis BRI Danareksa dalam laporannya menilai investasi Bain Capital memberikan sinyal positif bagi sektor kesehatan.
Berdasarkan perhitungan, transaksi ini mencerminkan valuasi sekitar 16,6x (kali) EBITDA untuk 2024 dan 13,1x untuk 2025, sejalan dengan rata-rata operator lain yang berada di kisaran 16,7x hingga 14,1x.
“Investor strategis baru diperkirakan akan memperkuat kepercayaan pasar terhadap sektor ini,” ujar BRI Danareksa.
Dua faktor utama yang mendukung hal ini adalah potensi pasar perawatan kesehatan yang belum tergarap secara optimal dan terkonsentrasi di Pulau Jawa, serta kemampuan operator besar untuk merekrut tenaga medis terbaik sekaligus meningkatkan efisiensi operasional.
Aspek-aspek ini, kata analis BRI Danareksa, memberikan peluang bagi operator rumah sakit yang terdaftar di bursa RI untuk memperluas margin keuntungan melalui efisiensi biaya yang lebih baik dan peningkatan jumlah pasien secara alami.
Optimisme terhadap Pertumbuhan Sektor
BRI Danareksa memperkirakan profitabilitas sektor kesehatan akan tumbuh dengan kuat dalam lima tahun ke depan, dengan CAGR EBITDA sebesar 19 persen untuk periode 2024-2029.
Saat ini, valuasi rata-rata sektor berada di level 14x EBITDA 2025, atau diskon 24 persen dibandingkan rata-rata di pasar negara berkembang.
Di tengah optimisme tersebut, Hermina (HEAL) tetap menjadi rekomendasi utama BRI Danareksa dengan target harga Rp2.000 per saham.
Dengan strategi efisiensi biaya operasional dan peningkatan layanan peserta JKN melalui program coordination of benefits (CoB), Hermina diyakini akan terus mencatatkan pertumbuhan yang solid.
Singkatnya, hadirnya investor strategis seperti Bain Capital bukan hanya memperkuat posisi SRAJ, tetapi juga diyakini dapat meningkatkan kepercayaan pasar terhadap prospek jangka panjang sektor kesehatan di Indonesia. (Aldo Fernando)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.
作者:13/12/2024 17:15 WIB,文章来源Idxchannel,版权归原作者所有,如有侵权请联系本人删除。
风险提示:以上内容仅代表作者或嘉宾的观点,不代表 FOLLOWME 的任何观点及立场,且不代表 FOLLOWME 同意其说法或描述,也不构成任何投资建议。对于访问者根据 FOLLOWME 社区提供的信息所做出的一切行为,除非另有明确的书面承诺文件,否则本社区不承担任何形式的责任。
FOLLOWME 交易社区网址: www.followme.asia
加载失败()