
Produksi minyak sawit mentah (crude palm oil atau CPO) Malaysia diperkirakan mengalami penurunan signifikan pada bulan Desember 2024. Penurunan ini terjadi akibat curah hujan tinggi yang berlangsung selama empat bulan terakhir, yang mengganggu proses panen dan transportasi hasil perkebunan.
Mengutip Reuters, Jumat (13/12/2024), Direktur Jenderal Dewan Minyak Sawit Malaysia (MPOB), Ahmad Parveez Ghulam Kadir, menyatakan bahwa produksi CPO dapat turun hingga 20% jika banjir besar terus berlanjut.
"Kami memperkirakan potensi pengurangan sekitar 5% hingga 8% produksi minyak sawit mentah (CPO) dalam keadaan normal. Namun, jika banjir besar terus berlanjut, pengurangannya bisa mencapai 10% hingga 20%," jelas Ahmad.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hujan deras yang melanda wilayah Malaysia tidak hanya mengganggu panen, tetapi juga merusak infrastruktur perkebunan seperti jalan dan jembatan. Hal ini menghambat pengangkutan tandan buah segar dari perkebunan ke pabrik, sehingga memperparah situasi.
Penurunan produksi ini diperkirakan akan berdampak pada stok minyak sawit di Malaysia dan semakin mendorong kenaikan harga benchmark futures, yang saat ini mendekati level tertinggi dalam 2,5 tahun terakhir. Alhasil, produk-produk turunan minyak sawit pun bisa ikut terkerek, salah satunya minyak goreng.
Minyak sawit yang biasanya diperdagangkan dengan harga lebih rendah dibandingkan minyak kedelai dan minyak bunga matahari, kini justru lebih mahal dibandingkan minyak pesaingnya. Hal ini disebabkan oleh terbatasnya pasokan di pasar global.
Adapun pada bulan November 2024, produksi CPO Malaysia tercatat turun 9,8% dibandingkan bulan sebelumnya, menjadi 1,62 juta metrik ton. Angka ini merupakan produksi terendah sejak tahun 2020.
Seorang produsen minyak sawit di Malaysia, yang enggan disebut namanya, memprediksi bahwa hasil panen pada Desember 2024 akan lebih rendah dibandingkan tahun lalu. Sebagai perbandingan, pada Desember 2023, Malaysia mencatatkan produksi sebesar 1,55 juta ton CPO.
Penurunan produksi ini menjadi perhatian utama, mengingat Malaysia adalah produsen minyak sawit terbesar kedua di dunia setelah Indonesia. Situasi ini diperkirakan akan memberikan tekanan lebih lanjut pada pasokan global dan harga minyak sawit di pasar internasional.
(eds/eds)Được in lại từ detik_id, bản quyền được giữ lại bởi tác giả gốc.
Tuyên bố miễn trừ trách nhiệm: Nội dung trên chỉ thể hiện quan điểm của tác giả hoặc khách mời. Nó không đại diện cho bất kỳ quan điểm hoặc vị trí nào của FOLLOWME và không có nghĩa là FOLLOWME đồng ý với tuyên bố hoặc mô tả của nó, cũng không cấu thành bất kỳ lời khuyên đầu tư nào. Đối với tất cả các hành động do khách truy cập thực hiện dựa trên thông tin do cộng đồng FOLLOWME cung cấp, cộng đồng không chịu bất kỳ hình thức trách nhiệm pháp lý nào trừ khi được cam kết bằng văn bản.
Trang web cộng đồng giao dịch FOLLOWME: www.followme.asia
Tải thất bại ()