
IDXChannel – Harga minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) mengawali 2025 dengan koreksi signifikan, pada Kamis (2/1/2025).
CPO mencatatkan penurunan selama tiga hari berturut-turut di tengah perdagangan yang lesu setelah libur Tahun Baru, karena banyak pelaku pasar masih memperpanjang liburan mereka.

Menurut data pasar, hingga pukul 12.23 WIB, kontrak berjangka (futures) CPO di Bursa Malaysia Derivatives merosot 1,33 persen ke level MYR4.389 per ton.
Mengutip Trading Economics, Kamis (2/1), tekanan tambahan muncul dari kekhawatiran terhadap lemahnya ekspor, dengan survei kargo mencatat penurunan pengiriman Desember sebesar 2,5 persen hingga 7,8 persen dibandingkan bulan sebelumnya.

Di pasar utama seperti China, data survei swasta menunjukkan aktivitas pabrik tumbuh lebih lambat bulan lalu, sejalan dengan angka resmi.
Ketidakpastian yang terus berlanjut, terutama dari lingkungan perdagangan global dan permintaan luar negeri, turut membebani prospek pasar.

Namun, peluncuran mandat biodiesel B40 di Indonesia, yang meningkat dari B35, mulai 1 Januari, membantu menahan penurunan harga lebih lanjut.
Sepanjang 2024, harga minyak sawit melonjak 21 persen setelah dua tahun berturut-turut mengalami penurunan, didorong oleh peningkatan permintaan di tengah stagnasi produksi di negara produsen utama.
Sementara itu, Uni Eropa menyetujui penundaan selama satu tahun untuk undang-undang deforestasi mereka, yang baru akan berlaku pada Desember 2025.
Proyeksi 2025
Harga CPO diproyeksikan tetap tinggi pada 2025, didorong berbagai faktor fundamental. Produksi yang rendah di Indonesia, kebijakan biodiesel B40, dan terbatasnya pasokan minyak bunga matahari serta rapeseed menjadi pendorong utama.
RHB Sekuritas memperkirakan harga CPO mencapai MYR4.300 per ton pada 2025, dengan rasio stok/penggunaan minyak nabati global diprediksi turun ke level terendah 15 tahun. OCBC Sekuritas juga optimistis, menyebut kebijakan B40 akan menjaga permintaan dan harga tetap tinggi.
Dewan Negara Penghasil Minyak Sawit (CPOPC) memproyeksikan harga di rentang MYR4.000–4.800 per ton, didukung stagnasi produksi di Indonesia dan Malaysia.
MARC Ratings mencatat banjir di Malaysia dan ekspor terbatas dari Indonesia turut mendukung harga, yang diprediksi rata-rata MYR4.600 per ton pada 2025.
Selain itu, konflik Rusia-Ukraina yang mengganggu pasokan minyak bunga matahari serta meningkatnya permintaan biodiesel memperkuat tren positif harga CPO.
Namun, dampak cuaca buruk baru akan membaik pada paruh kedua 2025, dengan produksi diperkirakan normal kembali pada 2026. (Aldo Fernando)
作者:02/01/2025 12:35 WIB,文章来源Idxchannel,版权归原作者所有,如有侵权请联系本人删除。
风险提示:以上内容仅代表作者或嘉宾的观点,不代表 FOLLOWME 的任何观点及立场,且不代表 FOLLOWME 同意其说法或描述,也不构成任何投资建议。对于访问者根据 FOLLOWME 社区提供的信息所做出的一切行为,除非另有明确的书面承诺文件,否则本社区不承担任何形式的责任。
FOLLOWME 交易社区网址: www.followme.asia
加载失败()