
IDXChannel – Harga minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) pulih pada perdagangan Jumat (3/1/2025), mencatatkan kenaikan pertama dalam empat hari terakhir.
Berdasarkan data pasar, hingga pukul 13.51 WIB, kontrak berjangka (futures) CPO di Bursa Malaysia Derivatives naik 0,85 persen ke level MYR4.373 per ton, memutus penurunan 3 hari berturut-turut sebelumnya.

Mengutip Trading Economics, Jumat (3/1), kenaikan hari ini didorong oleh optimisme terhadap permintaan yang kuat dari China menjelang Tahun Baru Imlek pada akhir Januari.
Selain itu, permintaan dari konsumen terbesar dunia, India, diperkirakan tumbuh lebih lanjut tahun ini, didukung oleh urbanisasi yang terus berlangsung dan pertumbuhan populasi.

Sejalan dengan itu, Standar Minyak Sawit Berkelanjutan Malaysia atau MSPO 2.0 secara resmi diberlakukan pada awal 2025. Standar terbaru ini memperkenalkan pedoman yang lebih ketat terkait keberlanjutan, keterlacakan, dan praktik etis dalam produksi minyak sawit.
Meskipun terjadi kenaikan harian, kontrak berjangka ini diperkirakan turun hampir 6 persen untuk pekan ini.

Hal tersebut mencerminkan kekhawatiran yang meningkat terkait kelayakan implementasi mandatori biodiesel B40 di Indonesia, mengingat adanya penundaan regulasi dan ketidakpastian pendanaan.
Di sisi ekspor, survei kargo mencatat penurunan pengiriman minyak sawit Malaysia sebesar 2,5 persen hingga 7,8 persen pada Desember dibandingkan bulan sebelumnya.
Prospek 2025
Harga CPO diproyeksikan tetap tinggi pada 2025, didorong berbagai faktor fundamental. Produksi yang rendah di Indonesia, kebijakan biodiesel B40, dan terbatasnya pasokan minyak bunga matahari serta rapeseed menjadi pendorong utama.
RHB Sekuritas memperkirakan harga CPO mencapai MYR4.300 per ton pada 2025, dengan rasio stok/penggunaan minyak nabati global diprediksi turun ke level terendah 15 tahun. OCBC Sekuritas juga optimistis, menyebut kebijakan B40 akan menjaga permintaan dan harga tetap tinggi.
Dewan Negara Penghasil Minyak Sawit (CPOPC) memproyeksikan harga di rentang MYR4.000–4.800 per ton, didukung stagnasi produksi di Indonesia dan Malaysia.
MARC Ratings mencatat banjir di Malaysia dan ekspor terbatas dari Indonesia turut mendukung harga, yang diprediksi rata-rata MYR4.600 per ton pada 2025.
Selain itu, konflik Rusia-Ukraina yang mengganggu pasokan minyak bunga matahari serta meningkatnya permintaan biodiesel memperkuat tren positif harga CPO.
Namun, dampak cuaca buruk baru akan membaik pada paruh kedua 2025, dengan produksi diperkirakan normal kembali pada 2026. (Aldo Fernando)
Được in lại từ Idxchannel, bản quyền được giữ lại bởi tác giả gốc.
Tuyên bố miễn trừ trách nhiệm: Quan điểm được trình bày hoàn toàn là của tác giả và không đại diện cho quan điểm chính thức của Followme. Followme không chịu trách nhiệm về tính chính xác, đầy đủ hoặc độ tin cậy của thông tin được cung cấp và không chịu trách nhiệm cho bất kỳ hành động nào được thực hiện dựa trên nội dung, trừ khi được nêu rõ bằng văn bản.
Website Cộng đồng Giao Dịch FOLLOWME: www.followme.asia
Tải thất bại ()