
IDXChannel - Nilai tukar (kurs) rupiah ditutup melemah 1 poin atau 0,01 persen ke level Rp16.198 per USD tersengat sentimen global dan domestik.
Pengamat pasar uang, Ibrahim Assuaibi mengatakan, pelemahan rupiah seiring dengan meningkatnya kekhawatiran bahwa suku bunga AS yang akan turun lebih lambat
"Federal Reserve (The Fed) telah memperingatkan pada Desember bahwa inflasi yang lesu dan kekuatan di pasar tenaga kerja akan membuat suku bunga tetap tinggi untuk waktu yang lebih lama, dengan komentar terbaru dari pejabat Fed yang mendukung gagasan ini," tulis Ibrahim dalam risetnya, Senin (6/1/2025).
Gubernur Adriana Kugler dan Presiden Fed San Francisco Mary Daly mengatakan, bank sentral masih belum menyatakan kemenangan atas inflasi, dan mengamati pasar tenaga kerja dengan saksama untuk mencari tanda-tanda pelemahan.
Inflasi yang lesu dan pasar tenaga kerja yang kuat membuat The Fed kurang bersemangat untuk memangkas suku bunga. Fokus minggu ini adalah pada data penggajian nonpertanian yang akan datang untuk isyarat lebih lanjut tentang suku bunga.
Fokus pekan ini sepenuhnya tertuju pada data inflasi utama untuk Desember, yang kemungkinan akan menjadi faktor dalam ekspektasi untuk stimulus lebih lanjut di negara tersebut. Beijing diperkirakan akan meningkatkan pengeluaran fiskal pada 2025 untuk mendukung ekonomi China, yang tengah bergulat dengan deflasi yang terus-menerus selama bertahun-tahun dan penurunan pasar properti.
Presiden AS Donald Trump juga telah berjanji untuk mengenakan tarif perdagangan yang tinggi terhadap China, yang dapat memacu respons stimulus yang lebih kuat dari Beijing.
Dari sentimen domestik, pasar terus mengamati Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara atau APBN 2024 mencatatkan defisit Rp507,8 triliun atau setara 2,29 persen terhadap produk domestik bruto (PDB). Defisit itu melebar dari 2023 yang sebesar Rp347,6 triliun atau 1,65 persen terhadap PDB.
Selain itu, tekanan harga pangan akibat El Nino, tingginya harga minyak, hingga perlambatan ekonomi China juga memengaruhi prospek ekonomi Indonesia dan APBN.
Berdasarkan data di atas, mata uang rupiah untuk perdagangan selanjutnya diprediksi bergerak fluktuatif dan ditutup menguat direntang Rp16.150-Rp16.210 per USD.
(DESI ANGRIANI)
Được in lại từ Idxchannel, bản quyền được giữ lại bởi tác giả gốc.
Tuyên bố miễn trừ trách nhiệm: Quan điểm được trình bày hoàn toàn là của tác giả và không đại diện cho quan điểm chính thức của Followme. Followme không chịu trách nhiệm về tính chính xác, đầy đủ hoặc độ tin cậy của thông tin được cung cấp và không chịu trách nhiệm cho bất kỳ hành động nào được thực hiện dựa trên nội dung, trừ khi được nêu rõ bằng văn bản.
Tải thất bại ()