
IDXChannel - Nilai tukar (kurs) rupiah pada perdagangan hari ini ditutup menguat tipis 13 poin atau 0,08 persen ke level Rp16.270 per USD setelah sebelumnya terdepresiasi. Hal ini juga sejalan dengan sentimen global dan domestik.
Pengamat pasar uang, Ibrahim Assuaibi mengatakan, penguatan rupiah ini juga disebabkan oleh sentimen eksternal yaitu para pelaku pasar berspekulasi tentang seberapa parah tarif perdagangan yang direncanakan Presiden terpilih Donald Trump dan suku bunga AS.

"Dan juga menunggu lebih banyak isyarat tentang suku bunga AS dari data inflasi utama yang akan dirilis minggu ini, dengan dolar tetap mendekati level tertinggi dua tahun untuk mengantisipasi data tersebut," kata Ibrahim dalam risetnya, Selasa (14/1/2025).
Selain itu, diketahui tim Trump sedang mempersiapkan rencana untuk penerapan tarif perdagangan secara bertahap dalam beberapa bulan mendatang, Bloomberg melaporkan pada hari Senin, meskipun tidak jelas apakah Presiden terpilih akan menindaklanjuti rencana tersebut.

Rencana tersebut akan melibatkan kenaikan tarif antara 2 persen hingga 5 persen setiap bulan, dan akan memberi pemerintah Washington lebih banyak pengaruh dalam negosiasi perdagangan, sekaligus mencegah lonjakan inflasi yang tiba-tiba karena bea masuk.
Namun, hal ini sebagian besar diimbangi oleh kekhawatiran bahwa tarif juga akan menjadi faktor inflasi yang lebih tinggi, sehingga suku bunga tetap bertahan lebih lama. Trump telah berjanji untuk mengenakan tarif impor yang tinggi sejak "hari pertama" menjabat sebagai presiden, dengan janji bea masuk sebesar 60 persen terhadap China menjadi perhatian utama.

Fokus minggu ini juga pada data inflasi indeks harga konsumen untuk Desember, yang akan dirilis pada Rabu, yang diharapkan dapat memberikan lebih banyak petunjuk tentang suku bunga.
Inflasi yang tinggi dan kekuatan di pasar tenaga kerja diharapkan dapat memberi Federal Reserve lebih banyak ruang untuk mempertahankan suku bunga tetap tinggi - tren yang menjadi pertanda buruk bagi aset yang tidak memberikan imbal hasil seperti emas dan logam lainnya.

Dari sentimen domestik, pemerintah meyakini pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa tumbuh 5,1 persen pada 2024, karena mampu menjaga pertumbuhan ekonomi pada tingkat yang solid sebesar 4,95 persen (year on year) pada triwulan III-2024 yang mencerminkan ketahanan dan daya saing ekonomi.
Selain itu, indikator sektor riil juga menunjukan angka positif, diantaranya, PMI Manufaktur yang tetap ekspansif di level 51,2, dengan permintaan domestik yang kuat, dan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) juga terus optimis yakni pada Desember 2024 adalah 127,7, serta Indeks Penjualan Riil (IPR) juga tumbuh positif.

Disamping itu, pertumbuhan ekonomi Indonesia di 2024 juga terdongkrak oleh beberapa kebijakan dan kegiatan ekonomi yang lebih bergeliat di akhir tahun, yaitu jelang Natal dan Tahun Baru lalu seperti program mudik gratis, diskon harga tiket pesawat.
Dalam menjaga momentum pertumbuhan ekonomi tetap bagus, Pemerintah telah mengeluarkan juga berbagai Paket Stimulus Ekonomi yang telah dirilis di akhir 2024 lalu, seperti bantuan pangan/beras, diskon listrik 50 persen untuk 2 bulan, PPN DTP properti dan otomotif, serta insentif PPh Pasal 21 DTP untuk sektor padat karya.
Salah satu modal yang dimiliki Indonesia adalah potensi kelas menengah yang besar, sebagai pendorong utama pertumbuhan ekonomi. Jumlah kelas menengah Indonesia sangat signifikan, dengan proporsi mencapai 66,35 persen dari total penduduk.
"Jadi, Pemerintah secara konsisten memberi dukungan untuk kelas menengah melalui berbagai program seperti subsidi, insentif pajak, dukungan akses pembiayaan usaha, serta peningkatan kapasitas SDM," katanya.
Berdasarkan data diatas, mata uang rupiah untuk perdagangan selanjutnya diprediksi bergerak fluktuatif dan ditutup melemah direntang Rp16.260 - Rp16.320 per USD
(kunthi fahmar sandy)
作者:14/01/2025 16:45 WIB,文章来源Idxchannel,版权归原作者所有,如有侵权请联系本人删除。
风险提示:以上内容仅代表作者或嘉宾的观点,不代表 FOLLOWME 的任何观点及立场,且不代表 FOLLOWME 同意其说法或描述,也不构成任何投资建议。对于访问者根据 FOLLOWME 社区提供的信息所做出的一切行为,除非另有明确的书面承诺文件,否则本社区不承担任何形式的责任。
FOLLOWME 交易社区网址: www.followme.asia
加载失败()