
IDXChannel – Harga minyak mentah turun dari level tertinggi lima bulan pada Selasa (14/1/2025), menyusul sanksi ketat Amerika Serikat (AS) terhadap ekspor minyak Rusia.
Perhatian kini beralih ke dampak tarif impor yang dijanjikan presiden terpilih AS Donald Trump.

Berdasarkan data pasar, kontrak berjangka (futures) minyak Brent melemah 0,72 persen ke level USD80,32 per barel, usai menguat 3 hari beruntun sebelumnya.
Demikian pula, futures WTI terkoreksi 0,88 persen ke posisi USD78,13 per barel pada Selasa.

Melansir dari Trading Economics, pemerintahan Biden yang akan berakhir pekan lalu memberlakukan sanksi baru terhadap ekspor minyak Rusia, termasuk pembatasan pada produsen minyak Rusia seperti Gazprom Neft dan Surgutneftegas, beserta anak perusahaannya.
Selain itu, 183 kapal, puluhan pedagang minyak, penyedia jasa ladang minyak, perusahaan asuransi, dan pejabat energi juga dikenai sanksi.

Langkah-langkah ini diperkirakan mengurangi pendapatan Rusia dari ekspor minyaknya dan memaksa pelanggan utama seperti China dan India mencari pasokan alternatif.
Namun, kebijakan ini hadir di tengah rencana tarif hingga 60 persen pada impor dari China oleh pemerintahan Trump yang akan datang, yang kemungkinan dapat memperlambat permintaan dari importir minyak terbesar dunia jika diberlakukan.
"Kenaikan tajam minyak mentah baru-baru ini terhenti, dengan Brent melemah setelah menemui resistensi di level tertinggi Oktober. Setelah lonjakan awal akibat prospek penurunan pasokan Rusia karena sanksi AS yang lebih keras, perhatian pedagang kembali pada dampak negatif tarif perdagangan terhadap permintaan," kata Saxo Bank.
Konsultan energi Ritterbusch berpendapat, futures minyak kehilangan sebagian keuntungannya akibat aksi ambil untung setelah reli yang dipicu oleh sanksi tambahan AS terhadap Rusia dan permintaan kuat bahan bakar pemanas selama musim dingin.
Ritterbusch menilai respons terhadap sanksi ini berlebihan.
Ritterbusch menambahkan, "Kondisi pasar yang secara teknis sudah jenuh beli belum cukup untuk memprediksi puncak kenaikan tajam bulan lalu, kecuali perkiraan suhu menunjukkan kembali ke pola normal di wilayah timur laut. Kami belum melihat bukti tersebut."
Fokus pasar pada Rabu diperkirakan beralih ke data inventori AS. EIA diperkirakan melaporkan penurunan stok minyak mentah AS untuk kedelapan minggu berturut-turut serta peningkatan stok produk minyak, menurut survei analis oleh Wall Street Journal.
Dalam langkah terkait, enam negara Eropa pada Senin mendesak Uni Eropa untuk menurunkan batas harga USD60 per barel untuk minyak Rusia guna menekan upaya perang Rusia di Ukraina.
Namun, permintaan yang lebih lemah dari China dapat membatasi dampak dari pasokan yang lebih ketat, setelah data menunjukkan impor minyak mentah negara tersebut turun pada 2024 untuk pertama kalinya dalam dua dekade, di luar periode pandemi. (Aldo Fernando)
作者:15/01/2025 07:25 WIB,文章来源Idxchannel,版权归原作者所有,如有侵权请联系本人删除。
风险提示:以上内容仅代表作者或嘉宾的观点,不代表 FOLLOWME 的任何观点及立场,且不代表 FOLLOWME 同意其说法或描述,也不构成任何投资建议。对于访问者根据 FOLLOWME 社区提供的信息所做出的一切行为,除非另有明确的书面承诺文件,否则本社区不承担任何形式的责任。
FOLLOWME 交易社区网址: www.followme.asia
加载失败()