
Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso mengatakan, produk baja lokal belum cukup untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Ia mengatakan, Indonesia masih butuh sekitar 4 juta metrik ton baja untuk memenuhi kebutuhan.
Padahal, kata Budi, permintaan produk baja dunia tengah berada dalam tren positif dalam lima tahun terakhir yang tercatat meningkat 9,13%. Selain itu, nilai kebutuhan produk baja dunia juga disebut menyentuh US$ 865 miliar.
"Permintaan dunia ya selama lima tahun terakhir ini selalu positif sebesar 9,13 persen. Dengan permintaan dunia itu US$ 865 miliar. Ya jadi kita itu mau memenuhi kebutuhan dalam negeri saja masih belum bisa gitu. Jadi kalau kita kebutuhan dunia meningkat seperti itu ya memang harus kerja keras," kata Budi dalam acara pelepasan ekspor produk baja PT Gunung Raja Paksi di Cikarang Barat, Bekasi, Jawa Barat, Rabu (15/1/2025).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk memenuhi kebutuhan baja dalam negeri sekaligus juga memacu ekspor, Budi mengaku telah menyiapkan tiga program utama. Pertama, katanya, melakukan pengamanan pasar dalam negeri.
Budi mengatakan, besarnya pasar Indonesia menjadi incaran banyak negara penghasil produk baja. Untuk melindungi produk lokal di pasar domestik, ia mengaku telah menerapkan mekanisme anti-dumping.
"Karena itu secara internasional diperbolehkan akan kita lakukan. Kemudian juga bagaimana produk-produk kita, produk-produk dalam negeri kita, produk-produk UMKM kita ini bisa tersalurkan lewat saluran distribusi, saluran marketing yang ada di dalam negeri," terangnya.
Kedua, Kemendag juga memperluas pasar ekspor produk baja. Sistem ini, kata Budi, memungkinkan produk ekspor Indonesia dikenakan tarif lebih rendah sebagaimana perjanjian ASEAN-Australia-New Zealand Free Trade Area (AFTA).
"Ini salah satu program kita yaitu perluasan pasar ekspor. Sehingga sekarang kita banyak melakukan perjanjian dagang dengan negara lain," jelasnya.
Ketiga, peningkatan kualitas produk UMKM untuk menjangkau pasar ekspor. Budi menekankan, jangan sampai UMKM kalah bersaing baik di pasar domestik maupun internasional.
"Kalau UMKM bisa ekspor bisa itu berani inovasi siapa datasi. Berani inovasi itu artinya harus punya daya saing. Kalau sudah bisa ekspor berarti untuk masuk di pasar dalam negeri lebih mudah karena kualitasnya sudah ekspor. Ya jangan sampai UMKM kalah dengan produk-produk dari negara lain," ungkapnya.
Sementara saat ini, kata Budi, RI memiliki perwakilan khusus yang bertugas untuk mempromosikan perdagangan lokal ke pasar internasional dalam Indonesian Trade Promotion Center (ITPC). Ia mengatakan, ITPC tersebar di 33 negara.
Melalui perwakilan itu, para pelaku usaha akan melakukan pithcing atau penyampaian ide bisnis kepada pihak-pihak dari negara terkait yang dilakukan setiap bulan Januari. Kemudian, kata Budi, perwakilan ITPC yang bertugas untuk mencari calon pembeli atau buyer dan melakukan matching atau pertemuan bisnis untuk mencari peluang kerja sama.
Budi menambahkan, Kemendag sendiri telah menggelar agenda tahunan yang mempertemukan pelaku usaha dalam negeri dengan para seluruh calon konsumen dalam berbagai negara.
"Jadi pameran apapun yang diselenggarakan oleh siapapun sepanjang itu orientasinya ekspor, maka tugas kita adalah mencarikan buyer, ya, tugas perwakilan kita mencarikan buyer," tutupnya.
(rrd/rrd)Được in lại từ detik_id, bản quyền được giữ lại bởi tác giả gốc.
Tuyên bố miễn trừ trách nhiệm: Nội dung trên chỉ đại diện cho quan điểm của tác giả hoặc khách mời. Nó không đại diện cho quan điểm hoặc lập trường của FOLLOWME và không có nghĩa là FOLLOWME đồng ý với tuyên bố hoặc mô tả của họ, cũng không cấu thành bất kỳ lời khuyên đầu tư nào. Đối với tất cả các hành động do khách truy cập thực hiện dựa trên thông tin do cộng đồng FOLLOWME cung cấp, cộng đồng không chịu bất kỳ hình thức trách nhiệm nào trừ khi có cam kết rõ ràng bằng văn bản.
Website Cộng đồng Giao Dịch FOLLOWME: www.followme.asia
Tải thất bại ()