Tertarik Investasi di Pasar Modal? Ini Tipsnya Buat Pemula

IDXChannel - Investasi di pasar modal menjadi salah satu pilihan menarik bagi masyarakat Indonesia. Selain memberikan potensi keuntungan besar, investasi di pasar modal juga dapat membantu meningkatkan ekonomi nasional.

Namun bagi pemula, memulai investasi di pasar modal  bisa membingungkan. Sehingga sebelum mulai tanam modal, penting untuk memahami konsep dasar pasar modal. 

Baca Juga:

Waspada Penipuan Atas Nama Era Media (DOOH), Tawarkan Investasi Mulai Rp20 Ribu

Kepala Kantor Perwakilan Bursa Efek Indonesia (BEI) Sumatera Utara, M Pintor Nasution mengatakan, pasar modal adalah tempat bertemunya pihak yang membutuhkan dana (perusahaan tercatat) dengan pihak yang memiliki dana (investor). 

Di pasar modal, para investor dapat membeli instrumen investasi, seperti saham, obligasi, reksa dana, dan lainnya. 

Baca Juga:

Tips MotionTrade: Empat Cara Investasi Saham untuk Gaji UMR

"Memahami bagaimana pasar modal bekerja adalah langkah pertama yang perlu diketahui," kata Pintor, Jumat (17/1/2025). 

 
Selain itu, investasi di pasar modal harus memiliki tujuan. Investasi tanpa tujuan yang jelas dapat membuat seseorang mudah terpengaruh oleh fluktuasi pasar. 

Baca Juga:

Mau Investasi Saham? Jangan Asal, Ini Saran dari Sri Mulyani

Oleh karena itu, tentukan tujuan investasi Anda sejak awal. Apakah untuk menyiapkan dana pensiun, biaya pendidikan anak, atau membeli rumah. 

"Tujuan ini akan menentukan strategi investasi, termasuk instrumen apa yang cocok dan berapa lama waktu untuk berinvestasi," tutur Pintor.
 
Ada berbagai instrumen investasi di pasar modal, masing-masing dengan karakteristik dan tingkat risiko yang berbeda. Beberapa instrumen yang umum adalah saham, obligasi, dan reksa dana. 

"Jika kita membeli saham, berarti kita menjadi pemilik sebagian dari perusahaan tersebut. Saham cenderung memberikan potensi keuntungan yang tinggi, tetapi risikonya juga besar," ujarnya.

Sedangkan obligasi adalah surat utang yang diterbitkan oleh perusahaan atau pemerintah. Obligasi relatif lebih aman dibanding saham, tetapi potensi keuntungannya lebih rendah. 

Sementara reksa dana merupakan produk investasi yang mengelola dana dari banyak investor untuk diinvestasikan dalam berbagai instrumen seperti saham dan obligasi.