
IDXChannel - Harga minyak mentah turun untuk hari keenam berturut-turut pada Kamis (23/1/2025), meskipun laporan menunjukkan penurunan cadangan minyak AS pekan lalu.
Berdasarkan data pasar, kontrak berjangka (futures) minyak Brent melemah 1,14 persen ke level USD77,86 per barel. Sementara, minyak WTI merosot 1,50 persen menjadi USD74,27 per barel.

Dengan ini, dua futures minyak tersebut turun sejak 16 Januari 2025.
Melansir dari MT Newswires, dalam survei mingguannya, Badan Informasi Energi (EIA) melaporkan bahwa cadangan minyak AS turun sebanyak 1 juta barel pekan lalu. Sementara itu, estimasi konsensus analis yang disurvei oleh Reuters memperkirakan penurunan sebesar 1,6 juta barel.

Penurunan ini terjadi di tengah penilaian pelaku pasar terhadap dampak kebijakan Donald Trump terhadap permintaan minyak.
Presiden baru AS itu mendeklarasikan keadaan darurat energi nasional pada hari pertama masa jabatannya, berjanji untuk mengisi kembali Cadangan Minyak Strategis dan mendorong pengeboran baru, meskipun produksi minyak AS masih mendekati rekor tertinggi.

Trump juga menarik AS keluar dari Kesepakatan Iklim Paris dan menghentikan pendanaan untuk proyek infrastruktur hijau.
Namun, sebagian besar perhatian pasar tertuju pada kebijakan ekonomi proteksionis Trump serta tekadnya untuk mengganggu arus perdagangan global melalui ancaman tarif pada sekutu AS dan China.
Kebijakan ini diperkirakan memicu pembalasan berupa tarif balasan, yang dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi global.
“Kebijakan Trump tidak akan mendukung pertumbuhan permintaan minyak dalam waktu dekat dan bahkan akan melemahkannya dalam jangka menengah. Pasokan akan mencukupi kecuali perang pecah di Timur Tengah atau Rusia terputus dari pasar,” kata PVM Oil Associates.
“Jurang ini akan stabil ketika efek inflasi dari kebijakan proteksionis dan perang dagang mulai terlihat. Konfrontasi dan permusuhan akan menjadi ciri zaman dalam beberapa tahun mendatang, sementara janji utopia akan berubah menjadi sesuatu yang lebih menyerupai distopia.”
Futures minyak melemah lebih jauh setelah Trump meminta Arab Saudi dan OPEC untuk menurunkan harga, yang mengindikasikan perlunya peningkatan produksi.
Analis firma penasihat energi, Ritterbusch, menilai pesan Trump terkait energi cenderung bearish secara keseluruhan.
“Namun, selama proposal Trump terus dikeluarkan secara cepat, kebingungan atas kebijakannya dapat mencegah penurunan signifikan lebih lanjut,” ujarnya, dikutip Dow Jones Newswires.
Menurut firma tersebut, laporan EIA tentang penurunan cadangan minyak AS selama sembilan minggu berturut-turut cenderung bullish.
“Sementara itu, peningkatan cadangan bensin yang diperkirakan dan penarikan distilat yang lebih besar dari perkiraan “tampaknya memberikan sedikit dukungan.”
Sentimen pasar tetap berhati-hati di tengah ancaman tarif potensial pada China, Kanada, dan Meksiko, serta sanksi tambahan terhadap Rusia.
Selain itu, arus minyak Kanada yang signifikan menuju AS semakin meningkat, mengantisipasi potensi tarif. (Aldo Fernando)
Được in lại từ Idxchannel, bản quyền được giữ lại bởi tác giả gốc.
Tuyên bố miễn trừ trách nhiệm: Quan điểm được trình bày hoàn toàn là của tác giả và không đại diện cho quan điểm chính thức của Followme. Followme không chịu trách nhiệm về tính chính xác, đầy đủ hoặc độ tin cậy của thông tin được cung cấp và không chịu trách nhiệm cho bất kỳ hành động nào được thực hiện dựa trên nội dung, trừ khi được nêu rõ bằng văn bản.
Website Cộng đồng Giao Dịch FOLLOWME: www.followme.asia
Tải thất bại ()