
IDXChannel - Industri multifinance mencatat perlambatan pertumbuhan pembiayaan menjadi 7,3 persen year-on-year (yoy) pada November 2024, dibandingkan 8,4 persen yoy pada Oktober 2024.
Total pembiayaan tercatat mencapai Rp501,4 triliun. Tekanan muncul dari kontraksi pembiayaan kendaraan baru.

Penurunan penjualan mobil sebesar 15 persen yoy dan pertumbuhan moderat sepeda motor sebesar 3,4 persen yoy menjadi faktor utama.
Meski begitu, segmen kendaraan bekas tetap menunjukkan daya tahan dengan pertumbuhan pembiayaan 14,6 persen yoy, mencerminkan peralihan konsumen ke opsi yang lebih terjangkau di tengah tekanan ekonomi.

Penjualan Mobil Baru Masih Akan Tertekan
Sucor Sekuritas, dalam riset pada 10 Januari 2025, memperkirakan penjualan mobil baru di 2025 hanya akan tumbuh moderat sebesar 5 persen menjadi 900.000 unit.
Tantangan seperti kenaikan PPN, implementasi pajak opsen, dan lambatnya pertumbuhan pendapatan kelas menengah diperkirakan terus menekan permintaan.

Mengingat pembiayaan kendaraan baru menyumbang sekitar 45 persen dari total pembiayaan multifinance, pertumbuhan industri ini diproyeksikan tetap terbatas di kisaran 7-8 persen pada 2025.
Kualitas Aset Memburuk, Tapi Masih Terkendali
Menurut catatan Sucor, rasio pembiayaan bermasalah (Non-Performing Financing/NPF) industri multifinance sedikit memburuk menjadi 2,71 persen pada November 2024, naik 11 basis poin (bps) dari bulan sebelumnya.
Pelemahan ini disebabkan menurunnya daya beli akibat inflasi pangan dan energi yang terus berlanjut serta lemahnya sektor padat karya.
Hal ini menambah tekanan pada kemampuan pembayaran kredit, khususnya di segmen masyarakat berpenghasilan rendah.
Sucor Sekuritas memperkirakan perusahaan multifinance akan memperketat proses persetujuan kredit demi menjaga kualitas aset, yang juga terlihat dari biaya kredit (cost of credit) yang tetap tinggi di level 5,1 persen pada Oktober 2024.
Rating Netral
Sucor Sekuritas menurunkan rekomendasinya untuk sektor ini menjadi netral, mengingat minimnya katalis pertumbuhan di segmen otomotif serta meningkatnya risiko kualitas aset dan pendanaan.
Meski begitu, PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFIN) menjadi pilihan utama Sucor Sekuritas berkat pertumbuhan pembiayaannya yang tangguh melalui produk pembiayaan tidak langsung (non-direct financing/NDF) yang menyumbang hampir 70 persen dari portofolionya.
Dengan tingkat pengembalian ekuitas (ROE) tertinggi di industri sekitar 20 persen dalam lima tahun terakhir, BFIN tetap menarik.
Selain itu, kata analis Sucor, PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk (ADMF) juga menjadi opsi menarik sebagai proxy pertumbuhan jangka panjang penjualan otomotif Indonesia, didukung oleh potensi dividen hingga 8 persen dengan asumsi rasio pembayaran 50 persen. (Aldo Fernando)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.
作者:28/01/2025 15:20 WIB,文章来源Idxchannel,版权归原作者所有,如有侵权请联系本人删除。
风险提示:以上内容仅代表作者或嘉宾的观点,不代表 FOLLOWME 的任何观点及立场,且不代表 FOLLOWME 同意其说法或描述,也不构成任何投资建议。对于访问者根据 FOLLOWME 社区提供的信息所做出的一切行为,除非另有明确的书面承诺文件,否则本社区不承担任何形式的责任。
FOLLOWME 交易社区网址: www.followme.asia
加载失败()