
IDXChannel - Saham PT Bank Central Asia Tbk atau BCA (BBCA) tertekan meski kinerja fundamental bank masih kokoh. Pada 2024, bank swasta terbesar di Indonesia itu mencetak kinerja solid dengan laba bersih mencapai Rp54,8 triliun.
Capaian tersebut tumbuh 13 persen dibandingkan laba bersih BBCA pada 2023. Kinerja tersebut ditopang oleh pendapatan bunga (Net Interest Income atau NII) yang tumbuh 12,7 persen menjadi Rp82,5 triliun serta biaya dana (Cost of Fund atau CoF) yang mencapai 3,13 persen, turun dibandingkan 2023 yang sebesar 3,22 persen.
Namun, kondisi positif tersebut berbeda dengan pergerakan saham BBCA yang tertekan. Dalam tiga bulan terakhir, harga saham BBCA terkoreksi 12,6 persen ke Rp9.350 dan dalam setahun belakangan, return saham BBCA turun 1,8 persen di luar perhitungan dividen.
Analis BRI Danareksa Sekuritas, Victor Stefano mengatakan, laba bersih yang dicapai BCA pada 2024 sesuai dengan estimasi dan konsensus. Profitabilitas BBCA meningkat di tengah ketatnya likuiditas. Hal ini ditandai dengan Net Interest Margin (NIM) yang naik menjadi 6,4 persen dari 6,3 persen di 2023.
"Kami mempertahankan rating buy dan menaikkan target harga ke Rp11.900, berdasarkan proyeksi terbaru kami," katanya dalam riset yang dikutip Selasa (28/1/2025).
BCA membukukan Dana Pihak Ketiga (DPK) Rp1.134 triliun, tumbuh 3 persen secara tahunan. Porsi dana murah (Current Account Saving Account atau CASA) terhadap DPK naik menjadi 82,4 persen dibandingkan 2023 sebesar 81,1 persen.
Sepanjang tahun lalu, BBCA mencatat pertumbuhan kredit 16,4 persen dengan rasio kredit bermasalah (non-perfoming loan atau NPL) turun ke 1,7 persen (2023: 1,8 persen) dan Loan-at-Risk (LaR) membaik ke 5,0 persen (2023: 6,6 persen).
Pada 2025, kata Victor, manajemen memproyeksikan pertumbuhan kredit melambat ke kisaran 6-8 persen. BBCA akan fokus pada stabilitas profitabilitas dengan NIM berada di level 5,7-5,8 persen.
Senada, Analis Riset Phintraco Sekuritas, Nurwachidah menilai, BBCA pada tahun ini akan fokus menekan biaya operasional dengan Cost to Income Ratio (CIR) diprediksi dijaga di level 33-34 persen.
"Manajemen memperkirakan pertumbuhan laba bersih 8 persen dengan NIM stabil di 5,8–6,0 persen," katanya.
Phintraco mengubah rating BBCA dari hold menjadi buy dengan target harga Rp11.600. Hal tersebut didasarkan pada prospek pertumbuhan laba dan margin yang stabil. Kebijakan Bank Indonesia (BI) bakal memengaruhi kinerja BBCA.
(Rahmat Fiansyah)
Được in lại từ Idxchannel, bản quyền được giữ lại bởi tác giả gốc.
Tuyên bố miễn trừ trách nhiệm: Quan điểm được trình bày hoàn toàn là của tác giả và không đại diện cho quan điểm chính thức của Followme. Followme không chịu trách nhiệm về tính chính xác, đầy đủ hoặc độ tin cậy của thông tin được cung cấp và không chịu trách nhiệm cho bất kỳ hành động nào được thực hiện dựa trên nội dung, trừ khi được nêu rõ bằng văn bản.
Website Cộng đồng Giao Dịch FOLLOWME: www.followme.asia
Tải thất bại ()