
IDXChannel - Harga minyak mentah melemah pekan ini di tengah ketidakpastian apakah pemerintahan Donald Trump akan memasukkan impor minyak dalam rencana penerapan tarif 25 persen terhadap produk dari Kanada dan Meksiko mulai 1 Februari.
Berdasarkan data pasar, kontrak berjangka (futures) minyak jenis Brent menguat 0,53 persen ke USD76,50 per barel, sedangkan WTI terkerek 0,79 persen menjadi USD73,81 per barel pada Jumat (31/1/2025).

Akan tetapi, minyak Brent merosot 1,28 persen sepanjang pekan ini. Demikian pula, WTI yang terkoreksi 1,03 persen dalam periode yang sama.
Mengutip MT Newswires, pada Rabu (29/1), Donald Trump mengatakan kepada wartawan, ia berencana memberlakukan tarif impor terhadap dua negara tetangga AS tersebut mulai Sabtu, tetapi belum memutuskan apakah minyak akan termasuk dalam kebijakan itu.

Kanada merupakan pemasok minyak terbesar ke AS, mengirim sekitar 4,2 juta barel per hari atau 20 persen dari konsumsi AS, terutama ke kilang yang bergantung pada minyak beratnya. Sementara itu, Meksiko sebagai eksportir terbesar kedua memasok sekitar 500.000 barel per hari.
Belum ada kesepakatan apakah beban tarif akan lebih banyak ditanggung oleh produsen minyak Kanada atau kilang AS. Namun, kenaikan harga bensin di AS, terutama di Midwest, bisa menekan pemerintah untuk mencabut tarif tersebut.

"Ada kemungkinan besar bahwa meskipun tarif impor minyak Kanada diberlakukan, itu tidak akan bertahan lama—mungkin hanya beberapa pekan,” kata RBN Energy.
“Alasannya? Industri energi tidak menginginkan gangguan, pemerintahan Trump tidak ingin harga bensin dan solar naik, dan pejabat Kanada kemungkinan akan mencapai kesepakatan yang memberi Trump kemenangan yang diinginkannya. Selain itu, ada juga kemungkinan aksi balasan.”
Sekretaris pers Gedung Putih, Karoline Leavitt, menyatakan Trump akan tetap memberlakukan tarif 25 persen untuk Meksiko dan Kanada serta 10 persen untuk China mulai Sabtu, tetapi tidak memberikan rincian lebih lanjut soal kemungkinan pengecualian.
"Sejauh ini, pasar tampaknya lebih merespons ketidakseimbangan pasokan minyak mentah AS dibandingkan ancaman tarif dan sanksi dari Gedung Putih yang masih penuh ketidakpastian," kata analis perusahaan konsultan energi Ritterbusch.
Jika minyak dikecualikan dari tarif, ujar analis Ritterbusch, harga minyak mentah bisa turun.
Ancaman tarif ini muncul menjelang pertemuan menteri OPEC+ pada Senin, yang diperkirakan tetap mendukung rencana pengembalian pemangkasan produksi sukarela sebesar 2,2 juta barel per hari dengan tambahan 122.000 barel per bulan selama 18 bulan mulai April.
Namun, potensi gangguan pasar akibat kebijakan Trump dan desakannya agar OPEC meningkatkan produksi demi menekan harga bisa membuat kelompok produsen tersebut meninjau ulang strategi mereka. (Aldo Fernando)
Được in lại từ Idxchannel, bản quyền được giữ lại bởi tác giả gốc.
Tuyên bố miễn trừ trách nhiệm: Quan điểm được trình bày hoàn toàn là của tác giả và không đại diện cho quan điểm chính thức của Followme. Followme không chịu trách nhiệm về tính chính xác, đầy đủ hoặc độ tin cậy của thông tin được cung cấp và không chịu trách nhiệm cho bất kỳ hành động nào được thực hiện dựa trên nội dung, trừ khi được nêu rõ bằng văn bản.
Website Cộng đồng Giao Dịch FOLLOWME: www.followme.asia
Tải thất bại ()