Simak Penyebab IHSG Melemah Lebih dari 2 Persen

avatar
· Lượt xem 36
Simak Penyebab IHSG Melemah Lebih dari 2 Persen
Simak Penyebab IHSG Melemah Lebih dari 2 Persen. (Foto: Freepik)

IDXChannel – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun lebih dari dua persen, tepatnya 2,12 persen, pada perdagangan Kamis (6/2/2025), terbebani penurunan tajam saham-saham utama (big cap).

Data Bursa Efek Indonesia (BEI) menunjukkan, saham bank BUMN PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) menjadi pemberat (laggard utama), turun tajam 7,69 persen.

Baca Juga:
Simak Penyebab IHSG Melemah Lebih dari 2 Persen Harga Minyak Sawit (CPO) Naik Lebih dari Satu Persen, Menguat 2 Hari Beruntun

Saham bank pelat merah lainnya, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) juga tertekan, turun 4,11 persen dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) memerah 4,67 persen.

Saham bank milik Grup Djarum, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), juga melemah, yakni sebesar 1,92 persen.

Baca Juga:
Simak Penyebab IHSG Melemah Lebih dari 2 Persen ARA Tiga Hari Beruntun, Saham SMDM-MLPT Dikunci Bursa

Selain kuartet bank raksasa di atas, saham emiten sejumlah konglomerat juga turut menjadi laggard. Sebut saja, emiten otomotif Grup Astra, ASII, yang melorot 4,01 persen, emiten properti milik taipan Aguan dan Grup Salim, PANI, berkurang 4,00 persen.

Nama lainnya, saham emiten geotermal milik orang terkaya di Indonesia, Prajogo Pangestu, BREN, melemah 1,13 persen, sedangkan TPIA jatuh 6,09 persen.

Baca Juga:
Simak Penyebab IHSG Melemah Lebih dari 2 Persen IHSG Terpangkas 2,12 Persen Tinggalkan Level 7.000

Saham konglomerat lainnya, emiten tambang Grup Salim, AMMN, turun 1,72 persen.

Kemudian, saham emiten telekomunikasi BUMN, TLKM, minus 2,29 persen.

Penguatan dolar AS akibat ketidakpastian global semakin menekan pasar keuangan Indonesia. Tekanan ini tidak hanya berdampak pada nilai tukar rupiah, melainkan juga pada pasar obligasi dan saham.

Rupiah melemah 0,28 persen menjadi Rp16.325 per USD pada Kamis, sedangkan indeks dolar menguat 0,36 persen ke 108,01.

Pengamat pasar modal, Michael Yeoh, menjelaskan lebih lanjut mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kondisi ini.

"Sentimen terhadap DXY [indeks dolar] saat ini terlalu kuat," ujar Michael saat dihubungi IDXChannel.com, Kamis (6/2/2025).

"Kebijakan trade war [perang dagang] terakhir yang diutarakan [Presiden AS] Donald Trump mendorong capital outflow dari global ke AS. Hal ini membuat dolar menguat,” katanya.

Michael menambahkan, rupiah pun terdampak, begitu juga dengan surat utang Indonesia yang terlihat melemah dengan imbal hasil (yield) turun ke 6,9 persen. Kondisi ini turut menekan pasar modal.

Yeoh melanjutkan, koreksi terdalam terjadi pada BMRI. Hal ini menyusul dari downgrade [penurunan rating] yang dilakukan JPMorgan dari neutral ke underweight.

Pasar juga merespons data ekonomi Indonesia yang dirilis sehari sebelumnya, yang menunjukkan konsumsi yang lesu dan perlambatan pertumbuhan ekonomi.

Hal ini memicu ekspektasi bahwa Bank Indonesia (BI) akan memangkas suku bunga pada akhir bulan ini.

Samuel Sekuritas, dalam Daily Economic Insights, Kamis (6/2), menjelaskan, ekonomi Indonesia tumbuh 5,03 persen pada 2024.

Menurut hemat Samuel, pertumbuhan ekonomi 5,03 tersebut menunjukkan stabilitas tetapi masih jauh dari target ambisius 8 persen yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto.

Konsumsi yang lesu dan ketidakpastian global, kata Samuel Sekuritas, menekan kebijakan moneter, dengan potensi penurunan suku bunga BI pada 2025.

"Pasar masih mencari titik keseimbangan di tengah ketidakpastian yang dipicu oleh kebijakan tarif dari AS. Kami masih memperkirakan dolar AS akan menguat dalam jangka pendek, tetapi waktu pastinya masih sulit diprediksi," kata Kepala Strategi Makro Asia di Sumitomo Mitsui Banking Corporation, Jeff Ng.

Di sisi lain, investor mulai mengalihkan fokus dari gejolak perdagangan yang membayangi pasar keuangan awal pekan ini, menyusul keputusan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk memberlakukan tarif baru serta langkah balasan dari China. (Aldo Fernando)

Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.

Tuyên bố miễn trừ trách nhiệm: Nội dung trên chỉ đại diện cho quan điểm của tác giả hoặc khách mời. Nó không đại diện cho quan điểm hoặc lập trường của FOLLOWME và không có nghĩa là FOLLOWME đồng ý với tuyên bố hoặc mô tả của họ, cũng không cấu thành bất kỳ lời khuyên đầu tư nào. Đối với tất cả các hành động do khách truy cập thực hiện dựa trên thông tin do cộng đồng FOLLOWME cung cấp, cộng đồng không chịu bất kỳ hình thức trách nhiệm nào trừ khi có cam kết rõ ràng bằng văn bản.

Website Cộng đồng Giao Dịch FOLLOWME: www.followme.asia

Ủng hộ nếu bạn thích
avatar
Trả lời 0

Tải thất bại ()

  • tradingContest