
IDXChannel - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun 1,75 persen ke level 6.531,99 pada Selasa (11/2/2025). Awan gelap ketidakpastian global kian pekat membayangi sentimen pasar.
Hal ini menimbulkan aksi jual di berbagai sektor, terutama saham-saham berkapitalisasi besar seperti BREN (minus 9,40 persen), TLKM (minus 4,92 persen), AMMN (minus 4,91 persen), BMRI (mins 2,40 persen), dan TPIA (minus 5,00 persen).
Head of investment PT Eastspring Investments Indonesia, Liew Kong Qian menyoroti fenomena volatility clustering di market domestik, saat penurunan indeks pasar melebihi satu persen per hari selama empat hari terakhir.
“Ini bisa digambarkan sebagai fenomena volatility clustering yang diamati di pasar keuangan di mana perubahan besar pada harga aset diikuti oleh perubahan besar, dan perubahan kecil diikuti oleh perubahan kecil,” kata Liew dalam Spring Flash, Selasa sore (11/2/2025).
Liew menyebut, keputusan Presiden AS Donald Trump menaikkan tarif impor baja dan aluminium hingga 25 persen telah memicu gelombang kekhawatiran di pasar internasional.
Di mana investor dihadapkan pada ancaman kebijakan proteksionisme AS, dan kemungkinan respons balasan dari negara-negara mitra dagang yang semakin memperburuk keadaan.
“Investor menghadapi tantangan dalam membedakan ancaman dan realisasi kebijakan tarif Trump, sementara ketidakpastian mengenai potensi tarif tambahan menimbulkan kekhawatiran,” tutur Liew.
Dari dalam negeri, tekanan pada saham-saham milik konglomerat Prajogo Pangestu masih berlanjut. Bobotnya yang besar terhadap indeks komposit juga menjadi salah satu faktor pemberat IHSG, selain tekanan terhadap big banks.
Liew menambahkan, arus keluar dana asing dari pasar keuangan domestik juga semakin membebani rupiah ke Rp16.384 per USD.
Sementara itu, pasar obligasi memberikan sinyal positif dengan imbal hasil Surat Berharga Negara (SBN) tenor 10 tahun turun sebesar 1 basis poin ke level 6,83 persen,
Di tengah volatilitas pasar yang tinggi, strategi investasi yang bijak, ujar Liew, menjadi semakin krusial. Diversifikasi aset, baik dalam instrumen saham, obligasi, maupun komoditas seperti emas, menjadi langkah esensial dalam mengelola risiko.
“Menjaga keseimbangan investasi dan tetap disiplin terhadap strategi investasi jangka panjang menjadi langkah bijak di tengah ketidakpastian pasar saat ini,” tutur dia.
(DESI ANGRIANI)
Được in lại từ Idxchannel, bản quyền được giữ lại bởi tác giả gốc.
Tuyên bố miễn trừ trách nhiệm: Quan điểm được trình bày hoàn toàn là của tác giả và không đại diện cho quan điểm chính thức của Followme. Followme không chịu trách nhiệm về tính chính xác, đầy đủ hoặc độ tin cậy của thông tin được cung cấp và không chịu trách nhiệm cho bất kỳ hành động nào được thực hiện dựa trên nội dung, trừ khi được nêu rõ bằng văn bản.
Website Cộng đồng Giao Dịch FOLLOWME: www.followme.asia
Tải thất bại ()