
IDXChannel - Bursa saham Asia menguat pada Senin (17/2/2025) di tengah liburnya Wall Street.
Sementara, dolar Amerika Serikat (AS) masih tertekan setelah data penjualan ritel Negeri Paman Sam yang lemah kembali memicu spekulasi pemangkasan suku bunga Federal Reserve (The Fed) sebanyak dua kali di 2025.

Fokus pasar juga tertuju pada geopolitik, dengan laporan bahwa perundingan terkait konflik Rusia-Ukraina akan dimulai di Arab Saudi pekan ini, meskipun belum jelas siapa saja yang akan berpartisipasi.
Ancaman tarif balasan dari AS telah mereda hingga April, tetapi risiko bahwa kebijakan ini bisa mencakup pajak berdasarkan nilai tambah (VAT) di negara lain menjadi kekhawatiran besar.

"Prospek, meskipun keliru, bahwa AS akan mengenakan tarif tambahan 20 persen pada seluruh impor dari Uni Eropa, di samping bea lain yang dianggap sesuai, serta pada berbagai negara dengan sistem VAT, bisa berdampak buruk bagi pertumbuhan ekonomi global," kata Kepala Riset FX di National Australia Bank, Ray Attrill.
The Financial Times melaporkan, Komisi Eropa tengah mempertimbangkan pembatasan ketat impor produk pangan yang diproduksi dengan standar berbeda guna melindungi petani, sejalan dengan kebijakan dagang timbal balik Presiden Donald Trump.

Untuk saat ini, investor cukup lega karena belum ada tarif besar yang diterapkan. Indeks saham Asia-Pasifik di luar Jepang naik tipis 0,1 persen.
Nikkei Jepang stagnan turun 0,08, sementara indeks KOSPI Korea Selatan bertambah 0,72 persen, Shanghai naik 0,15 persen, dan Hang Seng tumbuh 0,56 persen.
Demikian pula indeks STI Singapura yang terkerek 0,31 persen.
Pasar yang mencuri perhatian di Asia adalah Hong Kong, dengan lonjakan 7 persen pekan lalu karena optimisme bahwa perusahaan-perusahaan China bisa menghadirkan versi kecerdasan buatan (AI) yang lebih murah untuk bersaing dengan Barat.
Saham Alibaba melesat 24 persen setelah kabar bahwa perusahaan tersebut akan bermitra dengan Apple untuk mendukung layanan AI di iPhone di China.
Alibaba dijadwalkan merilis laporan keuangan pada Kamis, dengan opsi perdagangan menunjukkan kemungkinan pergerakan harga 7,5 persen ke salah satu arah.
Sementara itu, indeks STOXX 600 di Eropa juga menarik aliran dana global setelah mencatat kenaikan selama delapan pekan berturut-turut, menguat 8 persen sejak awal tahun.
Liburnya pasar AS membuat perdagangan awal pekan berlangsung sepi, dengan kontrak berjangka (futures) S&P 500 dan Nasdaq cenderung mendatar.
Wall Street sempat terpengaruh oleh laporan penjualan ritel yang lemah pada Jumat, tetapi S&P 500 tetap mengakhiri pekan dengan kenaikan 1,5 persen, sementara Nasdaq menguat 2,6 persen.
Imbal hasil obligasi AS turun karena pasar kembali memperkirakan dua kali pemangkasan suku bunga The Fed tahun ini, bukan hanya satu kali.
Risalah pertemuan The Fed yang akan dirilis pada Rabu diperkirakan memberi petunjuk lebih lanjut mengenai prospek pelonggaran kebijakan, dengan setidaknya enam pejabat The Fed dijadwalkan berbicara pekan ini.
Imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun bertahan di 4,478 persen, jauh dari puncak 4,660 persen yang tercapai pertengahan pekan lalu.
Penurunan imbal hasil menekan dolar, dengan indeks dolar berada di level 106,84 setelah melemah 1,2 persen pekan lalu. (Aldo Fernando)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.
Được in lại từ Idxchannel, bản quyền được giữ lại bởi tác giả gốc.
Tuyên bố miễn trừ trách nhiệm: Nội dung trên chỉ đại diện cho quan điểm của tác giả hoặc khách mời. Nó không đại diện cho quan điểm hoặc lập trường của FOLLOWME và không có nghĩa là FOLLOWME đồng ý với tuyên bố hoặc mô tả của họ, cũng không cấu thành bất kỳ lời khuyên đầu tư nào. Đối với tất cả các hành động do khách truy cập thực hiện dựa trên thông tin do cộng đồng FOLLOWME cung cấp, cộng đồng không chịu bất kỳ hình thức trách nhiệm nào trừ khi có cam kết rõ ràng bằng văn bản.
Website Cộng đồng Giao Dịch FOLLOWME: www.followme.asia
Tải thất bại ()