
IDXChannel – PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) berpotensi mendapat dorongan positif dari rencana peresmian Bullion Bank atau Bank Emas. Selain mendukung ekspansi bisnis emas perseroan, izin tersebut diyakini dapat membuka sumber pendapatan baru bagi BRIS.
Pengamat pasar modal, Michael Yeoh, menilai, emas tetap menjadi komoditas favorit di seluruh dunia, termasuk Indonesia.

"Ada beberapa asumsi yang mengatakan bahwa jumlah tabungan dalam bentuk emas nilainya setara dengan jumlah cash yg ada di Indonesia. Jika ini dapat dikonversi menjadi permodalan, potensi yang bisa diperoleh BRIS dan Pegadaian akan besar sekali," ujarnya kepada IDXChannel.com, Rabu (19/2/2025).
Menurutnya, bank dapat lebih tenang dalam memperoleh agunan yang berkualitas, mengingat emas memiliki harga yang relatif stabil dan cenderung meningkat dari tahun ke tahun.

Dari sisi teknikal, Yeoh menjelaskan bahwa pergerakan harga saham BRIS saat ini membentuk pola rounded dengan titik resistance di level 3.200.
"Jika angka [resistance] ini berhasil ditembus, akan membuat BRIS bergerak menuju titik tertingginya, yaitu 3.500, dengan area support di 2.850,” kata Michael.

Senada, Founder WH Project, William Hartanto, berpendapat, kabar terkait izin Bullion Bank menjadi sentimen positif bagi BRIS, meskipun dampaknya terhadap kinerja emiten belum dapat dipastikan.
“Secara teknikal, [BRIS] bergerak dalam tren menguat. Support di 3.000 dan resistance 3.200. Rekomendasi buy,” ujar William saat dihubungi IDXChannel.com, Rabu (19/2).
Saham BRIS menguat 10,11 persen dalam sebulan terakhir, diperdagangkan di angka Rp3.040 per saham per Rabu (19/2/2025) hingga pukul 11.26 WIB.
Peluang Emas
BRIS terus mencatatkan pertumbuhan pembiayaan yang solid. Berdasarkan riset MNC Sekuritas pada 13 Februari 2025, pembiayaan BRIS tumbuh 16 persen secara tahunan (YoY) dan naik 4 persen secara kuartalan (QoQ), melampaui target awal sebesar 15 persen.
Salah satu pendorong utama pertumbuhan ini adalah bisnis pembiayaan emas yang melonjak 78 persen YoY dan 18 persen QoQ. Pertumbuhan ini didukung oleh efek basis yang rendah serta imbal hasil yang menarik, dengan blended yield mencapai 13,5 persen dan cost of credit (CoC) hanya 0,06 persen.
Manajemen BRIS menargetkan untuk menggandakan bisnis emasnya, sekaligus menjaga pertumbuhan pembiayaan di kisaran 14 persen hingga 16 persen pada 2025.
Selain itu, perseroan tengah menantikan izin Bullion Bank, yang diperkirakan akan membuka peluang pendapatan baru dari perdagangan, penyimpanan, dan deposito emas.
Sementara, Phintraco Sekuritas dalam riset pada 12 Februari 2024 berpendapat, bisnis emas sebagai salah satu motor pertumbuhan kinerja BRIS ke depan.
BRIS telah menyediakan platform transaksi emas melalui mobile banking dengan biaya administrasi yang kompetitif, mencakup layanan beli, jual, dan cetak emas.
Selain itu, uang muka untuk pembelian emas disesuaikan dengan segmen nasabah, yakni 0 persen bagi nasabah payroll, prioritas, dan haji, serta 20 persen untuk nasabah umum.
Sebagai bank syariah, kata Phintraco, BRIS juga menawarkan emas sebagai instrumen investasi bagi nasabah haji.
Sepanjang 2024, bisnis emas BRIS mencatat pertumbuhan signifikan sebesar 78,2 persen YoY menjadi Rp12,8 triliun, dengan kontribusi 4,6 persen terhadap total pendapatan.
Bisnis ini memberikan imbal hasil yang tinggi bagi BRIS dengan biaya yang terkendali, tercermin dari yield 13,46 persen dan cost of credit (CoC) hanya 0,06 persen.
“Ke depan, BRIS masih menantikan izin untuk menjalankan bisnis Bullion Bank. Jika izin tersebut diperoleh, kontribusi bisnis emas terhadap pendapatan BRIS diperkirakan akan semakin meningkat,” kata analis Phintraco.
Menanti Pemerintah
Diwartakan sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto bakal resmikan Bullion Bank atau Bank Emas dalam waktu dekat ini. Ditargetkan fasilitas penyimpanan emas itu diterbitkan pada 26 Februari 2025 mendatang.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir memastikan kehadiran Bank Emas semakin menguatkan ekosistem hilirisasi emas di Indonesia dan memberikan manfaat untuk negara dan masyarakat.
“Bersama Bapak Presiden Jenderal TNI (Purn) Prabowo Subianto menginformasikan tentang usaha Bullion Services atau Bank Emas yang akan segera diresmikan beliau,” ujar Erick melalui akun Instagramnya, dikutip Selasa (18/2/2024).
Di sisi ekonomi, Bank Emas berpotensi meningkatkan Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar Rp245 triliun. Bahkan, berpotensi menciptakan 800.000 lapangan kerja baru.
“Dari sisi ekonomi, Bank Emas berpotensi meningkatkan PDB Indonesia sebesar Rp245 triliun, serta berpotensi menciptakan sekitar 800 ribu lapangan kerja,” tuturnya.
Erick menyebut, dengan Bank Emas masyarakat bisa melakukan transaksi seperti penitipan emas, perdagangan emas, simpanan emas dan pembiayaan emas.
PT Pegadaian (Persero) dan PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) menjadi pengelola utama Bullion Bank.
“BUMN melalui Pegadaian dan Bank Syariah Indonesia menjadi pelopor Bank Emas di Indonesia yang akan segera diresmikan oleh Bapak Presiden Prabowo,” kata dia. (Aldo Fernando)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.
Được in lại từ Idxchannel, bản quyền được giữ lại bởi tác giả gốc.
Tuyên bố miễn trừ trách nhiệm: Nội dung trên chỉ đại diện cho quan điểm của tác giả hoặc khách mời. Nó không đại diện cho quan điểm hoặc lập trường của FOLLOWME và không có nghĩa là FOLLOWME đồng ý với tuyên bố hoặc mô tả của họ, cũng không cấu thành bất kỳ lời khuyên đầu tư nào. Đối với tất cả các hành động do khách truy cập thực hiện dựa trên thông tin do cộng đồng FOLLOWME cung cấp, cộng đồng không chịu bất kỳ hình thức trách nhiệm nào trừ khi có cam kết rõ ràng bằng văn bản.
Website Cộng đồng Giao Dịch FOLLOWME: www.followme.asia
Tải thất bại ()