Penyebab Laba Vale Indonesia (INCO) Turun Tajam di 2024

avatar
· Views 61
Penyebab Laba Vale Indonesia (INCO) Turun Tajam di 2024
- PT Vale Indonesia Tbk (INCO) mencatat laba bersih USD57,8 juta pada 2024, turun 79 persen dibandingkan 2023 yang sebesar USD274 juta. (Foto: Dok. Vale)

IDXChannel - PT Vale Indonesia Tbk (INCO) mencatat laba bersih USD57,8 juta pada 2024, turun 79 persen dibandingkan 2023 yang sebesar USD274 juta.

Penurunan laba bersih Vale itu tidak terlepas dari berbagai faktor. Pertama, harga rata-rata nikel matte turun 24 persen di 2024 sehingga pendapatan perseroan merosot 23 persen menjadi USD950 juta. Harga realisasi nikel matte pada 2024 tercatat USD13.086 per metrik ton (t) sementara 2023 mencapai USD17.329.

Baca Juga:
Penyebab Laba Vale Indonesia (INCO) Turun Tajam di 2024 INCO Buka Suara Soal Kontrak Rp2,8 Triliun dengan PTRO

Padahal, produksi nikel matte INCO masih naik tipis dari 70.729 t menjadi 71.311 t. Lalu, penjualan nikel matte juga naik dari 71.108 t menjadi 72.625 t.

"Produksi PT Vale pada tahun 2024 mencapai 71.311 t, melampaui target tahunan sebesar 70.805 t dan melampaui produksi tahun lalu sebesar 70.728 t," kata CEO & Presiden Direktur Vale Indonesia, Febriany Eddy lewat keterangan resmi, Rabu (26/2/2025).

Baca Juga:
Penyebab Laba Vale Indonesia (INCO) Turun Tajam di 2024 Laba Vale Indonesia (INCO) Anjlok 79 Persen di 2024

Febriany mengatakan, volume penjualan nikel matte meningkat terutama pada kuartal IV-2024. Kenaikan penjualan ini berkontribusi pada EBITDA perseroan yang tercatat USD54,1 juta, naik 15 persen secara kuartalan.

"Secara tahunan, EBITDA kami tetap positif dan kuat berada di USD225,9 juta," ujarnya.

Pada kuartal IV-2024, INCO meraup laba bersih USD6,7 juta sehingga membuat laba bersih setahun penuh menjadi USD57,8 juta. Febriany menjelaskan alasan kedua laba bersih INCO turun lebih tajam dibandingkan pendapatan atau laba kotor karena memperhitungkan kerugian yang belum terealisasi atas pengakuan nilai wajar aset derivatif atas investasi INCO.

Komponen ini terkait hak partisipasi atas investasi Perseroan di PT Kolaka Nickel Indonesia (KNI) dan PT Huali Nickel Indonesia (HNI). PT KNI merupakan perusahaan patungan antara INCO bersama Ford Motor Co dan Zhejiang Huayou Cobalt Co. Ltd. sementara PT HNI antara INCO dengan Zhejiang Huayou Cobalt Co. Ltd.

Penyesuaian harga derivatif ini merupakan kerugian yang belum terealisasi yang bersifat non-operasional. Nilai kerugian tersebut sekitar USD19,9 juta.

"Sehingga laba bersih kami yang dinormalisasi adalah USD4,6 juta pada kuartal IV-2024 dan USD73,3 juta secara setahun penuh," katanya.

(Rahmat Fiansyah)

Tuyên bố miễn trừ trách nhiệm: Nội dung trên chỉ đại diện cho quan điểm của tác giả hoặc khách mời. Nó không đại diện cho quan điểm hoặc lập trường của FOLLOWME và không có nghĩa là FOLLOWME đồng ý với tuyên bố hoặc mô tả của họ, cũng không cấu thành bất kỳ lời khuyên đầu tư nào. Đối với tất cả các hành động do khách truy cập thực hiện dựa trên thông tin do cộng đồng FOLLOWME cung cấp, cộng đồng không chịu bất kỳ hình thức trách nhiệm nào trừ khi có cam kết rõ ràng bằng văn bản.

Website Cộng đồng Giao Dịch FOLLOWME: www.followme.asia

Ủng hộ nếu bạn thích
avatar
Trả lời 0

Tải thất bại ()

  • tradingContest