Pasardana.id – Riset harian fixed income BNI Sekuritas menyebutkan, harga Surat Utang Negara (SUN) ditutup melemah pada perdagangan kemarin.
Berdasarkan data dari PHEI, yield SUN Benchmark 5-tahun (FR0104) naik sebesar 6 bp menjadi 6,65%, dan yield SUN Benchmark 10-tahun (FR0103) naik sebesar 1 bps ke level 6,86%.
Data Bloomberg menunjukkan yield curve SUN 10-tahun (GIDN10YR) naik sebesar 1 bp menjadi 6,87%.
Level yield curve SUN 10-tahun saat ini masih in line dengan estimated range di minggu ini, yaitu di kisaran 6,75% – 7,03%.
Sedangkan volume transaksi SBN secara outright tercatat sebesar Rp21,4 triliun kemarin, lebih rendah dari volume transaksi di hari sebelumnya yang tercatat sebesar Rp29,7 triliun.
FR0104 dan FR0103 menjadi dua seri teraktif di pasar sekunder, dengan volume transaksi masing - masing sebesar Rp4,9 triliun dan Rp4,1 triliun.
Sementara itu, volume transaksi obligasi korporasi secara outright tercatat sebesar Rp1,6 triliun.
Di sisi lain, data Bloomberg menunjukkan nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS melemah 0,17%, bergerak dari level Rp16.313/US$ di hari Rabu menjadi Rp16.340/US$ di hari Kamis.
Dari eksternal, Indikator global menunjukkan sentimen yang mixed.
Yield curve US Treasury (UST) 5-tahun turun sebesar sebesar 2bp menjadi 4,06%, sementara yield curve UST 10-tahun meningkat sebesar 1bp menjadi 4,29%.
Di sisi lain, Credit Default Swap (CDS) 5-tahun Indonesia masih berada di level 78bp.
“Dengan mempertimbangkan kondisi pasar yang didiskusikan di atas, BNI Sekuritas melihat adanya potensi peningkatan volatilitas harga dan yield instrumen SBN berdenominasi Rupiah. Berdasarkan valuasi yield curve, BNI Sekuritas memperkirakan bahwa obligasi berikut akan menarik bagi para investor: FR0094, FR0087, FR0091, FR0100, FR0103,” sebut Head of Fixed Income BNI Sekuritas, Amir Dalimunthe dalam riset Jumat (07/3).
加载失败()