
IDXChannel - Harga minyak rebound pada Kamis (6/3/2025), di tengah tekanan dari tarif impor antara AS, Kanada, dan China, serta rencana OPEC+ untuk meningkatkan produksi.
Kontrak berjangka (futures) Brent naik 0,16 persen menjadi USD69,47 per barrel. Sementara itu, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS terkoreksi 0,18 persen ke USD66,28 per barrel.

Pada Rabu, Brent sempat menyentuh USD68,33 — level terendah sejak Desember 2021 — setelah kenaikan persediaan minyak mentah AS yang lebih besar dari perkiraan menambah tekanan pada harga.
Tekanan juga datang dari keputusan OPEC+ menaikkan kuota produksi untuk pertama kalinya sejak 2022, serta tarif baru AS yang mulai berlaku pada Selasa.

"Berita OPEC yang menambah pasokan bulan depan, ditambah prospek kesepakatan damai Rusia-Ukraina yang kini tampak lebih menjanjikan, serta kebijakan tarif yang berubah-ubah, membuat minyak diperdagangkan secara volatil," kata Wakil Presiden Senior Perdagangan di BOK Financial Dennis Kissler.
Harga minyak sempat jatuh ke level terendah beberapa bulan terakhir pada Rabu, setelah Badan Informasi Energi (EIA) melaporkan persediaan minyak AS naik 3,6 juta barrel, lebih tinggi dari perkiraan.

Keputusan Presiden AS Donald Trump melancarkan perang dagang terhadap mitra dagang terbesar AS juga memicu kekhawatiran perlambatan ekonomi akibat tarif impor.
Kenaikan pasokan turut memperburuk prospek minyak. OPEC+ akan mulai mengembalikan pemangkasan produksi sebesar 2,2 juta barrel per hari dalam 18 tahap bulanan mulai April, meskipun pasokan dari non-OPEC terus meningkat.
Namun, penurunan harga diperkirakan membatasi pertumbuhan produksi AS, yang mencapai rekor 13,51 juta barrel per hari pekan lalu.
"Kekhawatiran permintaan terkait perang dagang masih membebani harga, membuat beberapa bank menurunkan perkiraan harga untuk 2025. Kami mempertahankan kisaran USD65-85 untuk Brent, dengan potensi penurunan lebih lanjut yang pada akhirnya membatasi pasokan dan memberikan dukungan baru," ujar Saxo Bank.
Tanda-tanda perlambatan ekonomi AS semakin terlihat setelah Trump mengabaikan perjanjian dagang dan memberlakukan tarif 25 persen untuk impor barang dari Kanada dan Meksiko, meskipun penerapan tarif pada Meksiko ditunda hingga 2 April.
Laporan pada Rabu menunjukkan perekrutan sektor swasta AS anjlok bulan lalu.
Sementara defisit perdagangan AS pada Januari melonjak ke rekor USD 131,4 miliar dari USD 98,1 miliar sebulan sebelumnya, jauh di atas perkiraan konsensus USD 96,6 miliar dari FactSet, seiring kenaikan impor sebesar 10 persen menjelang penerapan tarif. (Aldo Fernando)
Được in lại từ Idxchannel, bản quyền được giữ lại bởi tác giả gốc.
Tuyên bố miễn trừ trách nhiệm: Quan điểm được trình bày hoàn toàn là của tác giả và không đại diện cho quan điểm chính thức của Followme. Followme không chịu trách nhiệm về tính chính xác, đầy đủ hoặc độ tin cậy của thông tin được cung cấp và không chịu trách nhiệm cho bất kỳ hành động nào được thực hiện dựa trên nội dung, trừ khi được nêu rõ bằng văn bản.
Website Cộng đồng Giao Dịch FOLLOWME: www.followme.asia
Tải thất bại ()