
IDXChannel - Indeks utama Wall Street dibuka turun tajam pada perdagangan Senin (10/3/2025), melanjutkan pelemahan pada pekan lalu.
Pelaku pasar terjebak sentimen kekhawatiran terhadap kebijakan tarif dagang Presiden Donald Trump yang berpotensi menimbulkan perlambatan ekonomi alias resesi.
Dow Jones Industrial Average (DJI) turun 1,08 persen ke 42.338,20, sementara S&P 500 (SPX) turun lebih dalam sebesar 1,44 persen ke 5.686,87. Indeks teknologi Nasdaq Composite (IXIC) mengalami pelemahan paling tajam, anjlok 1,96 persen ke 17.839,66.
Diketahui Presiden Trump memberlakukan tarif 25 persen terhadap produk asal Meksiko dan Kanada, meskipun sebagian besar barang kemudian dikecualikan selama satu bulan.
Langkah ini justru menambah ketidakpastian mengenai arah kebijakan perdagangan AS di bawah kepemimpinan Trump.
Sentimen pasar semakin tertekan setelah Trump dalam wawancara dengan Fox News pada program Sunday Morning Futures menolak memberikan kepastian terkait kemungkinan resesi di AS tahun ini.
Ketika ditanya apakah ekonomi AS akan jatuh ke dalam resesi, Trump tidak memberikan jawaban pasti, hanya menyebutkan bahwa ekonomi sedang mengalami "periode transisi" karena adanya perubahan besar yang sedang dijalankan kabinetnya.
Di samping tarif terhadap Meksiko dan Kanada, Trump juga telah meningkatkan bea masuk terhadap produk asal China, yang kemudian dibalas dengan tarif serupa dari Beijing.
Trump dijadwalkan untuk menerapkan tarif resiprokal global mulai 2 April, yang dikhawatirkan akan semakin menekan kepercayaan pasar, demikian melansir Investing, Senin (10/3/2025).
Fokus utama investor pekan ini tertuju pada laporan Indeks Harga Konsumen (CPI) Februari, yang akan memberikan gambaran terbaru mengenai laju inflasi di AS.
Inflasi IHK AS bakal dirilis pada Rabu (13/3/2025). Ini akan mencakup data inflasi untuk bulan penuh pertama sejak Trump kembali menduduki Gedung Putih pada akhir Januari lalu.
Inflasi AS sempat mencatat laju tertinggi sejak Agustus 2023 pada Januari 2025. Para ekonom memperkirakan inflasi tahunan akan sedikit melandai ke 2,9 persen dari 3,0 persen pada Januari, sementara secara bulanan inflasi diproyeksikan turun menjadi 0,3 persen dari 0,5 persen.
Data ini akan menjadi salah satu pertimbangan utama bagi bank sentral AS atau Federal Reserve (The Fed) sebelum pertemuan kebijakan moneter berikutnya pada 18-19 Maret.
Pada pertemuan sebelumnya, Fed memutuskan untuk menahan laju pelonggaran moneter, tetapi tekanan inflasi yang berkelanjutan dapat mempengaruhi arah kebijakan berikutnya.
Selain CPI, investor juga akan mencermati Job Openings and Labor Turnover Survey (JOLTS), yang menjadi indikator penting untuk mengukur permintaan tenaga kerja.
Pekan lalu, data mencatat tambahan 151 ribu lapangan kerja pada Februari, sedikit di bawah ekspektasi, sementara tingkat pengangguran naik menjadi 4,1 persen.
Di tengah ketidakpastian ekonomi, perhatian pasar juga tertuju pada pengumuman laporan keuangan perusahaan teknologi besar yang dijadwalkan rilis pekan ini.
(DESI ANGRIANI)
作者:10/03/2025 22:00 WIB,文章来源Idxchannel,版权归原作者所有,如有侵权请联系本人删除。
风险提示:以上内容仅代表作者或嘉宾的观点,不代表 FOLLOWME 的任何观点及立场,且不代表 FOLLOWME 同意其说法或描述,也不构成任何投资建议。对于访问者根据 FOLLOWME 社区提供的信息所做出的一切行为,除非另有明确的书面承诺文件,否则本社区不承担任何形式的责任。
FOLLOWME 交易社区网址: www.followme.asia
加载失败()