
IDXChannel - Banyak emiten tengah merancang skema aksi pembelian kembali saham atau buyback dalam waktu terakhir.
Tren buyback saham tersebut dinilai mampu membawa katalis positif terhadap pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Pasalnya, aksi korporasi ini dapat meningkatkan likuiditas saham emiten itu sendiri, dan menarik investor untuk melakukan akumulasi pembelian.
Analis Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Nafan Aji Gusta menjelaskan, buyback biasanya dilakukan ketika harga saham berada di bawah nilai wajar (fair value).
Hal ini bertujuan untuk menstabilkan harga sekaligus memberikan sinyal bahwa emiten memiliki prospek positif ke depan.
“Buyback ini juga bertujuan bahwasannya saat ini harga saham pada waktu itu sudah benar-benar di bawah fair value, jadi memang saham itu sudah benar-benar undervalued,” ujar Nafan kepada IDX Channel, Senin (10/3/2025).
Dia menambahkan, dalam sejarahnya aksi buyback seringkali berdampak positif terhadap pergerakan harga saham, terutama saham berkapitalisasi besar (big caps).
Hal ini pernah terjadi pada periode pandemi Covid-19, di mana emiten yang mengumumkan buyback mengalami apresiasi harga saham yang signifikan.
“Sebagai contoh kita melihat dari sisi dinamika Covid-19, ketika emiten-emiten mengumumkan buyback maupun juga mengumumkan telah melaksanakan buyback, terlihat harga saham emiten, apalagi saham-saham big caps, itu memang terlihat terapresiasi,” tutur dia.
Dengan meningkatnya aksi buyback, IHSG diharapkan dapat kembali menguat mencapai level pra-pandemi. “Sehingga tentunya memberikan katalis positif terhadap apresiasi daripada IHSG,” ujarnya.
Sedianya sejumlah emiten telah merancang skema buyback saat market sedang berada di bawah performa.
Catatan IDX Channel, ada 6 emiten bank bersiap buyback seperti PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI), PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA), PT Bank OCBC NISP Tbk (NISP), hingga PT Bank Raya Indonesia Tbk (AGRO) yang berniat menambah porsi buyback.
Beberapa emiten dari sektor lain yang sedang merancang juga meliputi PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO), PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA), PT Avia Avian Tbk (AVIA), hingga PT Nusantara Sejahtera Raya Tbk (CNMA).
Di sisi lain, pergerakan IHSG sepanjang 2025 hingga penutupan Senin (10/3/2025) masih turun 6,80 persen ke 6.598,22.
(DESI ANGRIANI)
Được in lại từ Idxchannel, bản quyền được giữ lại bởi tác giả gốc.
Tuyên bố miễn trừ trách nhiệm: Quan điểm được trình bày hoàn toàn là của tác giả và không đại diện cho quan điểm chính thức của Followme. Followme không chịu trách nhiệm về tính chính xác, đầy đủ hoặc độ tin cậy của thông tin được cung cấp và không chịu trách nhiệm cho bất kỳ hành động nào được thực hiện dựa trên nội dung, trừ khi được nêu rõ bằng văn bản.
Website Cộng đồng Giao Dịch FOLLOWME: www.followme.asia
Tải thất bại ()