
IDXChannel - Saham PT DCI Indonesia Tbk (DCII) menjadi saham termahal di Bursa Efek Indonesia (BEI), baik dari sisi nominal maupun valuasi. Dari sisi nominal, harga saham DCII hampir menyentuh angka Rp19 juta per lot.
Saat ini, harga DCII mencapai Rp186.925 per saham. Dari sisi valuasi, emiten data center itu memiliki price to earning ratio (PER) 559x dan price to book value (PBV) 154x dengan nilai kapitalisasi pasar Rp445,6 triliun.
Lalu, bagaimana dengan kinerja DCII?
Sepanjang tahun lalu, DCII membukukan pendapatan Rp1,8 triliun, meningkat hingga 39 persen dibandingkan 2023 yang sebesar Rp1,3 triliun.
Pendapatan DCII ditopang segmen jasa collocation yang mencapai Rp1,7 triliun atau setara 94 persen dari total pendapatan perseroan. Tanpa menyebutkan identitas, tiga pelanggan DCII berkontribusi hampir 50 persen dari total pendapatan.
Sementara itu, beban pokok pendapatan naik 41 persen dari Rp534 miliar menjadi Rp755 miliar. Beban ini disumbang terutama oleh beban listrik sebesar Rp285 miliar di mana pemasok terbesar adalah PT Cikarang Listrindo Tbk (POWR) Rp276 miliar.
Alhasil, laba bruto DCII tercatat Rp1,06 triliun, naik 37 persen dibandingkan 2023. Margin laba kotor turun tipis dari 59 persen menjadi 58 persen.
Di samping itu, beban usaha DCII relatif stabil sehingga setelah dikurangi oleh beban pajak, laba bersih perseroan mencapai Rp976 miliar, naik hingga 90 persen dari 2023 yang sebesar Rp514 miliar. Laba per saham ikut naik dari Rp216 menjadi Rp334.
Dari sisi neraca, posisi kas dan setara kas DCII pada akhir 2024 menjadi Rp217 miliar dari Rp403 miliar. Namun, piutang usaha membengkak 1,4 kali lipat dari Rp252 miliar menjadi Rp606 miliar. Kenaikan piutang ini sejalan dengan kenaikan pendapatan perseroan.
Selain, itu aset tetap DCII juga naik Rp1 triliun sehingga aset meningkat 31 persen menjadi Rp4,8 triliun. Kenaikan aset disebabkan penambahan aset akibat perluasan gedung data center.
Saat ini, DCII membangun gedung data center JK6 yang memiliki kapasitas 36 MW. Penambahan ini bertujuan meningkatkan collocation milik perseroan untuk memenuhi permintaan pelanggan dan meningkatkan pendapatan perseroan.
Saat ini, emiten milik Toto Sugiri dan Anthoni Salim tersebut mengoperasikan beberapa data center. Di antaranya H1 Cibitung, H2 Karawang, EI Jakarta, dan H3 Sky Bintan. Beberapa mitra DCII antara lain Indosat, Fiberstar, Biznet, dan Moratelindo.
(Rahmat Fiansyah)
Được in lại từ Idxchannel, bản quyền được giữ lại bởi tác giả gốc.
Tuyên bố miễn trừ trách nhiệm: Quan điểm được trình bày hoàn toàn là của tác giả và không đại diện cho quan điểm chính thức của Followme. Followme không chịu trách nhiệm về tính chính xác, đầy đủ hoặc độ tin cậy của thông tin được cung cấp và không chịu trách nhiệm cho bất kỳ hành động nào được thực hiện dựa trên nội dung, trừ khi được nêu rõ bằng văn bản.
Tải thất bại ()