
PT Dirgantara Indonesia (PTDI) memproyeksikan kebutuhan produksi pesawat hingga tahun 2029 akan mencapai 143 unit senilai US$ 3,1 miliar atau sekitar Rp 50,84 triliun (kurs Rp 16.400). Rinciannya terdiri dari 46 unit pesawat CN235, 31 unit pesawat NC212i, dan 66 unit pesawat N219.
PTDI sebagai supplier dari Original Equipment Manufacturer (OEM) global seperti Airbus dan Bell juga memiliki target peningkatan kontrak proyek aerostructure dari US$ 12,9 juta pada tahun 2025 menjadi US$ 50 juta pada tahun 2032, dan machining parts menyumbang sekitar 10-20% dari total pesanan aerostructure.
Namun, Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika Kemenperin Setia Diarta menyebut PTDI menghadapi tantangan terkait dengan kapasitas produksi. Hal ini disebabkan oleh usia mesin yang sudah lebih dari 15 tahun.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Namun demikian, PTDI menghadapi tantangan keterbatasan kapasitas produksi akibat usia mesin yang telah lebih dari 15 tahun sehingga tingkat produktivitas dan keandalan relatif turun, serta sering mengalami downtime karena sulitnya mendapatkan suku cadang pengganti di pasaran," katanya dalam Penandatanganan Framework Agreement antara PTDI dan PT YPTI di Kantor Kemenperin, Rabu (12/3/2025).
Baca juga: Sampai ke Afrika, Pembiayaan Ekspor Selama 2024 Capai Rp 7 T |
Untuk memenuhi peningkatan permintaan pesawat dan aerostructure tersebut, PTDI akan melakukan modernisasi fasilitas machining (CNC) melalui kerja sama dengan PT Yogya Presisi Teknikatama Industri (YPTI), yang merupakan perusahaan produsen CNC dalam negeri.
Kerja sama ini bertujuan meningkatkan produktivitas dan kehandalan mesin produksi PTDI, meningkatkan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) produk permesinan, baik komponen pesawat terbang maupun spare part mesin, serta mengembangkan ekosistem industri manufaktur kedirgantaraan.
"Kerjasama antara PTDI dan YPTI akan dituangkan dalam Kerangka Kerjasama yang akan ditandatangani hari ini dan mencakup Pengadaan dan Revitalisasi Permesinan PTDI, Pelatihan, Peningkatan daya saing produk permesinan, Kolaborasi bisnis dan Pengembangan ekosistem industri," tuturnya.
Menurut Setia, PTDI menjalin kemitraan dengan YPTI karena memiliki kemampuan dan otorisasi untuk mendesain, memproduksi dan merakit komponen dan pemeliharaan mesin CNC merek twinhorn yang diproduksi Chi-Fa Machinery Manufacturer Taiwan.
Untuk memberikan pelayanan perawatan mesin CNC tersebut, YPTI akan didukung PT Pumatech sebagai authorized dealer dari Chi-Fa Machinery Manufacturer di Indonesia.
"Kerja sama ini menjadi momentum penting dalam pembangunan ekosistem dirgantara nasional. Dengan melibatkan lebih banyak pelaku industri lokal, kami berkomitmen untuk meningkatkan TKDN dan mengoptimalkan potensi industri dalam negeri," ujar Direktur Produksi PTDI, Dena Hendriana.
"Kolaborasi ini juga akan memperkaya kapabilitas permesinan PTDI, sehingga kami dapat terus meningkatkan kualitas, kompetensi dan diversifikasi produk dirgantara," tutup dia.
(ily/kil)作者:Ilyas Fadilah -,文章来源detik_id,版权归原作者所有,如有侵权请联系本人删除。
风险提示:以上内容仅代表作者或嘉宾的观点,不代表 FOLLOWME 的任何观点及立场,且不代表 FOLLOWME 同意其说法或描述,也不构成任何投资建议。对于访问者根据 FOLLOWME 社区提供的信息所做出的一切行为,除非另有明确的书面承诺文件,否则本社区不承担任何形式的责任。
FOLLOWME 交易社区网址: www.followme.asia
加载失败()