Pasardana.id – Riset harian FAC Sekuritas menyebutkan, pada perdagangan akhir pekan lalu (14/03), IHSG ditutup melemah -131,78 poin (-1,98%) ke level 6.515,63.
Pelemahan IHSG tidak lepas dari minimnya katalis positif domestik dan meningkatnya tensi perdagangan tarif global.
Dari eksternal, Trump mengancam akan memberlakukan tarif 200% untuk semua produk beralkohol dari Uni Eropa, sebagai balasan atas tarif 50% dari blok tersebut untuk wiski Amerika dan barang-barang AS lainnya.
Ia juga menegaskan kembali sikapnya untuk menerapkan tarif resiprokal terhadap mitra dagang global, yang akan mulai berlaku pada tanggal 2 April.
Sebagai catatan, sepekan terakhir IHSG melemah -1,81% dengan sektor penekannya, seperti Basic Materials (-6,49%), Healthcare (-3,99%), & Properties (-3,80%).
Sementara itu, Wall Street akhir pekan lalu ditutup menguat seperti DJIA (+1,65%), S&P 500 (+2,13%), & Nasdaq (+2,61%).
Meredanya kekhawatiran tentang penutupan pemerintahan dan ketahanan investor terhadap data sentimen konsumen yang lemah membantu mengangkat pasar.
Pemimpin Minoritas Senat, Chuck Schumer memberi sinyal dukungan untuk RUU pendanaan yang didukung Republik, mengurangi ketidakpastian politik.
Namun, indeks sentimen konsumen Universitas Michigan anjlok ke 57,9, terendah sejak November 2022, mencerminkan kekhawatiran atas inflasi dan tarif.
Sebagai catatan, sepekan terakhir DJIA (-3,07%), S&P 500 (-2,27%), & Nasdaq (-2,43%).
“Menyikapi beragam kondisi tersebut diatas, pada perdagangan hari ini, IHSG diperkirakan cenderung mixed ditengah kekhawatiran perang tarif yang semakin memanas dan berlanjutnya net foreign sell. Investor hari ini akan mencermati rilis data Statistik Utang Luar Negeri (Jan-25) dan Neraca Perdagangan Indonesia (Feb-25),” sebut analis FAC Sekuritas dalam riset Senin (17/3).
Tải thất bại ()