5 Cara Menghadapi Trading Halt, Tips Manajemen Risiko saat Harga Saham Jatuh

avatar
· 阅读量 16
5 Cara Menghadapi Trading Halt, Tips Manajemen Risiko saat Harga Saham Jatuh
5 Cara Menghadapi Trading Halt, Tips Manajemen Risiko saat Harga Saham Jatuh. (Foto: Freepik)

IDXChannel—Simak 5 cara menghadapi trading halt. Trading halt atau penghentian perdagangan sementara diberlakukan regulator bursa untuk mengantisipasi gejolak pasar, sekaligus memberi kesempatan pada investor untuk menganalisa situasi.

Pada 18 Maret, Bursa Efek Indonesia memberlakukan trading halt pada pukul 11:19:31 waktu Jakarta Automated Trading System (JATS), menyusul penurunan IHSG hingga 5 persen, perdagangan dilanjutkan pada 11:49:31 waktu JATS tanpa perubahan jadwal. 

Baca Juga:
5 Cara Menghadapi Trading Halt, Tips Manajemen Risiko saat Harga Saham Jatuh Ini Faktor Penyebab IHSG Rontok 5 Persen hingga Trading Halt

Pemberlakuan trading halt ini merujuk pada Surat Keputusan Direksi BEI No. Kep-00024/BEI/03-2020 yang diterbitkan pada 10 Maret 2020. Sejak penerbitannya, IHSG sudah mengalami trading halt sebanyak tujuh kali. 

Pertama kali trading halt diberlakukan pada 2020 adalah saat pandemi Covid-19 melanda. Pada masa itu, banyak investor asing angkat kaki dari pasar saham dan mengalihkan modalnya ke aset-aset safe haven

Baca Juga:
5 Cara Menghadapi Trading Halt, Tips Manajemen Risiko saat Harga Saham Jatuh IHSG Kena Trading Halt, Ini Deretan Saham Pemberat Indeks

Ketika penurunan signifikan terjadi, kepanikan di kalangan investor ritel adalah hal yang lazim dan lumrah terjadi. Sehingga investor rentan mengambil keputusan tanpa pertimbangan matang, berdasarkan emosi sesaat. 

Melansir MNC Sekuritas dan Emtrade (18/3), berikut ini adalah cara bijak menghadapi saham yang turun drastis. 

Baca Juga:
5 Cara Menghadapi Trading Halt, Tips Manajemen Risiko saat Harga Saham Jatuh Berapa Kali IHSG Mengalami Trading Halt? Sejak 2020 Sudah 7 Kali, Ini Daftar Lengkapnya

5 Cara Menghadapi Trading Halt, Tips Bijak Menghadapi Penurunan IHSG 

1. Tetap Tenang, Hindari Panik Berlebihan

Kondisi yang mungkin terjadi menyusul penurunan IHSG secara tajam adalah panic selling, yakni di mana investor secara bersamaan melepas kepemilikannya karena panik. Trading berpotensi mengakibatkan ketidakpastian dan kekhawatiran bagi investor. 

Saat hal ini terjadi, investor dianjurkan untuk tidak mengambil keputusan secara terburu-buruk, baik keputusan jual ataupun keputusan beli di harga terdiskon. Sebab penurunan IHSG menimbulkan dua kondisi.

Bagi investor dengan modal cukup, penurunan harga saham dapat menjadi peluang untuk menambah kepemilikan dengan harga terdiskon. Sementara bagi investor yang sudah memiliki saham tertentu, ini berarti penurunan portofolio yang signifikan. 

2. Tetap Simpan Saham

Bagi investor yang sudah memiliki saham-saham blue chip berfundamental baik, dapat menunggu situasi hingga kondisi pasar membaik, saham-saham blue chip dapat bertahan dan berpeluang untuk pulih lebih dulu. 

Saham-saham big caps dengan fundamental yang positif adalah jenis saham yang paling rebound setelah penurunan IHSG. Namun perlu diingat juga bahwa cara ini hanya berlaku bagi investor yang berinvestasi menggunakan uang dingin dan berinvestasi pada blue chip. 

3. Start Small, Tidak All-In 

Sebagian investor biasanya menganggap penurunan harga saham yang signifikan adalah peluang untuk menambah kepemilikan dengan harga terdiskon. Namun dalam kondisi downtren, investor tidak dianjurkan untuk terburu-buru beli dalam jumlah besar. 

Apalagi all-in untuk menambah kepemilikan, karena tren penurunan masih berpeluang untuk berlanjut. Membeli saham yang tengah menunjukkan tren penurunan sama seperti menangkap pisau jatuh. 

Tunggulah beberapa saat sembari menganalisa situasi dan saham terkait sebelum memutuskan untuk membeli, baik untuk membeli baru atau membeli untuk averaging down. Jika memutuskan untuk beli, upayakan dengan jumlah yang terbatas untuk meminimalisir potensi kerugian. 

Selain itu hindarilah saham gorengan. Jika investor berniat untuk melakukan realokasi aset pada aset-aset yang dinilai aman untuk menghadapi kondisi pasar yang menurun, maka pilihan alokasi aset harus ditentukan secara bijak.

4. Tahu Cara Stop Loss

Stop loss dapat dipertimbangkan bagi investor yang terlanjur memiliki saham-saham berkapitalisasi kecil. Stop loss adalah strategi untuk membatasi kerugian lebih lanjut, biasanya diterapkan ketika harga saham menunjukkan tren penurunan drastis. 

Sebenarnya Investor juga punya pilihan untuk mempertahankan kepemilikannya, tetapi pemulihan harga saham berkapitalisasi kecil mungkin akan lebih lama dibanding saham-saham blue chip. Dalam hal ini, pengelolaan money management di luar modal investasi sangatlah diperlukan. 

Dengan memiliki dana likuid siap pakai untuk memenuhi kebutuhan, investor tidak perlu menjual sahamnya yang sedang turun karena alasan butuh uang, dan baru menjualnya ketika harga saham menunjukkan perbaikan untuk mengurangi nilai kerugian. 

5. Cash is the King 

Investor seringkali mendengar slogan ‘Cash is the King’, meskipun investor memiliki portofolio yang mentereng, investor tetap dianjurkan untuk selalu memiliki dana likuid agar cash flow tidak terganggu saat pasar bergejolak. 

Dalam hal ini, keberadaan penghasilan tetap dan dana siap pakai akan sangat membantu. Sehingga investor tidak harus terpaksa melepas kepemilikan sahamnya yang tengah turun untuk memenuhi kebutuhan harian. Selain itu, dana likuid juga dapat digunakan untuk menambah kepemilikan di harga diskon. 

Oleh sebab itu investor pemula selalu dianjurkan untuk berinvestasi menggunakan uang dingin, bukan dengan uang yang dibutuhkan untuk kebutuhan harian, apalagi dengan uang  yang diperoleh dari utang. 

Itulah 5 cara menghadapi trading halt yang patut dipertimbangkan investor pemula. 


(Nadya Kurnia)

风险提示:以上内容仅代表作者或嘉宾的观点,不代表 FOLLOWME 的任何观点及立场,且不代表 FOLLOWME 同意其说法或描述,也不构成任何投资建议。对于访问者根据 FOLLOWME 社区提供的信息所做出的一切行为,除非另有明确的书面承诺文件,否则本社区不承担任何形式的责任。

FOLLOWME 交易社区网址: www.followme.asia

喜欢的话,赞赏支持一下
avatar
回复 0

加载失败()

  • tradingContest