
IDXChannel—Saham-saham di Bursa Efek Indonesia disebut saham termurah di ASEAN secara valuasi, apa yang harus dilakukan investor?
Direktur Pengembangan BEI Jeffrey Hendrik menyebut valuasi saham-saham di Bursa Efek Indonesia saat ini terbilang murah, hal ini tercermin dari price to earning ratio (PER) IHSG yang berada di kisaran 10 kali, terendah di ASEAN.

Menyikapi pemberlakuan trading halt yang diberlakukan bursa pada menjelang akhir sesi perdagangan I pada Selasa (18/3) kemarin, Jeffrey juga mengimbau agar pelaku pasar bertindak secara rasional dalam mengambil keputusan dengan mempertimbangkan kondisi fundamental, baik dari segi emiten maupun secara makro.
Selain Indonesia, beberapa negara di kawasan ASEAN juga memiliki bursa saham yang mewadahi perdagangan saham-saham perusahaan di negaranya masing-masing. Bagaimana valuasi perusahaan publik di bursa saham negara tetangga?

Malaysia mengoperasikan Bursa Malaysia Berhad memiliki indeks KLSE (FTSE Malaysia KLCI), yakni indeks yang berisi 30 saham perusahaan-perusahaan terbaik di kelasnya. Beberapa perusahaan ternama yang tercatat sebagai konstituennya antara lain:
- Petronas Gas Berhad
- Mr D.I.Y Group Berhad
- Axiata Group Berhad
- CIMB Group Holding Berhad
- Malayan Banking Berhad
- Public Bank Berhad
- Press Metal Alumunium Holdings Berhad, dan lain-lain
Mengutip data dari Tradingview, kini Press Metal Alumunium Holdings Berhad (PMETAL) memiliki rasio PER 25,18x, Petronas Gas memiliki rasio PER 17,95x, Mr D.I.Y memiliki rasio PER 22,30x, dan CIMB Group Holding mencatatkan rasio PER 9,83x.

Dari 30 konstituen indeks KLSE, hanya enam emiten yang mencatatkan PER di bawah 10x dengan rentang PER terendah 6x dan tertinggi 9x. Sementara sisanya mencatatkan PER di atas 10x, dengan rentang terendah 12x dan tertinggi 22x.
Sementara bila dibandingkan dengan IDX LQ30, terdapat 13 emiten yang mencatatkan PER di bawah 10x dengan rentang terendah 2x dan tertinggi 9x. Sementara sisanya mencatatkan PER di atas 10x dengan rentang mulai dari terendah 10x dan tertinggi 193x.
Tiga emiten perbankan Himbara sama-sama mencatat PER di bawah 10x. PT Alamtri Resources Indonesia Tbk (ADRO) mencatatkan PER terendah sebesar 2,17x, sementara PT Bank Jago Tbk (ARTO) mencatatkan PER tertinggi sebesar 193,49x.
Menyusul pada posisi kedua adalah PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA) dengan PER sebesar 87,69x, lalu PT Barito Pacific Tbk (BRPT) dengan PER sebesar 70,10x, dan PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN) dengan PER sebesar 36,27x.
Sisa emiten dalam indeks IDX30 selebihnya mencatatkan PER di bawah 30x, dengan besaran rasio PER puluhan hingga belasan kali.
Sejak awal 2025, IDX30 mencatatkan penurunan sebesar 12,12 persen. Jika diperluas lingkupnya, indeks LQ45 telah mencatat penurunan sebesar 13,85 persen secara year to date.
Sementara dalam periode yang sama, indeks KLSE Malaysia mencatatkan penurunan sebesar 7,43 persen secara year to date. Secara rata-rata, indeks saham unggulan Indonesia mencatatkan penurunan lebih dalam dibanding indeks saham unggulan Malaysia.
Itulah penjelasan singkat tentang saham termurah di ASEAN dan perbandingannya dengan Malaysia.
(Nadya Kurnia)
Được in lại từ Idxchannel, bản quyền được giữ lại bởi tác giả gốc.
Tuyên bố miễn trừ trách nhiệm: Nội dung trên chỉ đại diện cho quan điểm của tác giả hoặc khách mời. Nó không đại diện cho quan điểm hoặc lập trường của FOLLOWME và không có nghĩa là FOLLOWME đồng ý với tuyên bố hoặc mô tả của họ, cũng không cấu thành bất kỳ lời khuyên đầu tư nào. Đối với tất cả các hành động do khách truy cập thực hiện dựa trên thông tin do cộng đồng FOLLOWME cung cấp, cộng đồng không chịu bất kỳ hình thức trách nhiệm nào trừ khi có cam kết rõ ràng bằng văn bản.
Website Cộng đồng Giao Dịch FOLLOWME: www.followme.asia
Tải thất bại ()