
IDXChannel - Stimulus pasar berupa pembelian kembali (buyback) saham tanpa melalui rapat umum pemegang saham (RUPS) dinilai sudah cukup untuk memberikan support di tengah penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
"Stimulus (buyback tanpa RUPS) yang dilakukan Bursa dan OJK sudah cukup untuk menjaga keseimbangan likuditas pasar," ujar Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI), Iman Rachman dalam acara Buka Puasa Bersama Media Pasar Modal di Urban Forest, Cilandak, Jakarta Selatan, Senin (24/3/2025) malam.
Iman menjelaskan, investor institusi atau domestik dapat menyerap keluarnya asing dari pasar modal dengan menggelar buyback saham tanpa persetujuan RUPS.
Dengan begitu, keseimbangan di likuiditas di pasar modal dapat terjaga dan memberikan sentimen positif terhadap pergerakan IHSG.
"Kita lihat apa yang dilakukan oleh buyback. Bagaimana domestik institusi atau ritel bisa menyerap keluarnya asing. Perlu pihak lain atau domestik ritel maupun institusi melihat bahwa valuasinya sudah cukup," tutur dia.
Lebih lanjut, pengumuman struktur pengurus Badan Pengelola Badan Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) juga memberikan angin segar dan persepsi positif terhadap pasar.
IHSG yang kemarin melemah seharian hingga menyentuh level terendahnya di 5.971, kembali rebound ke 6.197,98 pada Selasa (25/3/2025).
"Berikan waktu bagi Danantara, nama-nama itu bisa diterima pasar," ujarnya.
Sementara itu, pengamat pasar modal Michael Yeoh menilai, buyback selalu menjadi katalis positif bagi pasar, karena mengurangi free float dan mengurangi jumlah saham yang beredar.
Dia menjelaskan, posisi buyback yang dilakukan di bottom atau harga bawah biasanya mengindikasikan bahwa valuasi perusahaan sudah cukup murah bagi emiten.
Namun, untuk mendongkrak pasar modal, buyback tidaklah cukup lantaran diperlukan persepsi positif dari sisi ekonomi serta moneter, termasuk rupiah.
“Yang perlu diperhatikan adalah periode buyback serta nilai buyback-nya di angka berapa,” kata Michael kepada IDX Channel, Senin (24/3/2025).
Sebagai informasi, hajatan buyback saham tanpa RUPS langsung dieksekusi oleh empat emiten milik Prajogo Pangestu dengan total nilai Rp5 triliun pada 21 Maret–20 Juni 2025, menyusul aturan OJK tersebut.
PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) dan PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) masing-masing mengalokasikan Rp2 triliun, dengan target buyback 0,29 persen dan 0,2 persen dari total saham.
Sementara itu, PT Barito Pacific Tbk (BRPT) dan PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN) masing-masing menganggarkan Rp500 miliar untuk membeli kembali 0,7 persen dan 0,55 persen saham.
Harga buyback maksimal ditetapkan Rp8.000 per saham untuk TPIA dan CUAN, Rp7.475 untuk BREN, serta Rp760 untuk BRPT.
Selain emiten Prajogo, PT Ultrajaya Milk Industry Tbk (ULTJ) menyiapkan Rp1,67 triliun untuk buyback saham hingga 10 persen dari modal disetor mulai 24 Maret 2025.
Kemudian PT Medikaloka Hermina Tbk (HEAL) juga akan melakukan buyback saham di tengah kondisi pasar yang fluktuatif. HEAL mengalokasikan dana sebesar Rp100 miliar untuk buyback hingga 95 juta saham.
Jejak HEAL juga diikuti oleh PT Steel Pipe Industry of Indonesia Tbk (ISSP) dengan mengalokasikan dana Rp25 miliar untuk buyback hingga 83.330.000 saham.
(DESI ANGRIANI)
Được in lại từ Idxchannel, bản quyền được giữ lại bởi tác giả gốc.
Tuyên bố miễn trừ trách nhiệm: Nội dung trên chỉ đại diện cho quan điểm của tác giả hoặc khách mời. Nó không đại diện cho quan điểm hoặc lập trường của FOLLOWME và không có nghĩa là FOLLOWME đồng ý với tuyên bố hoặc mô tả của họ, cũng không cấu thành bất kỳ lời khuyên đầu tư nào. Đối với tất cả các hành động do khách truy cập thực hiện dựa trên thông tin do cộng đồng FOLLOWME cung cấp, cộng đồng không chịu bất kỳ hình thức trách nhiệm nào trừ khi có cam kết rõ ràng bằng văn bản.
Website Cộng đồng Giao Dịch FOLLOWME: www.followme.asia
Tải thất bại ()