Empat Saham Bank Kakap BBRI-BMRI Cs Menguat, Intip Analisisnya

avatar
· Lượt xem 48
Empat Saham Bank Kakap BBRI-BMRI Cs Menguat, Intip Analisisnya
Empat Saham Bank Kakap BBRI-BMRI Cs Menguat, Intip Analisisnya. (Foto: Freepik)

IDXChannel – Empat saham perbankan besar naik pada Selasa (25/3/2025), rebound dari tekanan jual sebelumnya.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), pukul 09.54 WIB, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) meningkat 2,49 persen ke Rp3.700 per saham.

Baca Juga:
Empat Saham Bank Kakap BBRI-BMRI Cs Menguat, Intip Analisisnya Debut Perdana, Harga Saham YUPI Dibuka Jatuh 2,09 Persen

Dalam rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) pada Senin (24/3/2025), BBRI menyetujui pembagian dividen dengan total Rp51,74 triliun kepada para pemegang saham. Jumlah ini setara dengan 85 persen dari laba bersih tahun buku 2024. Tahun lalu, BRI membukukan laba bersih konsolidasi sebesar Rp60,64 triliun.

Sebelumnya, BRI telah membagikan dividen interim senilai Rp20,46 triliun atau Rp135 per saham pada 15 Januari 2025. Dengan demikian, dividen final yang akan dibagikan mencapai Rp208,40 per saham atau setara dengan imbal hasil (yield) 5,77 persen.

Baca Juga:
Empat Saham Bank Kakap BBRI-BMRI Cs Menguat, Intip Analisisnya Bursa Asia Bergerak Variatif, Pasar Cerna Kebijakan Tarif AS

Keputusan ini membuat total dividen per saham BRI tahun ini menjadi Rp345.

Saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) juga terkerek, yakni sebesar 1,57 persen ke Rp8.075 per unit.

Baca Juga:
Empat Saham Bank Kakap BBRI-BMRI Cs Menguat, Intip Analisisnya Jelang RUPST Mandiri (BMRI), Intip Bocoran Dividen dan Susunan Pengurus Baru

BBCA juga membagikan dividen tunai, yakni sebesar Rp250 per saham, dengan total nilai mencapai Rp30,81 triliun. Keputusan ini disepakati dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang digelar pada Rabu (12/3/2025).

Dividen tersebut merupakan bagian dari total dividen tunai untuk tahun buku 2024 yang mencapai Rp36,98 triliun atau Rp300 per saham. Sebelumnya, BCA telah membayarkan dividen interim sebesar Rp50 per saham atau setara Rp6,16 triliun kepada pemegang saham pada 11 Desember 2024.

Demikian pula, saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) terapresiasi 1,79 persen, menjelang pengumuman dividen pada Selasa (25/3) ini. Tidak ketinggalan, saham PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) tumbuh 1,08 persen.

Likuiditas Stabil

Saham perbankan utama Indonesia menghadapi tekanan jual sepanjang tahun lalu akibat berbagai faktor, salah satunya kekhawatiran atas likuiditas dan biaya dana (funding cost).

Namun, analis Verdhana Sekuritas dalam risetnya tertanggal 24 Maret 2025 menilai bahwa prospek likuiditas kini mulai membaik, didukung oleh langkah Bank Indonesia (BI) dalam menurunkan suku bunga Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) serta mengurangi penerbitannya.

Saat ini, suku bunga SRBI blended telah turun ke 6,38 persen dari puncaknya di 7,48 persen pada Juli 2024. Kebijakan BI ini membantu menstabilkan biaya dana di bank-bank besar, yang berpotensi menjaga margin bunga bersih (NIM) tetap solid dan mengurangi risiko penurunan laba akibat margin yang menyusut.

Lebih lanjut, kata Verdhana, penurunan suku bunga SRBI juga mengurangi insentif arbitrase terhadap suku bunga repo yang kini berada di 6,50 persen. Hal ini membuka peluang bagi BI untuk menurunkan penerbitan SRBI lebih lanjut serta memangkas suku bunga acuan yang saat ini berada di 5,75 persen.

Selain itu, ada potensi pemangkasan rasio giro wajib minimum (GWM) dari sekitar 6–7 persen menjadi 3–4 persen bagi bank-bank besar. Jika ini terealisasi, menurut Verdhana, tambahan likuiditas yang masuk ke sistem perbankan dapat menjadi katalis positif bagi saham perbankan.

Dengan berbagai faktor tersebut, Verdhana Sekuritas meyakini sektor perbankan Indonesia tetap tangguh secara fundamental.

“Di sektor ini, bank-bank besar tetap menjadi pilihan utama. Rekomendasi utama kami adalah BMRI, BRIS, dan BBCA,” kata analis Verdhana.

Kondisi IHSG

Aksi jual di saham bank raksasa dan saham konglomerat menekan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) belakangan ini. Indeks acuan tersebut melemah 5,71 persen dalam sebulan terakhir.

Pasar Indonesia belakangan tertekan akibat kekhawatiran terhadap strategi fiskal pemerintah, kebijakan, prospek pertumbuhan, serta spekulasi mengenai pengunduran diri menteri keuangan.

“Tekanan jual di pasar ini memiliki kemiripan dengan yang terjadi di China pada paruh pertama 2024, ketika pasar dianggap kurang menarik bagi investor akibat ketidakpastian kebijakan,” kata Senior Portfolio Manager di Samsung Asset Management, Alan Richardson.

"Saya yakin pasar Indonesia akan stabil dalam tiga bulan ke depan, sehingga investor fundamental dapat memanfaatkan kesempatan ini untuk membeli saham berkualitas dengan harga murah."

Di sisi lain, menurut para analis, alokasi kepemilikan pemerintah dalam badan usaha milik negara (BUMN) ke dalam sovereign wealth fund (SWF) baru, Danantara, juga memicu kekhawatiran terkait kebutuhan pendanaan dan belanja anggaran. (Aldo Fernando)

Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.

Tuyên bố miễn trừ trách nhiệm: Nội dung trên chỉ đại diện cho quan điểm của tác giả hoặc khách mời. Nó không đại diện cho quan điểm hoặc lập trường của FOLLOWME và không có nghĩa là FOLLOWME đồng ý với tuyên bố hoặc mô tả của họ, cũng không cấu thành bất kỳ lời khuyên đầu tư nào. Đối với tất cả các hành động do khách truy cập thực hiện dựa trên thông tin do cộng đồng FOLLOWME cung cấp, cộng đồng không chịu bất kỳ hình thức trách nhiệm nào trừ khi có cam kết rõ ràng bằng văn bản.

Website Cộng đồng Giao Dịch FOLLOWME: www.followme.asia

Ủng hộ nếu bạn thích
avatar
Trả lời 0

Tải thất bại ()

  • tradingContest