Saham Konglo Melesat, Ikut Bagi THR Jelang Lebaran

avatar
· Lượt xem 43
Saham Konglo Melesat, Ikut Bagi THR Jelang Lebaran
Saham Konglo Melesat, Ikut Bagi THR Jelang Lebaran. (Foto: Freepik)

IDXChannel – Sejumlah saham emiten konglomerat berkapitalisasi pasar besar (big cap) naik tajam, mengikuti jejak bank kakap yang mendorong Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) naik lebih dari 3 persen pada Rabu (26/3/2025).

Hingga pukul 14.09 WIB, IHSG melonjak hingga 3,83 persen ke level tertinggi dalam lebih dari sepekan, memperpanjang pemulihannya dalam dua hari beruntun setelah sempat turun tajam ke titik terendah sejak September 2021 awal pekan ini.

Baca Juga:
Saham Konglo Melesat, Ikut Bagi THR Jelang Lebaran Laba Erajaya (ERAA) Kembali Tembus Rp1 Triliun pada 2024

Saham emiten properti milik Aguan dan Grup Salim PANI, misalnya, meningkat 7,96 persen. Anak usaha PANI, CBDK, melonjak 10,89 persen.

Kemudian, saham-saham Prajogo Pangestu kompak melambung. Sebut saja, BREN mendaki 5,85 persen, BRPT terkerek 5,43 persen, CUAN terapresiasi 6,07 persen, TPIA tumbuh 5,54 persen, dan PTRO melejit 5,13 persen.

Baca Juga:
Saham Konglo Melesat, Ikut Bagi THR Jelang Lebaran Energi Mega Persada (ENRG) Incar Peluang Bisnis Baru dari Proyek Penyimpanan Karbon di Aceh

Diwartakan sebelumnya, empat emiten milik Prajogo kompak melaksanakan buyback saham senilai total Rp5 triliun pada 21 Maret–20 Juni 2025, menyusul aturan OJK tersebut.

TPIA dan BREN masing-masing mengalokasikan Rp2 triliun, dengan target buyback 0,29 persen dan 0,2 persen dari total saham.

Baca Juga:
Saham Konglo Melesat, Ikut Bagi THR Jelang Lebaran Pembiayaan Capai Rp44 Triliun, BTN Syariah Siap Jadi BUS Sebelum Akhir 2025

Sementara itu, BRPT dan CUAN masing-masing menganggarkan Rp500 miliar untuk membeli kembali 0,7 persen dan 0,55 persen saham.

Saham emiten tambang Grup Salim, AMMN, naik 2,93 persen, sementara saham perusahaan energi milik Sinarmas, DSSA, bertambah 0,71 persen. Saham produsen mi instan Grup Salim, ICBP, juga menguat 1,20 persen.

Saham emiten migas milik pengusaha Happy Hapsoro, RAJA, melesat 11,36 persen, sedangkan anak usahanya, RATU, naik 8,61 persen.

Kenaikan ini untuk sementara meredakan tekanan jual yang belakangan menghantam saham-saham konglomerat akibat kondisi pasar secara umum. Bagi trader jangka pendek, saham-saham tersebut memberikan peluang cuan cepat, atau bisa dibilang sebagai "THR" menjelang libur Lebaran.

Namun, bagi investor jangka panjang, kenaikan hari ini mungkin masih belum cukup untuk menutup kerugian yang terjadi sebelumnya.

Sebagai informasi, Bursa Efek Indonesia (BEI) mengumumkan libur bursa pada 28 Maret hingga 7 April 2025. Libur tersebut mencakup Cuti Bersama Hari Suci Nyepi Tahun Baru Saka 1947 pada 28 Maret serta libur Hari Raya Idul Fitri 1446 Hijriah pada 31 Maret hingga 7 April 2025.

Menanti Inflow Lebih Deras

Pengamat pasar modal, Michael, menilai kenaikan tajam IHSG hari ini didorong oleh respons positif investor terhadap dividen yang dibagikan oleh BMRI dan BBRI. Kedua saham ini masing-masing melesat 8 persen dan 5 persen—bersama dua bank lainnya, BBNI dan BBCA, yang melejit 8 persen dan 6 persen.

“Bank Mandiri membagikan dividen sebesar Rp466 per saham, yang berarti pada harga Rp4.600 per saham, imbal hasilnya mencapai 10 persen atau sudah masuk kategori double digit,” ujarnya.

Meski demikian, ia mengingatkan, arus masuk dana asing (inflow) ke pasar masih relatif kecil dibandingkan dengan arus keluar (outflow).

“Inflow akan baik jika foreign [investor asing] kembali, dan saat ini masih terlalu dini jika kita lihat. Jumlah inflow masih terlalu sedikit dibanding outflow—meskipun tidak menutup kemungkinan inflow asing ke depan bertambah,” kata Michael kepada IDXChannel.com, Rabu (26/3/2025).

Sebagai gambaran, pada Selasa (25/3/2025), investor asing mencatatkan beli bersih (net foreign buy) Rp420 miliar di pasar reguler. Kendati, selama sepekan asing melakukan jual bersih (net sell) Rp3,82 triliun dan dalam sebulan melego saham RI senilai Rp15,7 triliun.

Sementara, rupiah, yang menjadi salah satu mata uang pasar berkembang dengan kinerja terburuk di dunia, menguat ke level Rp16.570 per USD setelah sebelumnya jatuh ke 16.640 pada Selasa, level terendah dalam hampir 27 tahun. Bank Indonesia (BI) melakukan intervensi untuk menahan pelemahan lebih lanjut.

Minat investor terhadap Indonesia mulai memudar akibat kekhawatiran terhadap stabilitas fiskal jangka panjang. Analis memperingatkan bahwa tarif impor AS dan potensi penguatan kembali dolar masih menjadi ancaman.

Pelaku pasar kini menanti kejelasan kebijakan perdagangan Presiden AS Donald Trump menjelang penerapan tarif baru pada 2 April. Meski ada sedikit optimisme terkait kemungkinan fleksibilitas kebijakan, kekhawatiran terhadap dampaknya bagi negara-negara berbasis ekspor masih membayangi. (Aldo Fernando)

Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.

Tuyên bố miễn trừ trách nhiệm: Nội dung trên chỉ đại diện cho quan điểm của tác giả hoặc khách mời. Nó không đại diện cho quan điểm hoặc lập trường của FOLLOWME và không có nghĩa là FOLLOWME đồng ý với tuyên bố hoặc mô tả của họ, cũng không cấu thành bất kỳ lời khuyên đầu tư nào. Đối với tất cả các hành động do khách truy cập thực hiện dựa trên thông tin do cộng đồng FOLLOWME cung cấp, cộng đồng không chịu bất kỳ hình thức trách nhiệm nào trừ khi có cam kết rõ ràng bằng văn bản.

Website Cộng đồng Giao Dịch FOLLOWME: www.followme.asia

Ủng hộ nếu bạn thích
avatar
Trả lời 0

Tải thất bại ()

  • tradingContest