
IDXChannel – Harga minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) meningkat menjelang libur Idulfitri, Jumat (28/3/2025).
Berdasarkan data pasar, kontrak berjangka (futures) CPO di Bursa Malaysia Derivatives melonjak 2,48 persen ke sekitar MYR4.420 per ton, menandai kenaikan tiga hari berturut-turut.

Mengutip Trading Economics, sentimen positif muncul setelah produsen minyak dan bahan bakar nabati di AS mencapai kesepakatan prinsip untuk meningkatkan mandat biodiesel dan diesel terbarukan.
Di sisi lain, China—salah satu pembeli utama—meningkatkan impor minyak sawit di tengah sengketa dagang dengan Kanada.

Sepanjang pekan ini, harga CPO mencatat kenaikan pertama dalam tiga minggu terakhir, naik sekitar 1,01 persen, didorong oleh ketidakpastian cuaca.
Prakiraan menunjukkan transisi dari La Niña ke fase netral El Niño antara Maret hingga Mei, yang berpotensi memengaruhi produksi.

Sementara itu, Indonesia menaikkan harga referensi (HR) minyak sawit mentah (CPO) untuk April menjadi USD961,54 per metrik ton. Nilai tersebut meningkat sebesar USD7,03 atau 0,74 persen dari HR CPO periode Maret 2025 yang tercatat sebesar USD954,50 per ton.
Namun, RI tetap mempertahankan bea ekspor sebesar USD124 per ton.
Kepala riset komoditas Sunvin Group yang berbasis di Mumbai, Anilkumar Bagani, mengatakan tren kenaikan harga minyak sawit berjangka mendapat dukungan tambahan dari penguatan kontrak RBD palm olein di Dalian Commodity Exchange (DCE).
“Kenaikan selama jam perdagangan Asia hari ini [Jumat] telah memicu aksi short-covering yang kuat dan aksi beli saat harga rendah (bargain buying) pada CPO berjangka menjelang libur panjang,” ujarnya kepada Bernama.
Bagani menambahkan, pada Kamis malam waktu Asia, harga minyak kedelai di Chicago Board of Trade (CBOT) melonjak tajam setelah muncul laporan bahwa pemerintahan Donald Trump meminta produsen minyak dan biofuel merumuskan kesepakatan baru terkait kebijakan biofuel AS.
Sejalan dengan Bagani, trader minyak sawit David Ng mengatakan CPO berjangka menembus MYR4.400 per ton didorong oleh kenaikan harga minyak kedelai serta ekspektasi produksi yang lebih lemah dalam beberapa pekan ke depan.
“Kenaikan harga minyak kedelai terutama dipicu oleh kebijakan biofuel Trump, yang diperkirakan akan meningkatkan permintaan minyak kedelai. Oleh karena itu, kami melihat level support di MYR4.350 per ton dan resistance di MYR4.550 per ton,” katanya. (Aldo Fernando)
Được in lại từ Idxchannel, bản quyền được giữ lại bởi tác giả gốc.
Tuyên bố miễn trừ trách nhiệm: Quan điểm được trình bày hoàn toàn là của tác giả và không đại diện cho quan điểm chính thức của Followme. Followme không chịu trách nhiệm về tính chính xác, đầy đủ hoặc độ tin cậy của thông tin được cung cấp và không chịu trách nhiệm cho bất kỳ hành động nào được thực hiện dựa trên nội dung, trừ khi được nêu rõ bằng văn bản.
Website Cộng đồng Giao Dịch FOLLOWME: www.followme.asia
Tải thất bại ()