IDXChannel - Harga emas mencetak rekor tertinggi baru pada Kamis (3/4/2025), seiring lonjakan permintaan aset safe haven setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengumumkan tarif yang lebih agresif dari perkiraan terhadap sejumlah mitra dagang utama.
Langkah ini memperluas ketegangan dalam perang dagang global dan mengguncang pasar.
Trump Umumkan Tarif Impor Baru ke Amerika Serikat, Indonesia Kena 32 PersenHingga pukul 09.07 WIB, emas spot (XAU/USD) naik 0,56 persen menjadi USD3.151,67 per per troy ons, setelah di sesi awal menyentuh rekor tertinggi sepanjang masa di USD3.167,83 per troy ons.
Trump pada Rabu menyatakan akan memberlakukan tarif dasar 10 persen untuk semua impor ke AS, serta tarif lebih tinggi bagi puluhan negara lain, termasuk beberapa mitra dagang terbesar AS.
Aspirasi Hidup (ACES) Raup Laba Rp892 Miliar di 2024Kebijakan ini semakin memperuncing perang dagang yang telah mengguncang pasar global dan membuat sekutu AS kebingungan.
Pemerintahan Trump juga mengonfirmasi, tarif 25 persen untuk impor mobil dan truk secara global akan mulai berlaku pada 3 April, diikuti oleh tarif untuk suku cadang otomotif pada 3 Mei.
Harga Emas Antam (ANTM) Hari Ini Melesat Lagi Tembus ke Rp1.836.000 Per GramAnalis menilai, kekhawatiran terhadap resesi AS dan perlambatan ekonomi global mendorong investor beralih ke emas, yang berpotensi terus mengerek harga.
"Prospek pelemahan ekonomi AS akibat tarif yang lebih tinggi telah meningkatkan ekspektasi pasar terhadap pemangkasan suku bunga The Fed sebelum akhir tahun," kata analis Commonwealth Bank of Australia, Vivek Dhar, dikutip Dow Jones Newswires.
Menurutnya, pasar kini memperkirakan pemangkasan suku bunga sebesar 85–90 basis poin pada akhir tahun, naik dari 75–80 basis poin pada Rabu.
"Harga emas berjangka (futures) kemungkinan terus naik jika pasar semakin memperhitungkan pemangkasan suku bunga The Fed," ujar Dhar.
Sepanjang 2025, emas telah melonjak lebih dari 19 persen, didorong oleh ketidakpastian terkait tarif, potensi pemangkasan suku bunga, ketegangan geopolitik, dan aksi beli bank sentral.
Sementara itu, data menunjukkan bahwa jumlah tenaga kerja sektor swasta AS meningkat lebih tinggi dari perkiraan pada Maret. Namun, para ekonom tetap menilai pasar tenaga kerja tengah melambat di tengah meningkatnya ketidakpastian ekonomi akibat kebijakan tarif.
Pasar kini menantikan laporan ketenagakerjaan AS (non-farm payrolls/NFP) yang akan dirilis Jumat untuk mencari petunjuk lebih lanjut mengenai arah kebijakan moneter Federal Reserve (The Fed). (Aldo Fernando)
Được in lại từ Idxchannel, bản quyền được giữ lại bởi tác giả gốc.
Tuyên bố miễn trừ trách nhiệm: Quan điểm được trình bày hoàn toàn là của tác giả và không đại diện cho quan điểm chính thức của Followme. Followme không chịu trách nhiệm về tính chính xác, đầy đủ hoặc độ tin cậy của thông tin được cung cấp và không chịu trách nhiệm cho bất kỳ hành động nào được thực hiện dựa trên nội dung, trừ khi được nêu rõ bằng văn bản.


Tải thất bại ()