Harga Minyak Jatuh, Ketakutan Perang Dagang Picu Kekhawatiran Resesi

avatar
· Views 63
Harga Minyak Jatuh, Ketakutan Perang Dagang Picu Kekhawatiran Resesi
Harga Minyak Jatuh, Ketakutan Perang Dagang Picu Kekhawatiran Resesi. (Foto: Freepik)

IDXChannel – Harga minyak turun lebih dari 3 persen pada Senin (7/4/2025), memperpanjang pelemahan pekan lalu.

Penurunan ini terjadi seiring meningkatnya ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat (AS) dan China yang memicu kekhawatiran resesi serta berkurangnya permintaan minyak mentah.

Baca Juga:
Harga Minyak Jatuh, Ketakutan Perang Dagang Picu Kekhawatiran Resesi Trump Tak Akan Tarik Kebijakan Tarif Impor, Sebut Sebagai Obat Bagi Pasar yang Terpuruk

Kontrak berjangka (futures) Brent merosot 3,09 persen ke USD64,02 per barel hingga pukul 08.39 WIB, sementara minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) jatuh 3,08 persen menjadi USD60,44 per barel. Pada titik terendah pagi ini, kedua acuan tersebut mencapai level terendah sejak April 2021.

Harga minyak anjlok 7 persen pada Jumat pekan lalu setelah China meningkatkan tarif atas barang-barang AS, memperburuk perang dagang yang telah membuat investor memperhitungkan kemungkinan resesi lebih besar. Dalam sepekan terakhir, Brent melemah 10,9 persen, sementara WTI turun 10,6 persen.

Baca Juga:
Harga Minyak Jatuh, Ketakutan Perang Dagang Picu Kekhawatiran Resesi Kinerja Emiten-Emiten Berikut Berpotensi Terdampak Kebijakan Tarif AS, Intip Analisanya

"Pemicu utama penurunan ini adalah kekhawatiran bahwa tarif akan melemahkan ekonomi global," kata analis komoditas di Rakuten Securities, Satoru Yoshida.

"Selain itu, rencana peningkatan produksi oleh OPEC+ juga menambah tekanan jual," ujarnya, seraya menambahkan, tarif balasan dari negara lain di luar China akan menjadi faktor penting yang perlu diperhatikan.

Baca Juga:
Harga Minyak Jatuh, Ketakutan Perang Dagang Picu Kekhawatiran Resesi Harga Emas Anjlok Hampir 2 Persen, Investor Kumpulkan Cash

Yoshida memperkirakan harga WTI bisa jatuh ke USD55 atau bahkan USD50 jika pelemahan di pasar saham terus berlanjut.

Menanggapi kebijakan tarif Presiden AS Donald Trump, China pada Jumat mengumumkan tambahan bea masuk 34 persen atas barang-barang asal Negeri Paman Sam, mengonfirmasi kekhawatiran investor bahwa perang dagang global bisa semakin meluas dan membahayakan perekonomian dunia.

Meski impor minyak, gas, dan produk olahan mendapatkan pengecualian dari tarif baru AS, kebijakan tersebut dapat memicu inflasi, memperlambat pertumbuhan ekonomi, serta memperburuk ketegangan perdagangan, yang pada akhirnya menekan harga minyak.

Ketua Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell mengatakan pada Jumat, tarif baru yang diumumkan Trump lebih besar dari perkiraan dan dampak ekonomi yang ditimbulkan, termasuk inflasi yang lebih tinggi dan pertumbuhan yang lebih lambat, kemungkinan juga akan lebih besar.

Sementara itu, selama akhir pekan, para menteri utama OPEC+ menegaskan perlunya kepatuhan penuh terhadap target produksi minyak dan meminta negara-negara yang memproduksi di atas kuota untuk menyerahkan rencana kompensasi sebelum 15 April. (Aldo Fernando)

Tuyên bố miễn trừ trách nhiệm: Nội dung trên chỉ đại diện cho quan điểm của tác giả hoặc khách mời. Nó không đại diện cho quan điểm hoặc lập trường của FOLLOWME và không có nghĩa là FOLLOWME đồng ý với tuyên bố hoặc mô tả của họ, cũng không cấu thành bất kỳ lời khuyên đầu tư nào. Đối với tất cả các hành động do khách truy cập thực hiện dựa trên thông tin do cộng đồng FOLLOWME cung cấp, cộng đồng không chịu bất kỳ hình thức trách nhiệm nào trừ khi có cam kết rõ ràng bằng văn bản.

Website Cộng đồng Giao Dịch FOLLOWME: www.followme.asia

Ủng hộ nếu bạn thích
avatar
Trả lời 0

Tải thất bại ()

  • tradingContest