
IDXChannel – Bursa saham Asia cenderung naik pada perdagangan Kamis (17/4/2025), menutup kembali kerugian dari hari sebelumnya di tengah pelemahan Wall Street AS semalam.
Data pasar menunjukkan, pada 08.57 WIB, Indeks Nikkei 225 naik 0,73 persen, sementara indeks Topix yang lebih luas menguat 0,53 persen. Saham teknologi memimpin penguatan tersebut.

Kenaikan ini terjadi meskipun terjadi aksi jual tajam di Wall Street pada malam sebelumnya, setelah Ketua Federal Reserve (The Fed) AS Jerome Powell memperingatkan bahwa tarif dapat menjadi tantangan bagi mandat ganda bank sentral: menekan inflasi dan mendukung pertumbuhan ekonomi.
Dari dalam negeri, data menunjukkan pertumbuhan ekspor Jepang pada Maret melambat dan tak sesuai ekspektasi, ditekan oleh penurunan pengiriman ke China dan Uni Eropa. Namun, impor kembali tumbuh positif, mengindikasikan adanya ketahanan permintaan domestik.

Saham teknologi yang memimpin penguatan di bursa Jepang antara lain Disco Corp (+1 persen), Advantest (+1,8 persen), dan Lasertec (+2,7 persen). Saham-saham besar lainnya juga ikut menguat seperti Mitsubishi Heavy (+1,5 persen), Hitachi (+1,2 persen), dan Fast Retailing (+1 persen).
Selain pasar saham Jepang, Hang Seng Hong Kong meningkat 1,02 persen, KOSPI Korea Selatan tumbuh 0,48 persen, ASX 200 Australia terapresiasi 0,24 persen dan STI Index Singapura bertambah 0,50 persen.

Berbeda, indeks Shanghai Composite melemah tipis 0,06 persen dan CSI 300 China turun 0,23 persen.
Sementara itu, indeks saham acuan AS anjlok pada Rabu, dipicu aksi jual saham Nvidia dan pernyataan Powell yang kembali menyoroti potensi tekanan inflasi akibat tarif.
Nasdaq Composite yang sarat saham teknologi anjlok 3,1 persen ke 16.307,2. S&P 500 melemah 2,2 persen ke 5.275,7 dan Dow Jones Industrial Average turun 1,7 persen ke 39.669,4.
Mengutip MT Newswires, hampir semua sektor mencatat penurunan, kecuali energi, dengan sektor teknologi memimpin pelemahan hingga 3,9 persen.
Saham Nvidia merosot 6,9 persen, menjadi yang terburuk di indeks Dow dan termasuk yang terburuk di S&P 500.
Perusahaan semikonduktor ini mengumumkan pada Selasa malam bahwa pihaknya diperkirakan mencatat beban hingga USD5,5 miliar pada kuartal pertama karena pemerintah AS mewajibkan izin ekspor untuk chip H20 ke China dan negara-negara dalam kategori "D:5".
UBS Securities menyebut bahwa Rusia dan negara-negara yang terkena embargo senjata AS termasuk dalam kelompok D:5. Morgan Stanley menyatakan pembatasan ekspor dari pemerintah AS ini bisa sangat mengganggu keuangan Nvidia.
Di sisi lain, Advanced Micro Devices (AMD) menyatakan, ketentuan izin ekspor baru juga berlaku bagi produk MI308 miliknya dan dapat menyebabkan beban hingga USD800 juta. Saham AMD merosot 7,4 persen.
Saham-saham teknologi besar lainnya ikut melemah, termasuk Apple, Amazon.com, dan Microsoft di indeks Dow, serta Tesla, Meta Platforms, dan Alphabet yang juga ditutup lebih rendah.
Sementara itu, Abbott Laboratories menyatakan kembali proyeksi kinerja tahunannya setelah membukukan laba kuartal pertama yang melampaui ekspektasi pasar. Sahamnya naik 2,8 persen, menjadi penguat ketiga terbesar di S&P 500.
Imbal hasil obligasi pemerintah AS bergerak turun pada Rabu. Imbal hasil obligasi bertenor dua tahun turun 4,6 basis poin ke 3,78 persen, sedangkan obligasi 10 tahun turun 3,3 basis poin ke 4,29 persen.
Powell kembali menegaskan bahwa dampak tarif terhadap inflasi kemungkinan tidak cepat menghilang.
“Kami mungkin menghadapi skenario menantang di mana tujuan mandat ganda kami berada dalam ketegangan,” ujar Powell, merujuk pada target The Fed untuk mencapai lapangan kerja maksimal dan harga yang stabil.
“Jika itu terjadi, kami akan mempertimbangkan seberapa jauh perekonomian dari masing-masing target dan jangka waktu yang diperlukan untuk menutup kesenjangan tersebut.”
Di sisi lain, China menunjukkan kesiapan untuk melakukan negosiasi dagang dengan AS di bawah kondisi tertentu, menurut laporan Yahoo Finance.
Presiden AS Donald Trump sebelumnya mengatakan bahwa China perlu mendekati AS untuk mencapai kesepakatan dagang. CNBC International melaporkan, China telah menunjuk Li Chenggang sebagai negosiator dagang yang baru. (Aldo Fernando)
Được in lại từ Idxchannel, bản quyền được giữ lại bởi tác giả gốc.
Tuyên bố miễn trừ trách nhiệm: Nội dung trên chỉ đại diện cho quan điểm của tác giả hoặc khách mời. Nó không đại diện cho quan điểm hoặc lập trường của FOLLOWME và không có nghĩa là FOLLOWME đồng ý với tuyên bố hoặc mô tả của họ, cũng không cấu thành bất kỳ lời khuyên đầu tư nào. Đối với tất cả các hành động do khách truy cập thực hiện dựa trên thông tin do cộng đồng FOLLOWME cung cấp, cộng đồng không chịu bất kỳ hình thức trách nhiệm nào trừ khi có cam kết rõ ràng bằng văn bản.
Website Cộng đồng Giao Dịch FOLLOWME: www.followme.asia
Tải thất bại ()