Jika Saham Profit Taking dan UMA, Harus Bagaimana? Simak Tipsnya

IDXChannel – Banyak investor yang kerap bingung jika saham profit taking dan UMA harus bagaimana? Dalam dunia investasi saham, hal ini seringkali terjadi. 

Profit taking dan UMA atau Unusual Market Activity sering muncul, terutama saat harga saham bergerak drastis. Oleh karena itu, penting bagi investor untuk memahami arti dan dampak dari kedua hal tersebut agar bisa mengambil keputusan jika saham profit taking dan UMA harus bagaimana. 

Baca Juga:

9 Saham dengan Buyback Terbesar di Dunia, Apple hingga Chevron

Jika Saham Profit Taking dan UMA Harus Bagaimana?

Profit taking adalah aksi jual saham oleh investor setelah harga saham mengalami kenaikan signifikan dengan tujuan merealisasikan keuntungan. Contohnya, ketika saham naik dari Rp1.000 ke Rp1.500, banyak investor yang menjual di harga Rp1.500 untuk mengunci keuntungan. Profit taking bisa terjadi dengan ditandai oleh beberapa hal sebagai berikut. 

• Harga saham naik tinggi, lalu tiba-tiba turun dalam 1–2 hari.
• Volume transaksi meningkat saat harga mulai melemah.
• Tidak ada sentimen negatif signifikan, tapi ada aksi jual besar-besaran.

Sementara itu, UMA atau Unusual Activity adalah kondisi ketika aktivitas market pasar tidak biasa. Kondisi ini terjadi ketika Bursa Efek Indonesia (BEI) mengidentifikasi pergerakan harga atau volume saham yang tidak wajar dan mengeluarkan peringatan kepada publik. UMA bukan berarti saham tersebut pasti bermasalah, tapi sinyal agar investor berhati-hati dan melakukan analisis lebih dalam. Beberapa ciri-ciri saham UMA antara lain sebagai berikut. 

Baca Juga:

22 Juta Saham NANO Diborong di Harga Diskon, Ini Pembelinya

• Harga naik atau turun sangat tajam dalam waktu singkat.
• Volume transaksi jauh di atas rata-rata harian.
• BEI mengeluarkan surat peringatan UMA.

Lantas, jika saham profit taking dan UMA harus bagaimana? Berikut ini langkah-langkah yang bisa Anda lakukan agar tidak merugi. 

1. Jangan Panik

Langkah pertama dan paling penting adalah tetap tenang. Hindari keputusan emosional karena panik bisa membuat investor rugi lebih besar.

2. Lakukan Analisis Fundamental dan Teknikal

Anda perlu melakukan analisis baik fundamental maupun teknikal. Cobalah mengecek kinerja keuangan perusahaan untuk memastikan apakah pendapatan dan laba bersih perusahaan masih sehat. Selain itu, cek juga grafik teknikalnya dan lihat apakah harga sudah terlalu tinggi (overbought). 

3. Pantau Berita

Saham yang diumumkan UMA oleh BEI tidak selalu akan dihentikan perdagangannya untuk selamanya. Meski begitu, tidak menutup kemungkinan bahwa saham yang diumumkan kemudian disuspensi dalam waktu yang relatif berdekatan. Oleh karena itu, Anda perlu memantau berita terbaru. 

4. Patuhi Strategi Investasi

Jika Anda seorang investor jangka panjang, Anda mungkin bisa melakukan evaluasi apakah perusahaan masih punya prospek bagus atau tidak. Adapun jika Anda seorang trader, Anda mungkin bisa mempertimbangkan take profit sebagian atau gunakan stop loss.

5. Cek Surat UMA dari BEI

Surat UMA biasanya mencantumkan alasan pengawasan, misalnya karena harga naik tajam tanpa info material. Hal ini tentunya bisa jadi sinyal untuk wait and see.

6. Hindari FOMO

Banyak investor retail terjebak euforia atau kepanikan massal sehingga kerap ikut-ikutan melakukan tindakan tanpa pertimbangan matang. Oleh karena itu, penting untuk melakukan analisis mandiri, bukan sekadar mengikuti rumor atau influencer saham.

Itulah beberapa hal yang bisa dilakukan jika saham profit taking dan UMA. Kedua hal ini merupakan bagian dari investasi di pasar modal sehingga investor perlu bijak dalam mengambil keputusan investasi.