
IDXChannel - Saham-saham perbankan, termasuk PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) mengalami koreksi signifikan setelah libur Lebaran. Namun, koreksi ini bukan hanya terjadi pada BCA, melainkan bank lain termasuk Himbara.
Presiden Direktur BCA, Jahja Setiaatmadja mengungkapkan, koreksi ini dipicu oleh sentimen negatif dari pengumuman Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump mengenai potensi pengenaan tarif tambahan sebesar 32 persen terhadap produk impor dari negara-negara yang memiliki surplus perdagangan dengan AS, termasuk Indonesia.

"Jadi, saya pikir bukan hanya BCA. Saya juga amati saham-saham dari bank lain, dari Mandiri, BRI, BNI gitu ya, dan bank lain. Trennya hampir sama dengan BCA. Kenapa? Karena kita ingat, pada waktu liburan panjang masa Lebaran, ada kejutan-kejutan dari teman kita Mr Trump, yang tiba-tiba menyebutkan ada tambahan biaya-biaya custom untuk setiap negara yang rate balance-nya dianggap merugikan Amerika. Nah, termasuk kita, terkena 32 persen," ujar Jahja dalam Press Conference Paparan Kinerja Triwulan I 2025, Rabu (23/4/2025).
Menurut Jahja, pengumuman ini memicu reaksi spontan dari investor, baik domestik maupun asing yang langsung melakukan aksi jual pada saat pasar dibuka kembali pada 8 dan 9 April 2025.

"Karena naluri investor, begitu dengar suatu berita yang uncertain, belum tahu, belum bisa mitigasi, dampak risiko kepada perbankannya, nomor satu apa? Jual dulu. Dan mentality atau habit ini, ya memang begitu, investor semua, dalam negeri dan luar negeri, adu cepet jual dulu," tuturnya.
Được in lại từ Idxchannel, bản quyền được giữ lại bởi tác giả gốc.
Tuyên bố miễn trừ trách nhiệm: Quan điểm được trình bày hoàn toàn là của tác giả và không đại diện cho quan điểm chính thức của Followme. Followme không chịu trách nhiệm về tính chính xác, đầy đủ hoặc độ tin cậy của thông tin được cung cấp và không chịu trách nhiệm cho bất kỳ hành động nào được thực hiện dựa trên nội dung, trừ khi được nêu rõ bằng văn bản.
Website Cộng đồng Giao Dịch FOLLOWME: www.followme.asia
Tải thất bại ()