
IDXChannel - Harga minyak mentah ditutup melemah pada Rabu (23/4/2025) setelah laporan menyebut OPEC+ tengah mempertimbangkan untuk kembali menaikkan produksi pada Juni mendatang.
Meski demikian, pernyataan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang bersedia merundingkan penurunan tarif impor dari China dan menarik ancaman pemecatan terhadap Ketua The Fed Jerome Powell memberikan sedikit dukungan terhadap harga minyak.

Kontrak berjangka (futures) minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) terkoreksi 2,55 persen menjadi USD62,31 per barel, sedangkan minyak Brent melorot 2,48 persen ke USD66,14 per barel.
Mengutip sumber dari anggota OPEC+, Reuters melaporkan bahwa kelompok produsen tersebut mempertimbangkan untuk mempercepat pengembalian 2,2 juta barel per hari pasokan ke pasar.

Sebelumnya, rencana awal adalah mengembalikan pasokan tersebut secara bertahap dalam 18 bulan. Namun, pada Mei lalu OPEC+ memutuskan untuk menaikkan produksi sebanyak 411.000 barel per hari, dan kini tengah menimbang kenaikan besar kedua pada Juni.
Mengutip MT Newswires, penurunan harga minyak terjadi setelah Trump menyatakan siap merundingkan tarif yang lebih rendah terhadap impor dari China.

Pernyataan ini disampaikan setelah sebelumnya ia mengenakan tarif sebesar 145 persen terhadap ekspor China pada awal bulan ini. Meski demikian, Trump menegaskan belum berniat menghapus tarif tersebut sepenuhnya.
Trump juga berusaha menenangkan pasar yang sempat bergejolak akibat ancamannya terhadap Powell, yang dinilai tidak cukup agresif dalam menurunkan suku bunga.
“Setelah beberapa hari pernyataan tajam dan manuver verbal terkait kemungkinan pemecatan Ketua The Fed, kini Gedung Putih kembali berbalik arah dengan pernyataan ‘saya tidak berniat memecatnya’. Pemecatan anggota dewan The Fed, apalagi ketuanya, sangat kompleks secara hukum dan dampaknya terhadap pasar sangat nyata,” demikian kata PVM Oil Associates.
Dalam survei mingguannya, Energy Information Administration (EIA) melaporkan bahwa persediaan minyak komersial AS naik sebesar 0,2 juta barel pekan lalu, lebih rendah dari ekspektasi analis yang disurvei Reuters sebesar 0,8 juta barel.
Data ini juga berlawanan dengan laporan sehari sebelumnya dari American Petroleum Institute yang menyebutkan adanya penurunan persediaan sebesar 4,6 juta barel. (Aldo Fernando)
Được in lại từ Idxchannel, bản quyền được giữ lại bởi tác giả gốc.
Tuyên bố miễn trừ trách nhiệm: Nội dung trên chỉ đại diện cho quan điểm của tác giả hoặc khách mời. Nó không đại diện cho quan điểm hoặc lập trường của FOLLOWME và không có nghĩa là FOLLOWME đồng ý với tuyên bố hoặc mô tả của họ, cũng không cấu thành bất kỳ lời khuyên đầu tư nào. Đối với tất cả các hành động do khách truy cập thực hiện dựa trên thông tin do cộng đồng FOLLOWME cung cấp, cộng đồng không chịu bất kỳ hình thức trách nhiệm nào trừ khi có cam kết rõ ràng bằng văn bản.
Website Cộng đồng Giao Dịch FOLLOWME: www.followme.asia
Tải thất bại ()