Kurs Rupiah Indonesia Menguat Tipis, Pasar Waspadai Sentimen Konsumen AS dan Ketidakpastian Global

avatar
· 阅读量 36
  • Rupiah menguat terbatas, diperdagangkan di 16.841, didorong harapan penurunan suku bunga The Fed serta undervalued Rupiah di tengah penguatan mata uang regional.
  • Imbal hasil SUN tenor 10 tahun berada di 7,034 dan IHSG naik 0,77% ke 6.664,56, mencerminkan optimisme investor domestik meski risiko eksternal masih membayangi.
  • Dolar AS Tertekan, DXY tetap di bawah 100 karena kekacauan politik AS dan ekspektasi pertumbuhan melambat.
  • Fokus pasar tertuju pada rilis Sentimen Konsumen Michigan malam ini.

Nilai tukar Rupiah Indonesia (IDR) bergerak dalam kisaran 16.760-16.860 per Dolar AS (USD) pada perdagangan hari Jumat ini. Pasangan mata uang USD/IDR rebound dari level terendah yang tercatat dalam perdagangan sesi Asia di 16.765 ke level 16.841 saat berita ini ditulis, setelah ditutup melemah ke 16.800 pada sesi sebelumnya.

Di pasar obligasi, imbal hasil Surat Utang Negara (SUN) tenor 10 tahun turun ke 7,034 dari pembukaan 7,047, sementara tenor 5 tahun juga melemah ke 6,706 dari harga pembukaan. Sementara itu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 0,77% ke level 6.664,56, mencerminkan sentimen positif di pasar saham domestik.

Rupiah Menguat Didukung Harapan Penurunan Suku Bunga The Fed

Analis Bank Woori, Rully Nova, menyatakan bahwa penguatan nilai tukar Rupiah hari ini didorong oleh harapan penurunan suku bunga The Fed pada Juni 2025. Pergerakan Rupiah dipengaruhi oleh sentimen global terkait kebijakan The Fed yang bertujuan menurunkan inflasi dan mengurangi tingkat pengangguran di AS, seperti yang dikutip dari Media Indonesia. Selain itu, nilai Rupiah dianggap sudah undervalued, sehingga masih ada potensi penguatan seiring penguatan mata uang regional lainnya.

Namun, ketidakpastian kebijakan tarif AS terhadap Tiongkok masih menjadi risiko bagi pasar, meskipun ada harapan pengurangan bea perdagangan. Rencana dialog antara kedua negara tersebut juga terhambat oleh ketidakjelasan pernyataan dari pejabat AS, yang dapat mempengaruhi arah pergerakan Rupiah lebih lanjut.

Trump menyebut AS dan Tiongkok berdiskusi untuk menyelesaikan perang dagang. Namun, Tiongkok membantah adanya negosiasi tarif. Sementara itu, laporan lainnya menyebutkan bahwa Tiongkok tengah mempertimbangkan penangguhan tarif 125% pada beberapa impor AS. 

Dolar AS Tertekan, DXY Masih di Bawah Level Psikologis 100

Sementara itu, Dolar AS, yang diukur oleh DXY terhadap enam mata uang utama lainnya, tampak bergerak bolak-balik di bawah level psikologis 100 dan support 99,26. Pada saat ini, indeks tersebut sedikit menguat ke 99,73.

Status Dolar AS tengah tertekan akibat meningkatnya ketidakpastian politik dan kebijakan domestik, terutama di bawah pemerintahan Trump. Analis Commerzbank menyoroti bahwa kekacauan politik di Washington merusak posisi istimewa AS, sementara analis MUFG menunjukkan bahwa perlambatan ekonomi global – termasuk AS, Tiongkok, Meksiko, dan Kanada – mendukung pandangan suram terhadap pertumbuhan ke depan. IMF memproyeksikan penurunan pertumbuhan ekonomi AS menjadi 1,8% pada 2025 dan 1,7% pada 2026, menambah tantangan bagi The Fed dalam menetapkan suku bunga di tengah inflasi yang masih tinggi.

Pasar telah banyak mengalami banyak gejolak dalam masa jabatan Presiden AS, Donald Trump, yang hampir mencapai 100 hari, dengan investor menarik dana dari saham dan obligasi AS, menyebabkan jatuhnya valuasi dan lonjakan imbal hasil Treasury. Indeks S&P 500 yang paling terpukul dan Dolar AS telah anjlok 9% sejak awal tahun – penurunan terburuk sejak 1971. Narasi dominasi AS di pasar global kini terguncang, dan kombinasi antara melemahnya Dolar dan naiknya imbal hasil menunjukkan tekanan besar yang biasanya hanya dialami oleh negara berkembang dalam krisis, bukan ekonomi terbesar dunia.

Ketegangan perdagangan yang meningkat, terutama antara AS dan Tiongkok, serta kebijakan tarif yang agresif turut memperbesar risiko inflasi dan resesi. Ekonom JPMorgan dan Goldman Sachs memprakirakan peluang resesi masing-masing sebesar 60% untuk AS dan 45% untuk ekonomi global. Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) dan PBB pun telah menurunkan proyeksi pertumbuhan global. Secara keseluruhan, kebijakan Presiden Trump menciptakan ketidakpastian luar biasa tinggi di pasar global, dengan risiko ekonomi dan geopolitik yang diprakirakan akan terus membayangi dalam waktu dekat.

Data Ekonomi AS: Manufaktur Kuat, Perumahan Melemah

Data ekonomi AS bulan Maret menunjukkan hasil yang beragam. Aktivitas ekonomi sedikit melemah dengan Indeks Aktivitas Nasional The Fed Chicago turun ke -0,03 dari 0,24. Di sektor tenaga kerja, klaim tunjangan pengangguran awal naik tipis menjadi 222.000, sementara Klaim Tunjangan Lanjutan justru turun ke 1,841 juta, menunjukkan ketahanan pasar tenaga kerja. 

Sektor manufaktur mencatat lonjakan besar, terutama pada pesanan barang tahan lama yang melonjak 9,2%, jauh di atas ekspektasi. Namun, pesanan barang tahan lama non transportasi stagnan di 0%, dan pesanan barang modal inti hanya naik 0,1%. 

Di sisi lain, sektor perumahan menunjukkan pelemahan dengan penjualan rumah lama turun tajam sebesar 5,9%. Secara keseluruhan, data mencerminkan kekuatan di sektor manufaktur, namun disertai tanda-tanda pelemahan di sektor perumahan dan perlambatan aktivitas secara umum.

Investor Menunggu Rilis Sentimen Konsumen Michigan AS

Para investor tengah bersiap menyambut rilis data akhir Sentimen Konsumen Michigan Amerika Serikat untuk bulan April yang dijadwalkan keluar malam ini (waktu Indonesia) pada hari Jumat, pukul 14:00 GMT (21:00 WIB). Data ini menjadi salah satu indikator penting untuk mengukur kepercayaan konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini dan prospek ke depan, sehingga dapat memengaruhi ekspektasi pasar terhadap kebijakan moneter The Fed serta arah pergerakan Dolar AS dan akan memengaruhi pergerakan mata uang USD/IDR.

Indikator Ekonomi

Indeks Ekspektasi Konsumen Michigan

Pengukur Ekspektasi Inflasi dari Universitas Michigan mengukur seberapa besar konsumen mengantisipasi perubahan harga selama 12 bulan mendatang. Pengukur ini dirilis dalam dua tahap—rilis pendahuluan yang cenderung memberikan dampak yang lebih besar, diikuti oleh pembaruan yang direvisi dua minggu kemudian.

Baca lebih lanjut

Rilis berikutnya Jum Apr 25, 2025 14.00

Frekuensi: Bulanan

Konsensus: 47.2

Sebelumnya: 47.2

Sumber: University of Michigan


 

Bagikan: Pasokan berita

风险提示:以上内容仅代表作者或嘉宾的观点,不代表 FOLLOWME 的任何观点及立场,且不代表 FOLLOWME 同意其说法或描述,也不构成任何投资建议。对于访问者根据 FOLLOWME 社区提供的信息所做出的一切行为,除非另有明确的书面承诺文件,否则本社区不承担任何形式的责任。

FOLLOWME 交易社区网址: www.followme.asia

喜欢的话,赞赏支持一下
avatar
回复 0

加载失败()

  • tradingContest