Laba IPCC Sentuh Rp51 Miliar di Kuartal I-2025, Melesat 33 Persen

IDXChannel - PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk (IPCC) mencetak kinerja positif di tiga bulan pertama tahun ini. Emiten penyedia jasa layanan terminal di pelabuhan ini meraih laba bersih Rp51 miliar, melesat 33 persen dibandingkan kuartal I-2024.

Dalam laporan keuangan IPCC kuartal I-2025 yang diterbitkan Senin (28/4/2025), kenaikan laba bersih perseroan seiring lonjakan pendapatan sebesar 16 persen menjadi Rp203,27 miliar.

Pendapatan IPCC ditopang oleh  segmen jasa terminal sebesar Rp183,6 miliar atau 90,33 persen. Segmen ini menjadi kontributor utama perseroan karena model bisnisnya yang berupa bongkar muat kargo kendaraan, baik mobil maupun alat berat.

Sisanya 6,45 persen disumbang oleh segmen jasa barang Rp13 miliar, segmen rupa-rupa usaha 3,18 persen (Rp6,5 miliar), dan pengusahaan tanah, bangunan, air, dan listrik 0,07 persen (Rp136 juta).

PT Bandar Krida Jasindo masih menjadi penyumbang utama pendapatan IPCC sebesar Rp52 miliar (26 persen). Diikuti oleh PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMI) sebesar Rp18 miliar (10 persen).

Beban pokok pendapatan IPCC sebenarnya tercatat naik 20 persen menjadi Rp125,5 miliar. Namun, beban umum serta administrasi turun menjadi Rp17 miliar, sehingga membantu laba usaha naik.

Alhasil, laba tahun berjalan IPCC mencapai Rp51,17 miliar, naik 33,3 persen dibandingkan kuartal I-2024 yang sebesar Rp38,39 miliar. Margin laba bersih perseroan juga meningkat dari 22 persen menjadi 25 persen.

Posisi kas dan setara kas IPCC juga meningkat dalam tiga bulan terakhir dari Rp810 miliar menjadi Rp882 miliar. Kenaikan ini seiring arus kas bersih operasional yang mencapai Rp85 miliar.

Anak perusahaan PT Pelindo Multi Terminal itu juga tercatat tidak memiliki utang berbunga. Adapun liabilitas tercatat Rp571,6 miliar, terutama disumbang liabilitas sewa Rp388 miliar, beban akrual Rp69 miliar, dan utang pajak Rp26 miliar.

Posisi ekuitas IPCC juga naik menjadi Rp1,33 triliun. Saldo laba bertambah seiring pertumbuhan laba menjadi Rp387 miliar, yang mengindikasikan kemampuan perseroan memberikan dividen kepada pemegang saham.

(Rahmat Fiansyah)