Bursa Asia Beragam di Tengah Kenaikan Wall Street

IDXChannel - Bursa saham Asia beragam pada Rabu (30/4/2025) pagi, di tengah adanya sentimen positif di Wall Street yang kembali mencetak rekor.

Menurut data pasar, pukul 08.58 WIB, Indeks acuan Nikkei 225 naik 0,06 persen, sedangkan Topix Jepang tumbuh 0,18 persen, melanjutkan tren penguatan dalam beberapa hari terakhir.

Baca Juga:

IHSG Berpotensi Menguji Resisten ke Level 6.908, Intip Pergerakan Saham BBCA, BBRI hingga EXCL

Kepercayaan investor terhadap ketahanan korporasi tampaknya mengalahkan kekhawatiran terkait perlambatan ekonomi dan hambatan perdagangan.

ASX 200 Australia juga mendaki 0,36 persen dan STI Singapura naik 0,34 persen.

Baca Juga:

Laba BRI (BBRI) Capai Rp13,67 Triliun di Kuartal I-2025

Berbeda, Shanghai Composite turun 0,19 persen, Hang Seng Hong Kong melemah 0,70 persen, dan KOSPI Korea Selatan tergelincir 0,52 persen.

Melansir MT Newswires, Rabu (30/4), Presiden AS Donald Trump menandatangani perintah eksekutif untuk meringankan dampak tarif otomotif yang diberlakukannya, antara lain dengan mencegah pengenaan beban tarif kumulatif pada kendaraan buatan luar negeri dan menurunkan tarif komponen impor yang digunakan dalam produksi mobil di AS.

Baca Juga:

Harga Emas Antam (ANTM) Hari Ini Turun Rp1.000, Termurah Rp1.032.500

Dalam sebuah acara memperingati 100 hari masa jabatannya, Trump membela kebijakan ekonomi dan tarifnya, kembali melontarkan kritik terhadap Ketua The Fed Jerome Powell, serta menyatakan bahwa China layak dikenai tarif. Namun, ia juga menyebutkan bahwa kebijakan itu bisa dirancang agar tidak terlalu membebani konsumen AS.

Di sisi lain, data pemerintah terbaru menunjukkan bahwa indeks produksi industri Jepang turun 0,3 persen secara tahunan, sementara penjualan ritel naik 3,1 persen pada Maret dibandingkan tahun sebelumnya.

Wall Street Lanjutkan Reli

Di Wall Street AS, indeks Dow Jones Industrial Average dan S&P 500 memperpanjang reli menjadi enam hari berturut-turut, seiring dimulainya musim laporan keuangan dan perhatian pasar yang tetap tertuju pada perkembangan kebijakan perdagangan.

Dow Jones ditutup naik 0,8 persen ke level 40.527,6, sementara S&P 500 menguat 0,6 persen ke 5.560,8. Indeks Nasdaq Composite juga naik 0,6 persen ke 17.461,3.

Menurut Bloomberg News dan The Wall Street Journal, Presiden Trump meneken perintah eksekutif yang membebaskan mobil dari berbagai tarif, termasuk tarif aluminium dan baja, serta bea yang dikenakan terhadap Kanada dan Meksiko. Gedung Putih sebelumnya mengonfirmasi bahwa kelonggaran untuk sektor otomotif sedang disiapkan.

Trump juga mengatakan bahwa pembicaraan perdagangan dengan India berjalan sangat baik, seperti dikutip CNBC International.

Imbal hasil obligasi pemerintah AS turun, dengan yield obligasi tenor 10 tahun merosot 4,5 basis poin menjadi 4,17 persen, dan yield tenor 2 tahun turun 2,7 basis poin ke 3,66 persen.

Di sisi data ekonomi, kepercayaan konsumen AS pada April turun lebih besar dari perkiraan pelaku pasar, memperpanjang tren penurunan selama lima bulan berturut-turut. Indeks ekspektasi bahkan merosot ke titik terendah dalam 13 tahun karena kekhawatiran terkait tarif, menurut laporan Conference Board.

"Harapan terhadap prospek pendapatan di masa depan berubah negatif untuk pertama kalinya dalam lima tahun. Ini menunjukkan bahwa kekhawatiran ekonomi kini telah menjalar hingga ke tingkat kekhawatiran pribadi konsumen," ujar ekonom senior indikator global di Conference Board, Stephanie Guichard.

Data pemerintah juga menunjukkan, lowongan kerja dan angka pemutusan hubungan kerja di AS menurun pada Maret, menjelang laporan ketenagakerjaan penting yang akan dirilis akhir pekan ini.

Data resmi diperkirakan menunjukkan bahwa ekonomi AS menambah 129.000 pekerjaan nonpertanian pada April, turun dari peningkatan sebesar 228.000 pada bulan sebelumnya, menurut jajak pendapat Bloomberg. (Aldo Fernando)