Diversifikasi, TAPG Tertarik Kembangkan Komoditas Kelapa

IDXChannel - PT Triputra Agro Persada Tbk (TAPG) tertarik mengembangkan komoditas kelapa seiring dengan tingginya permintaan terhadap tanaman tropis tersebut di pasar ekspor. Langkah ini juga sekaligus sebagai stratagi untuk diversifikasi di luar bisnis kelapa sawit.

Presiden Direktur TAPG, Tjandra Karya Hermanto mengatakan, perseroan saat ini tengah mencari peluang bisnis dengan menjelajahi komoditas lain di luar sawit.

"Kami sedang menjelajahi komoditas lain yang memiliki potensi nilai tambah untuk Indonesia. Contohnya kelapa," katanya dalam Public Expose dikutip Rabu (30/4/2025).

Corporate Secretary TAPG, Joni Tjeng menambahkan, rencana pengembangan komoditas kelapa sudah masuk dalam rencana strategis perseroan.

"Plan (rencana) kita untuk melakukan diversifikasi ada dan sangat dekat saat ini adalah komoditas kelapa, karena identik dengan kelapa sawit," kata Joni.

Secara umum, kelapa dan kelapa sawit memang satu taksonomi. Di samping hidup di iklim tropis, tanaman ini memiliki penanaman dan perawatan yang hampir sama meskipun tetap terdapat perbedaan dari sisi jarak tanam atau masa panen.

Joni mengatakan, kelapa dan kelapa sawit identik sehingga dapat dikembangkan sebagai diversifikasi. "Dan kita memiliki ahli agronomi di bidang ini," kata dia.

Saat ini, TAPG mengembangkan perkebunan kelapa sawit dan karet. Sawit menyumbang utama pendapatan TAPG di mana pada kuartal I-2025, kontribusinya mencapai 99,7 persen dari total pendapatan yang mencapai Rp2,6 triliun. Sisanya 0,03 persen berasal dari bisnis karet.

Kendati demikian, bisnis sawit akan tetap menjadi fokus utama TAPG. Pada 2025, perseroan berencana membangun pabrik kelapa sawit di Kalimantan Timur di samping terus meremajakan pohon sawit dengan target 1.000 hektare (ha) per tahun.

Tahun ini, TAPG mengalokasikan belanja modal sebesar Rp940 miliar. Sekitar 65 persen akan digunakan untuk membangun pabrik dan infrastruktur lainnya, 19 persen untuk tanaman, 15 persen untuk kendaraan dan alat berat, dan 1 persen sisanya untuk lain-lain.

(Rahmat Fiansyah)