Pasardana.id - Riset harian FAC Sekuritas menyebutkan, pada perdagangan kemarin (05/05), IHSG ditutup menguat +16,22 poin (+0,24%) ke level 6.831,95.
Penguatan IHSG sudah berlangsung selama enam hari berturut-turut dengan total penguatan sebesar +3,26%, didukung oleh penguatan nilai tukar rupiah, rencana buyback saham dan banyaknya perusahaan yang membagikan dividen, sehingga mendapat respons positif dari investor.
Dari internal, BPS mencatat bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya mencapai +4,87% YoY pada 1Q25 (vs. 1Q24: +5,11% YoY, 4Q24: +5,02% YoY), di bawah ekspektasi konsensus yang memperkirakan +4,91% YoY sekaligus menandai pertumbuhan ekonomi yang terlemah sejak 3Q21.
Dari eksternal, investor berfokus ke pertemuan kebijakan Federal Reserve AS, dimana diproyeksikan bahwa probabilitas penurunan suku bunga AS mencapai 37% di bulan Juni, turun tajam dari 64% di bulan sebelumnya.
Sementara itu, Wall Street tadi malam ditutup melemah seperti DJIA (-0,24%), S&P 500 (-0,63%), & Nasdaq (-0,74%).
Pasar bereaksi terhadap Presiden Trump yang mengancam tarif baru, termasuk pungutan 100% pada film asing, tetapi sentimen membaik menyusul data layanan ISM yang lebih kuat dari yang diharapkan.
Namun, ketidakpastian tetap ada setelah Trump mengatakan dia tidak punya rencana untuk berbicara dengan Presiden China Xi, membuat investor tetap berhati-hati.
Sektor energi memimpin penurunan, diikuti oleh konsumen diskresioner dan teknologi.
Di antara saham, Netflix dan Paramount masing-masing turun lebih dari -1,5%, Berkshire Hathaway turun -5% karena berita Warren Buffett akan mengundurkan diri pada tahun 2026.
“Pada perdagangan hari ini, IHSG diperkirakan cukup rawan terjadi profit taking pasca penguatan yang cukup signifikan dalam beberapa pekan sebelumnya. Investor hari ini akan mencermati rilis data Laporan Survei Harga Properti Residensial Indonesia (Q1-2025),” sebut analis FAC Sekuritas dalam riset Selasa (06/5).
Tải thất bại ()